14 Empatbelas

Laki-laki itu memasuki cafe yang sudah beberapa tahun terakhir tak pernah ia datangi, ia membuka pelan dan masuk ke cafe dan di sambut hangat oleh pelayan cafe tersebut.

Ia tersenyum manis memperlihatkan lesung di pipi kanan nya, lalu duduk di kursi yang telah di tunjuk oleh pelayan sebagai kursi yang kosong, karena beberapa kursi memang sudah penuh.

Hari itu hari minggu, wajar saja banyak orang yang libur sekolah atau bekerja dan kini sedang menikmati makanan dan ada yang asik mengobral bersama teman-teman nya, tetapi dengan selalu memenuhi protokol kesehatan.

Laki-laki tersebut pun duduk dan melihat sekeliling, bangunan ini tetap sama bahkan interior nya tak berubah, hanya saja meja dan kursi ada sedikit perubahan. Itu yang membuat nya agak sedikit bingung ketika memasuki cafe ini.

Pelayan pun memberikan menu dan mulai mempersiapkan buku dan pulpen yang selalu ia bawa dan di kalung kan pada leher nya. Ia mulai menulis apa yang laki-laki tersebut ucapkan, dan memohon izin untuk menunggu nya beberapa waktu karena akan memasak pesanan tersebut.

"Cafe ini masih ada, aku harap hati kamu juga masih ada buat aku" ucap laki-laki itu lirih.

***

"Ahh ga cocok nja, ganti yang lain" Komentar Aira dengan menggeleng kan kepala tanda ia tak setuju.

Senja menghela nafas berat, ini sudah baju ke sekian kali nya namun Aira tetap bilang tidak.

Ia berlalu mengganti Celana dan baju yang pas untuk ia pakai. Ini baju terakhir, jika Aira bilang gak cocok lagi Senja bersumpah tidak akan pergi malam ini. Lalu ia keluar kamar ganti untuk memperlihatkan baju yang ia pakai.

"Ini gimana?" tanya Senja. Aira yang melihat nya pun tersontak kaget, begitu Anggun senja memakai baju tersebut dan seperti bukan Senja yang selama ini ia kenal. Aira bangkit dan membolak-balikan badan Senja sambil tertawa kecil.

"Wah cakep asli sih ini, lu mau jalan sama siapa sih? tumben segala minta gue buat menilai baju lu, biasanya kan lu benci banget di koreksi baju nya" ucap Aira yang sudah duduk di meja kerja milik Senja.

"Emm... Anu... " Senja kikuk.

Aira yang langsung Connect pun tersenyum lebar, ia sudah mengetahui dalam hati pasti yang mengajak Senja keluar malam ini adalah Aksara. Pantas saja sahabat nya tersebut terlihat kaku dan salah tingkah, karena ini adalah kencan pertama mereka bisa di bilang masa PDKT pertama kali.

"Gue bilang juga apa kan.. " Ucap Aira sambil melempar senyum kepada Senja.

"Apaan sih lu, gue cuma iseng aja nerima ajakan dia, lagian kasian juga kan dia lagi banyak masalah" Senja beralasan.

"Ahh bohong, gue tau lu gimana anak nya" ucap Aira masih tidak percaya. Senja pun tak menggubris omongan Aira dan sibuk mempersiapkan mental jika nanti akan bertemu dengan Aksara, entah mengapa jantung berdegup kencang.

Ia merasakan ini beberapa tahun yang lalu ketika ia masih bersama dengan Noval, namun hubungan itu tak berlanjut baik, dan mereka berpisah dengan alasan yang masing-masing di simpan.

Mereka berpisah tanpa kata dan pamit, diam-diam meninggalkan adalah hal yang paling menyakitkan dalam suatu hubungan.

Sejenak Senja mengingat bagaimana dulu ia bertemu dengan Noval di suatu taman ketika sore hari, bagaimana cara Noval melihat dan berbicara dengan diri nya, senyuman nya yang teduh membuat nya luluh meskipun sedang di rundung amarah.

"Woiii ngelamun aja kesambet nanti" teriak Aira di telinga Senja membuat nya begitu terkejut. Lalu ia melempar Aira dengan guling yang ada di samping nya, bukan kesakitan, Aira malah tertawa puas.

