webnovel

Rutinitas awal

waktu menunjukkan pukul 04.50. Moment ini adalah rutinitas biasanya disudut ruangan rumah dianda.

Dinda kamu sudah bangun nak? " panggil ibu

sudah bu. " jawab Dinda sambil jalan menuju pintu membukakan pintu.

yasudah setelah beres rapih-rapih langsung ya keruang makan. " perintah ibu

siap ibu bos." jawab Dinda sambil memberi hormat

Dinda menyiapkan semua buku yang harus dibawanya ke kampus dan kembali lagi dicek satu persatu agar tidak ada yang tertinggal. tidak sengaja Dinda melamun sebentar dan arah matanya terpampang di depan tulisan jadwal tugasnya

haaa. ternyata hari ini ada tugas anfisman yang ketinggalan belum aku selesaikan."Ucap Dinda

dengan terburu-buru Dinda menyelesaikan tugas itu dengan tulis tangan serta berusaha memahami tiap kata per kata perintah dari tugas tersebut.

Akhirnya selesai juga tugasnya." gumamnya dalam hati sambil menarik nafas panjang.

melihat kearah jam dindingnya menunjukkan pukul 5.30. Dinda langsung jalan keluar dari kamar menghampiri ibunya yang sejak tadi menunggunya dimeja makan.

ibu maaf aku lama. tadi ada tugas yang belum aku selesaikan." ucap Dinda

iya gapapa na. lain kali jangan terlalu diforsir sama bisnis mendiang ayah, fokuslah pada kuliah kamu. jurusan kamu itu berat. ibu ga tega liat kamu tiap hari berkutat dengan kegiatanmu yang sangat padat." ucap ibu

santai aja Bu. Dinda bisa menghandel semuanya. yang penting ibu sehat terus. jangan banyak pikiran, jangan bersedih terus Bu. ayah pasti disana bahagia melihat kita ber dua." ucap Dinda

di ruang makan itu Dinda dan ibu saling bertukar pikiran. saling menguatkan. dan kadang kala tempat ini adalah Moment yang paling berharga saat ayah masih ada di sisi kita.

Dinda ayo lanjutkan makannya. nanti kamu terlambat. " ucap ibu

iya Bu. Dinda bawa aja ya rotinya sudah jam segini. ada ujian Soca bu. Dinda tinggal dulu ya Bu. assalamualaikum." ucap Dinda sambil menyalami ibunya

...

Jarak dari kampus Dinda tidak begitu jauh dari rumahnya sekitar 25 menit. Dinda berangkat menggunakan kendaraan bermesin roda dua hadiah dari ayahnya sewaktu Dinda ulang tahun diusia ke 15. meskipun Dinda bisa dibilang orang yang sangat mampu dalam segala hal. tapi dari kecil Dinda di didik menjadi pribadi yang sederhana . kalau dia mau seperti teman-temannya yang lain berangkat dengan menggunakan Lamborgini mobil yang harganya diatas rata-rata bisa saja. digarasinya banyak terdapat tipe dan modelnya. tapi yang ia gunakan kendaraan bermesin roda dua itu.

Sesampainya Dinda dikampus memarkirkan kendaraan kesayangannya tersebut. Datang laki-laki menghampirinya yang bernama boy..

Good morning, Dinda, we go to class together. "ucap boy

Morning. Okay. have you studied?"tanya Dinda

study for what? is there a quiz?" tanya boy

no. just test you, sahabatku haha." ucap Dinda sambil tertawa melihat sahabatnya itu panik

kamu ya bisa aja buat jantung aku copot." ucap boy

boy dan Dinda sama-sama dilahirkan dari pasangan berdarah Indonesia. hanya tempat lahir mereka berdua di Sydney. jadi bisa juga berbicara bahasa Indonesia.

Mereka berdua jalan beiriringan, teman-temannya menganggap bahwa mereka adalah pasangan. tapi itu semua hanya gosip belaka. mereka bersahabat dari sejak lahir bahkan rumah mereka pun sebelahan hanya dibatasi dengan tembok yang tidak terlalu tinggi.

