12 Duabelas

Aira kini sibuk memainkan Ponsel, suasana cafe sedang sepi ada beberapa pelanggan yang sibuk makan dan mengobrol dan teman-temannya pun sedang duduk bersantai.

Ia Meng-scroll akun sosial media yang ia gunakan kini, terlihat postingan Mas Ardi yang meng-upload foto-foto kebersamaan nya dengan calon istri yang akan ia nikahi beberapa minggu lagi. Deg.. hatinya terasa nyeri, padahal ia merasa bahwa ini akan mudah bahkan ia sudah melihat posting-an lain beberapa hari yang lalu setiap hari nya.

Ia sedikit mengingat, bagaimana dulu Mas Ardi mendekati nya dan membuat nya jatuh hati secara perlahan. Sedih memang jika harus kehilangan seseorang yang sudah berarti di dalam hidup bahkan hati nya.

Namun, hidup ini akan kurang nikmat jika tak diiringi oleh segelintir masalah, bukan kah makanan juga tak enak jika terlalu manis? kadang kita juga butuh garam agar semua itu terasa nikmat dan seimbang.

Ia menghela nafas pelan, jika ia bisa meminta, ia tak ingin di pertemukan oleh Mas Ardi, ia tak ingin ikut Senja ke tokoh buku hari itu, tak ingin memberi nomor ponsel nya kepada Ardi dan tak ingin terlalu peduli hingga timbul rasa sayang yang amat dalam.

Terdengar pintu cafe di dorong dan sontak Aira melirik ke Arah suara tersebut, itu Senja dan Aksara, mereka berdua dengan akrab berjalan berdua layak nya sepasang kekasih. Aira tersenyum lalu menyapa mereka.

"Wahhhh, ekhemmm. Bentar deh ini ada maksut apa ya pak bu?" sambut Aira penuh ceria.

"Apa sih lu, sama pelanggan masa kaya gitu" protes Senja.

"Oohh maaf Bu, silahkan duduk di kursi yang kami sediakan sebelah sana" ucap Aira dengan menunjuk Kursi kosong di dekat jendela sebagai spot favorit Senja.

Aksara dan Senja hanya tertawa kecil dan Aira pun mengambil Daftar menu yang akan ia berikan kepada Senja dan Aksara lalu menghampiri mereka yang sudah terlebih dahulu duduk.

"Mari pak bu, silahkan dilihat menu kami hari ini" ucap Aira masih seperti seseorang yang sedang Benar-benar melayani pelanggan yang belum ia kenal sebelum nya.

"Lu gitu terus gue tabok ya" omel Senja.

Dan Aira hanya tertawa kecil.

"Udah gak usah lama-lama baca, gue tau pasti lu pesen Roti bakar sama es Susu kan?" tebak Aira memang benar adanya.

"Gitu lu tau kenapa lu kasih gue kek ginian coba" oceh nya.

"Yeuhhh apa sih gue kan mau ngasih ke Aksara, hehe ini Aksara menu nya" Ucap Aira dengan Manis menberikan daftar menu kepada Aksara.

Aksara pun menerima dan memilih untuk memesan Nasi goreng dan Jus Strawberry. Aira pun menulis pesanan mereka dan meninggalkan mereka berdua.

"Jus Strawberry satu, es susu satu, Nasi goreng satu sama roti bakar satu, meja nomer 4 ya" ucap Aira dengan rekan kerja bagian memasak.

Kini tinggal mereka berdua duduk berhadapan dan saling memandang satu sama lain. Tak ada obrolan suasana hening. Terlihat Senja kikuk, namun dengan cepat ia segera mengontrol hati dan fikiran nya berusaha mengendalikan diri agar tak kalut dalam suasana.

"Lu ada apa ngajakin gue makan?" ucapnya memecah keheningan.

"emm, anuu.. " ucap Aksara gugup. Ia sedikit ragu untuk bercerita perihal masalah yang ia hadapi meksipun tau, Senja akan selalu memberikan solusi bahkan memberi saran dan mendengar isi hati nya.