***

Mas Ardi kini sibuk membereskan buku yang baru saja datang, sesekali ia memikirkan kelangsungan acara Akad nikahnya yang akan di laksanakan beberapa bulan ke depan, namun sampai saat ini ia belum menemukan pengganti untuk bekerja disini.

Ia menata perlahan buku-buku tersebut, sesekali membaca judul nya tertera membuat nya mengingat Senja yang suka sekali dengan buku berbau Aksara seperti ini.

Ia mengingat kembali hari ini hari minggu, namun ia belum bertemu dengan Senja, biasanya Senja sudah ada di Toko sejak pagi dan akan pulang siang hari.

Pintu Toko terbuka, terlihat laki-laki seusinya masuk dan ia tak asing dengan wajah itu.

"Noval" Batin nya, ia mengamati lagi dan benar ia adalah Noval sahabat lama nya yang sudah hilang kontak beberapa bulan yang lalu.

Mas Ardi pun meninggalkan tugas nya dan menghampiri Noval yang masih berdiri di dekat pintu. Ia sedikit mempercepat langkah nya.

"Bro... " panggilnya membuat Noval sedikit menyipitkan mata nya.

"Eh, mas..lu disini?" tanya Noval girang, sudah lama sekali memang mereka tidak bertemu dan tak pernah tahu bagaimana kabar masing-masing.

"Kok lu bisa disini, iya gue kerja disini" ucap Mas Ardi senang.

"Wah gila dunia sempit banget gak salah gue ke Jakarta lagi ternyata lu masih disini" ungkap Noval.

Mereka lalu mengobrol sebentar di meja yang khusus di tujukan untuk para customer yang ingin membuat buku atau sekedar beristirahat setelah memilih buku.

"Selama ini lu kemana aja?" tanya Mas Ardi yang duduk berhadapan dengan Noval.

"Ada gue, cuma yaa gak di Jakarta lagi, gue kerja di luar kota" jawab Noval santai, ia melirik perlahan toko Buku tersebut, banyak yang sudah berubah dari design sampai penataan rak dan bangku sudah berubah.

"Konsep nya berubah yaa ini?" tanya Noval.

"Iyaa biar orang gak bosen, tapi tenang aja, orang nya gak berubah kok" jawab Mas Ardi seperti mengetahui apa yang Noval cari di Toko Buku nya.

Noval mengernyit kan alis tebal nya, dan menunjukan wajah yang bingung.

"Senja kan? lu kesini mau cari Senja kan?" tanya Mas Ardi yang langsung membuat hati Noval menjawab Iya.

Noval hanya terdiam, lalu berfikir apakah Senja masih seperti yang ia kenal dulu, atau dia sudah memiliki cowok baru pengganti nya? Atau... Ahh fikiran nya berkecamuk memikirkan Gadis itu.

"Gue tau val, tau yang terjadi sama lu dan Senja" ungkap Mas Ardi.

Noval menghela nafas berat, ia hanya terdiam tanpa kata dan memahami makna kata yang di ucapkan oleh Mas Ardi, karena Mas Ardi adalah sahabat nya semenjak Noval di Jakarta.

"Dia udah punya cowok baru ya?" tanya Noval memberanikan diri, meskipun ia takut dengan jawaban "Iya, Senja sudah memiliki cowok baru".

" Belum, emm gue gak tau sih sebenernya, cuma kata Aira dia gak punya cowok, semenjak gak sama lu, dia berubah kek gak mau kenal cowok lagi, trauma mungkin, atau belum bisa ikhlasin lu" jawab Mas Ardi.

Degg... Lagi-lagi jantung nya berdegub kencang, ada rasa malu dan senang di dalam hati nya kini, jika memang Senja belum memiliki pasangan berarti ada kesempatan Noval untuk memulai kisah nya kembali bersama Senja.

Namun, jika Senja belum memiliki pasangan karena trauma dengan hubungan nya dulu dengan nya, berarti karena Noval lah Senja memiliki rasa takut yang dalam.

Pintu Toko tiba-tiba terbuka, ada seseorang yang memasuki Toko tersebut.

"Ehh.... "

avataravatar
Next chapter