18 Delapan belas

Nadhira langsung tancap gas meninggalkan Aksara yang sudah mengetahui keberadaan nya. Dengan gugup ia lalu pergi meninggalkan halaman kost tersebut.

Aksara pun berdiri, ia meyakinkan dirinya bahwa itu Nadhira, ia berpikir berarti Nadhira telah membuntutinya dari warung hingga kesini.

"Nekat banget itu anak" batin Aksara.

"Kenapa? kamu liat apa?" tanya Senja yang penasaran.

"Oohh engga, itu tadi kek temen aku, tapi udah pergi sekarang mungkin aku salah liat" Aksara beralasan.

Senja hanya mengangguk paham lalu kembali berdiam diri.

***

"Oke gue sekarang tau tempat tinggal cewek itu" ucap Nadhira di dalam mobil.

Ia bersumpah akan membuat hidup Senja menderita karena merusak kebahagiaannya bersama Aksara, hingga kini ia tak menyadari kesalahan yang ia buat dan malah membenci keberadaan Senja di hidup Aksara.

Ia menambah kecepatan mobil dan membelah sepi nya malam menuju tempat teman-teman nya untuk Mabuk-mabukan.

Sedangkan Noval fokus menyetir dan melihat jalan yang telah ia lewati, rute yang diberikan Mas Ardi cukup jelas dan Noval mampu mengetahui dengan cepat.

Ia berharap itu memang benar kost an Senja dan ia bisa bertemu Senja malam ini juga, ia melirik jam ditangannya. Masih pukul 21:00 WIB mungkin area kost belum begitu sepi, masih sopan untuk bertamu dan mengobrol bersama gadis seperti Senja.

Sebentar lagi akan sampai, ia memperlambat laju mobilnya dan melihat ke arah Bangunan kost seperti ciri-ciri yang di tunjukan oleh Mas Ardi.

Pandangan nya tertuju pada Gadis yang sedang duduk dan mengobrol bersama laki-laki yang tak asing dimata nya, iya.. itu adalah Senja dan Aksara yang sedang duduk mengobrol di tengah ramainya taman dimalam itu.

Deg... jantungnya seperti berhenti berdetak. Ada rasa nyeri didada nya, ia mengamati wajah Senja dalam-dalam, masih sama seperti beberapa tahun yang lalu saat mereka masih bersama.

"Noval" ucap Senja lirih, ia melihat keberadaan Noval disana, karena kaca mobil sebelah kanan sengaja dibuka.

Noval menyadari tatapan mata Senja dan segera menutup kaca mobil dan segera meninggalkan kost tersebut.

"Kenapa Nja?" tanya Aksara yang ikut melihat ke arah mata yang Senja lihat, tak ada apapun disana.

"Ehmm engga, keknya tadi ada temen aku juga deh hehe" ucapnya beralasan, ia tak mau Aksara tau akan cerita Noval dengan dirinya, toh Senja sudah tak mau mengungkit kejadian di masalalunnya.

"Lah tadi temen aku sekarang temen kamu" ujar Aksara dengan terkekeh.

"Mereka janjian mungkin" ucap Senja turut terkekeh.

Dalam perjalanan, Noval terlihat sangat sedih dan putus asa, ia berpikir Senja kini sudah menemukan laki-laki pengganti dirinya, ia memukul setir mobil berkali-kali sambil berteriak.

Ia menyesali segala hal yang membuat Senja pergi, menyesali perilaku nya yang angkuh dan sibuk dengan urusannya dulu. Tanpa melihat Senja yang butuh hadirnya.

Yang ada di otaknya gini adalah memori-memori indah bersama Senja ketika masih bersama, momen dimana mereka menonton Bioskop, makan bersama, jogging bersama atau menghabiskan waktu mereka dengan penuh kebahagiaan.

Dan ia mengingat, bagaimana dulu ia mengucapkan kata perpisahan.

_FLASHBACK SCENE NOVAL DAN SENJA PUTUS_

Saat itu hari cerah, Senja dan Noval pun berjanjian akan bertemu di Cafe yang sudah menjadi langganan mereka berdua.

