2 bagian satu

Namaku Senja Winara, aku terlahir dari keluarga cukup sederhana, kesederhanaan membuatku merasa lebih bersyukur. Aku remaja 18 tahun yang sangat menyukai dunia menulis, penikmat kopi dan sunset dan satu lagi, aku suka hujan.Disaat semesta tidak baik-baik saja, danau lah menjadi tempat ternyaman ku. Meski usiaku 18 tahun, kegemaran ku tidak terenggut begitu saja oleh usia.

"Winara.. Winara... "  Teriak ibu mengahampiriku dipohon yang besar dekat danau.

"Ada apa buk, kok teriak-teriak? " Tanyaku yang tidak melihat ibuku sama sekali.

Winara yang masih sibuk menulis di buku pemberian ayahnya.

"Itu nak Hendra mau pamit."  Ujar ibu seraya menunjuk ke arah Hendra.

"Hendra buk? Memangnya dia mau kemana? "  Winara yang shock mendengar perkataan ibunya menjatuhkan spontan menjatuhkan buku miliknya.

"Loh masak kamu nggak tau toh nduk? Nak Hendra mau ke Jakarta hari ini."

Winara yang mendengar perkataan ibunya spontan lari tergopoh-gopoh seraya mengambil buku miliknya.

Winara yang melihat punggung Hendra spontan di peluknya.

"Kok kamu gak bilang sih kalo mau ke Jakarta?"

"Kan waktu itu aku pernah bilang ke kamu, kalo minggu depan aku disuruh om Wisnu ke Jakarta."

"Berapa hari kamu ke Jakarta ndra? "

"Cuma satu bulan kok ra."

"Itu lama Banget ndra, kamu ngapain aja disana? "

"Kamu kan tau aku udah nggak punya siapa-siapa."

"Kamu kerja disana? Kenapa nggak nyari kerja disini aja sih ndra?, gimana kalo kamu disana ngeliatin cewe-cewe yang body goals."  Cerca Winara

"Senja Winaraaaa... Aku disana kerja bukan liatin cewe-cewe. Kalo mau liatin cewe-cewe ngapain jauh-jauh ke Jakarta. Disini juga banyak kali cewe-cewe nya."  Goda Winara yang cemberut

"Ih kamu kok malah ngomong gitu sih ndra." Ujar Winara seraya mencubit lengan Hendra.

"Boro-boro liat cewe ra, kan aku sibuk kerja."

"Janji ya, kamu nggak bakal ninggalin aku? " Winara menautkan jari kelingking nya.

"Aku janji nggak bakal ninggalin kamu, aku berangkat dulu ya."

"Buk saya berangkat dulu ya, saya titip Winara." Ujarnya seraya mencium telapak tangan ibu Rena

"Kamu dan ibuk hati-hati dirumah ya, jaga kesehatan."

"Iya nak Hendra, nak Hendra juga jaga kesehatan. Semoga selamat sampai tujuan."

"Baik bu, assalamu'alaikum ra, buk."

"Waalaikumussalam" Jawab serentak

Dilihatnya punggung Hendra sampai hilang, Winara yang tak menyangka akan LDR, meski hanya satu bukan. Itu berat baginya, mereka hampir 3 tahun menjalin hubungan bersama-sama, jarak dekat, dan sering bertemu.

Meskipun cuma 1 bulan Hendra di Jakarta, namun Di Jakarta lah tempat Hendra bekerja.

"Udah jangan sedih gitu, kan cuma 1 bulan."

"Tapi buk, Hendra bakal kerja di Jakarta."

"Kan masih bisa col video kan ra."

Winara yang bersedih berganti tertawa mendengar ibunya.

"Video call buk, kenapa dibalik balik sih. "  Tawa Winara menggelegar ditelinga ibunya

Dari dulu ibunya lah yang selalu menghibur Winara dikala hatinya sedang sedih.

"Ayo masuk, ibuk udah buatin makanan kesukaan kamu loh."

Winara yang melihat seisi meja penuh dengan makanan kesukaannya terkejut bukan main.

"Kenapa ibuk masak sebanyak ini? "

"Apasih yang nggak buat nona Winara."

"Makasih ibukuuu tercintaaa." Winara yang terharu memeluk ibunya

Winara mempunyai dua kakak, kakak pertama Winara adalah Elmaryn. Elmaryn berkepala dua yang masih ulet bekerja untuk kebutuhan ibunya, namun ia sudah mempunyai rencana untuk menikah dengan teman kerjanya.

Kakak kedua Winara adalah Nelly. Nelly berusia 20 tahun yang memilih bekerja di pabrik sepatu milik tante nya. Winara dan Nelly sudah seperti dua sejoli yang membuat keramaian di rumah.

Hari ini hari keberuntungan untuk Nelly, ia dapat istirahat dirumah selama tiga hari.

"Taunya makan doang lu ra." Sahut Nelly dari belakang seraya memegang totebag warna pink miliknya."

"Nelly, pulng-pulang bukannya ucap salam dulu malah ngledekin adeknya."

Nelly meringis mendengar perkataan ibunya, langsung ia mengucapkan salam dan mencium telapak tangan ibunya.

"Hehe maaf buk. Assalamu'alaikum ibuku yang cantik."

"Iya nih kakak, nggak sopan banget tau disini ada ibuk juga." Ujarnya dengan melahap makanan kesukaan nya.

"Kalo ngomong makanannya dihabisin dulu de,liat tuh mulut penuh dengan makanan."

Semua diam.

"Lu makan nya kek gitu amat sih, gak pernah dikasi makan sama emak lu ye."

"Eittsss... Sini-sini ibuk gak denger kamu ngomong apa."

Winara yang melihat Nelly dijewer tertawa terbahak-bahak sambil menjulurkan lidahnya.

"Rasain tuh emang enak. Wleeee.. "

"Ampun buk, Nelly bercanda kok."

Rumah yang biasanya sunyi, kini terasa ramai oleh candaan mereka.

Haiiiii readers ku, sahabat menulisku. Author up cerita baru dan tentunya judulnya baru dong? 🥰

Kuy, ikutin jejak author selanjutnya yaaa... 😚🤗

avataravatar