Sesampainya dikelas Dinda dan boy terpisah tempat duduk karena disesuaikan dengan absen. hari ini ujian Soca dimulai dengan prof Anthon. ujian Soca itu sama seperti ujian lisan biasanya seputar study kasus tentang anfisman (anatomi, fisiologi manusia) bagian tubuh serta penunjang lain yang mendukung terjadinya gerak.

morning todays soca students begin in the order of names and one participant was given 30 minutes. ready?"ucap prof Anthon

ready prof. " ucap seisi kelas

Dinda. please stand up. " ucap prof Anthon

okay prof. ready. "ucap Dinda

mention and explain about the members of the cranium and their uses. " tanya prof

The head bones form a brain frame that encloses and protects the brain, eyes and ears. Some names on it are os frontale, os parientale (two), os temporale (two), os occipitale, Os sphenoid and os etmoidale are the basic parts of the brain frame and the orbit (socket) of the eye. " jawab Dinda

30 menit telah berlalu.. Dinda kembali duduk di bangkunya.

kring.. kring bel kampus berbunyi menandakan jam kuliah telah berakhir.

Dinda. tadi gimana Soca nya lancar?" tanya boy

Alhamdulillah. kamu gimana boy?" tanya dinda

yah gitu. Ada sedikit kendala ada bagian yang tidak bisa aku jawab." ucap boy

kenapa bisa seperti itu? kamu malem pasti turnamen game lagi ya? belajar boy. mumpung kita masih semester 2 buat bagusin nilai." ucap Dinda

siap Boskuh wkwk. makasih nasihatnya. Din makan yuk udah bunyi nih perut aku."ucap boy

okey ayoo. kamu mau makan apa? makan dimsum aja yuk itu loh kaya nya baru diseberang kampus udah gitu ramai. kayanya enak" jawab Dinda

ayo din. "ucap boy sambil menggandeng tangannya Dinda.

Pria sekitar usia remaja datang menghampiri kami berdua dengan menggunakan pakaian putih- hijau. dan membawa menu

Siang. kalian mau pesan dimsum rasa apa?."tanya pelayan

mas bisa bahasa Indonesia? aku pesan 2 dimsum udang, 2 dimsum ayam dan 4 dimsum kepiting. ukurannya yang sedang ya. Dua porsi ya sama minumnya jus alpukat " ucap Dinda

siap ka. iya saya asli Sunda ka. ini usaha milik paman saya. diambilkan dulu ya pesanan Kaka."ucap pelayan

Din. kamu laper apa rakus sih? itu pesenan banyak banget mana ukurannya yang sedang." ledek boy

Biarin aja buat nutrisi aku. tar ada quiz biologi molekuler kamu udah belajar belum?" tanya Dinda

belum. males ah aku. nyontek aja ya sama kamu. kamu kan pinter." ucap boy

yeeh enak aja ."jawab dinda sambil Jambak rambutnya boy

Woi sakit. yang bener aja dong sayang kamu hoby baget nyiksa aku." ucap boy sambil nyuri kesempatan mencium pipi Dinda

boy. kamu apa-apaan sih malu banyak orang. rese ya kelakuannya bikin sebel aja. aku ga jadi deh ngajarin kamu. baca aja tuh sendiri bukunya." ucap Dinda

jangan gitu dong. Din maaf yaa aa.. aa. aku sebenernya ada yang mau diomongin sama kamu Din." ucap boy

ngomong apa sih boy?" ngomong aja disini

belum sempat berbicara pelayan dimsum datang membawa pesanan untuk mereka.

permisi. ini pesanannya. silahkan " ucap pelayan

makasih mas." ucap dinda

Dengan lahap Dinda menghabiskan makanannya. dan dipertengahan boy ngajaknya bicara.

Din aku mau ngomong sesuatu ini penting banget. kita sudah lama bersama, apa kamu mau kalau aku lamar untuk tunangan?" tanya boy

ha? tunangan. " jawab Dinda sambil uhuk(batuk) tersedak dimsum

Din minum dulu nih air mineral." ucap boy

boy? kamu ga demam kan?" tanya Dinda sambil memegang dahi dan lehernya. sehat ngga panas kenapa tiba-tiba ngaco gitu ya omongannya?

yaampun Din. baru kaya gitu sampai tersedak. aku bercanda Din." ucap boy untuk mencairkan suasana yang sempat membeku.

Next chapter