Senja pun bersiap diri karena sudah tak sabar akan bertemu dengan laki-laki yang begitu ia cintai. Begitu juga dengan Noval yang sudah bersiap menuju cafe, mereka berjanjian untuk bertemu di Cafe saja.

Senja terlebih dahulu sampai dan ia mencari meja kosong, dan ia melihat meja dekat jendela yang masih kosong, ia berpikir spot itu sangat pas untuk ia berduaan dengan Noval nantinya.

Ia pun duduk dan mengecek ponsel miliknya, belum ada notif pesan dari Noval. Dan Senja memasukan kembali ponsel tersebut ke dalam tasnya sambil menunggu kedatangan Noval.

Pelayan pun datang menghampiri Senja dan menawarkan menu makanan yang tersedia di Cafe tersebut.

"Mbak Senja kesini lagi, kok gak sama Mas Noval?" tanya pelayan cafe yang sudah sangat akrab kepada Senja dan Noval.

"Eh iyaa, ini aku lagi nunggu Noval kok, pesen kaya biasa aja yaa" ucap Senja dan Pelayan tersebut hanya mengangguk faham.

Beberapa saat kemudian terdengar pintu cafe terbuka, Noval pun masuk dan langsung menghampiri Senja yang keberadaan nya sudah di ketahui oleh Noval.

Noval pasti sudah menebak jika Senja pasti akan memilih meja dekat dengan Jendela. Ia pun duduk dan menyapa Senja seperti biasa.

"Macet ya di jalan?" tanya Senja dengan raut wajah yang sumringah melihat kedatangan Noval.

"Iya" jawabnya singkat.

"Aku udah pesen makanan buat kita, kek biasanya kan?" tutur Senja dengan mengelus perlahan tangan Noval yang berada diatas meja.

Noval pun menarik tangannya tak ingin di pegang oleh Senja, dan raut Wajah Senja berubah kini.

"Ngapain pesen, aku cuma mau ngomong abis itu pulang" ucap Noval.

"Loh, kk.. kenapa?" tanya Senja heran.

"Aku cuma mau ngomong sesuatu aja" ucap Noval yang sudah siap dengan kata-katanya.

Perasaan Senja tak enak, terlebih lagi dengan sikap Noval yang aneh.

"Aku mau kita udahan" ucap Noval.

Degg... Dadanya terasa begitu sakit kini, nafasnya bergemuruh tak menyangka jika Noval akan mengucapkan kata-kata itu.

"Aa.. apa sih salah aku?" ucap Senja terisak.

"Aku kurang apa, kurang gimana sama kamu?" tangisnya tak terbendung.

Senja mengingat sikap-sikap Noval yang seperti tak menganggap dirinya ada, sikap nya yang dingin dan tak memperhatikan Senja. Padahal selama ini Senja selalu sabar dan mengalah dengan Ego Noval yang begitu tinggi.

"Aku gak bisa bareng terus sama kamu, aku mau sukses" ucap Noval menjelaskan.

"Oohh.. Jadi selama ini aku menghalangi kesuksesan kamu? oke lah. Makasih yaa makasih buat surprise nya, semoga nanti saat kamu sadar ada aku orang yang sayang nya tulus sama kamu, rasa itu gak di irinsama rasa penyesalan yang hadir di hidup kamu!" Tutur Senja yang pipinya sudah deras dengan air mata yang bercucuran, dan berlalu pergi meninggalkan Noval yang hanya berdiam diri.

***

Air mata Noval tiba-tiba mengalir kini, ia kini tahu dan sadar akan cinta dan kehadiran Senja yang begitu berarti dihidupnya, rasa itu di iringi dengan rasa penyesalan seperti apa yang di ucapkan oleh Senja dulu.

Ia kembali mempukul-pukul setir mobil miliknya, ia menambah laju kendaraan tanpa menghiraukan keadaan jalan yang begitu ramai, ia menyalip semua kendaraan yang ada dihadapan nya. Beberapa mobil pun membunyikan klakson untuk memperingati Noval agar melajukan kendaraan dengan perlahan.

Tiba-tiba ada cahaya terang dari depan mobilnya diiringi sorakan dari pengemudi lain yang menyuruh Noval untuk minggir, namun Noval sudah gugup dan kehilangan keseimbangan menyetir.

Lalu...

avataravatar
Next chapter