"Apa?? jangan basa basi gue gak suka" tukas Senja yang sedari tadi melihat Gerak-gerik Aksara. "Lu mau cerita? apa lagi ada masalah? sambung nya.

" Jadi gini... "

"Permisi pesanan datang" Kedatangan Aira mengejutkan kedua manusia yang sedang saling berpandangan tersebut.

Senja yang mengetahui hal itu pun menghela nafas panjang dan menyandarkan punggung nya ke kursi, begitu pun dengan Aksara yang melirik Aira dengan tatapan kosong.

"Hehe, waktu nya gak tepat ya? lagi curhat ya? hehe" Aira hanya cengegesan dan menata makanan yang di pesan, lalu berlari kecil menuju dapur untuk mencari Aman. Sebelum kedua manusia itu melahap nya dengan tatapan lapar.

"Mau makan dulu atau??" Tanya Senja.

"Makan dulu deh biar tenang, gak tegang" Ucap Aksara yang sudah terlebih dahulu meminum jus yang sudah di pesan, namun beberapa saat ia terbatuk-batuk dan menunjukan ekspresi lucu.

Senja pun tertawa, bagaimana tidak? wajah Aksara kini merah padam seperti orang yang merasakan keasam-an yang amat sangat. Aira menghampiri mereka dan membawa sesuatu.

"Sorry, gula nya ketinggalan" Ungkapnya menahan malu dan di iringi suara tertawa Senja yang menggelegar.

"Anjirrr sakit perut gue ini, kocak lupa gula" ungkapnya dengan memegangi perut, sedangkan Aksara mengelap mulut dan melihat Aira mengaduk jus nya yang sudah di campur gula.

Aksara lalu mencicipi kembali jus tersebut, dan merasa itu sudah cukup baik, dan Aira kembali ke dapur untuk melakukan tugas nya.

"Puas ngetawain?" ucap Aksara.

Senja hanya menahan tawa dengan menutupi mulut nya dengan kedua tangan.

"Lagian cafe gede masa gak ada gula nya" ocehan Aksara kesal, baru kali ini Senja melihat ekspresi laki-laki tersebut ketika kesal, selama ini ia mengenal Aksara sebagai laki-laki yang murah senyum dan ramah.

"Enggak, udah cerita aja" Jawab nya ringan dan menyudahi tawa nya dan kembali membenarkan posisi duduk seperti semula.

"Gue hari ini tuh.. "

"Sorry nja lu tadi pesen apa ya?" kedatangan Aira tiba-tiba dan berbisik pelan di telinga Senja pun membuat nya terkejut.

"AIRA!!!" Bentak Senja Aksara bersamaan.

**

Terlihat makanan mereka sudah habis, bahkan sendok dan garpu sudah terbalik, tanda mereka sudah menghabiskan makanan nya dan pelayanan bisa membersihkan meja tersebut.

Senja membenarkan posisi duduknya kembali, ia telah mendengarkan segala keluh kesah Aksara dan apa yang ia alami. hari ini.

Batin nya tidak enak, karena sebelum nya Senja sudah mengetahui hal itu dari Aira beberapa waktu yang lalu dan Senja tak menyangka bahwa semua ini akan di ketahui oleh Aksara.

Ia bimbang, apakah harus ia bercerita tentang hal yang sebelum nya sudah ia ketahui, namun ia takut membuat Aksara salah faham dengan apa yang ia maksud sebelum nya.

Aksara melihat Senja yang hanya terdiam, dan mencoba menyadarkan nya dari lamunan. Aksara menggoyangkan perlahan tangan Senja dan seketika Senja menguasai diri.

"Kenapa? lu beban ya sama cerita gue baru aja" tanya nya merendah.

"Eh engga, gue.. gue cuma bingung aja gitu" elak nya dengan raut wajah gugup.

"Hah? apaan sih orang gue yang kena masalah kok lu yang bingung" ucap Aksara.

"Bb.. bukan gitu maksud gue Aksa" Senja menghela nafas berat.

"Ya terus yg lu maksud itu gimana?" tanya Aksara penuh selidik.

"Gue tau apa yang gak lu tau sebelum nya"

avataravatar
Next chapter