webnovel

Nasi Goreng Telur untuk Anjing Hitam Besar

Translator: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Jeritan itu menggema disekitar telinganya, namun Bu Fang membiarkannya. Dia tetap meringkuk di kursi sambil menatap kosong. Dia sebenarnya sedang melihat panel sistem di dalam pikirannya.

Tujuan Sistem: Membantu tuanku untuk menjadi Dewa Masak yang berdiri di puncak rantai makanan di dunia fantasi.

Tuan rumah : Bu Fang

Tingkat Kultivasi Energi Murni: Tidak Ada (Sebagai Dewa Masak di dunia fantasi, kamu seharusnya perlu menggunakan energi murni ketika memasak. Kerja keraslah, anak muda.)

Bakat Memasak: Belum Terbuka

Kemampuan: Belum Terbuka

Peralatan: Belum Terbuka

Ranking Dewa Masak keseluruhan: Pemula (Jalanmu menuju Dewa Masak barulah dimulai. Ikuti instruksi dari sistem dan jadilah orang teratas di puncak rantai makanan dunia fantasi.)

-----

"Hei! Apakah Anda mendengarkan?! Apakah Anda adalah pemilik restoran ini?" Pria muda tampan itu berteriak marah sambil menatap Bu Fang.

Bu Fang dengan tenang menengok ke arah pria muda tampan, dengan malas dia bangun dan menguap.

"Harga–harga masakan di restoran saya seperti yang Anda lihat, Anda dapat pergi jika Anda tidak dapat menerimanya. Restoran saya selalu memperlakukan para pelanggan secara adil, kami tidak memaksa orang untuk membeli apa pun."

Pria muda dan tampan itu bingung dengan perilaku Bu Fang. Setelah menimbang–nimbang, wajahnya yang putih berubah merah dan matanya bersinar marah. Dia berpikir, "Inikah perilaku seorang pelaku bisnis?"

"Anda… Lihatlah harga–harga masakanmu! Beraninya Anda mengatakan bahwa Anda memperlakukan para pelanggan Anda secara adil, saya yakin Anda hanya mencari orang bodoh untuk ditipu! Kamu bajingan! Jangan beri saya alasan, saya, Xiao Xiaolong, sudah melihat watak aslimu!"

"Apakah saya terlihat seperti orang bodoh di hadapanmu?" balas Bu Fang, sedikit marah juga. Sebagai koki yang ambisius dengan mimpi–mimpi, dia benci jika ada orang yang menyebutnya bajingan.

"Saya mempunyai alasan–alasan tersendiri dalam menentukan harga masakan. Jika Anda tidak mau memesan, Anda dapat pergi. Saya tidak memaksa Anda untuk tinggal."

Bu Fang merasa tidak beruntung. Dia sudah menunggu dari pagi dan bukannya pelanggan yang datang, malah ada bencong yang menyusahkan. Dia berpikir, "Mengapa sangat sulit untuk menjalankan bisnis?"

Pria muda tampan tersebut malah menjadi semakin tidak sabaran. Dia menyilangkan tangannya dan dengan dingin menatap Bu Fang, "Hmph! Apakah Anda mencoba menghalau saya? Anda mungkin berpikir bahwa saya akan terpancing untuk memesan masakan, betul? Maka Anda telah berhasil menipu saya, Anda pikir saya seorang idiot!"

Bu Fang terdiam mendengar perkataan bencong tampan di hadapannya. Dia tanpa ekspresi berjalan menuju dapur untuk memulai latihan memasak hariannya.

"Ada yang salah!? Apakah Anda merasa bersalah? Anda tidak berkata apa pun ketika saya mengungkapkan niat jahat Anda! Saya beri tahu Anda, saya, Xiao Xiaolong, adalah orang pandai hebat yang membenci ketidakadilan. Saya paling benci bajingan seperti kamu." Pria muda tampan itu terus berdiri selagi melontarkan penghinaan–penghinaan. Namun, setelah menunggu beberapa waktu, tetap tidak ada jawaban dari Bu Fang.

"Saya akan memastikan setiap orang di kota kekaisaran mengetahui tentang keberadaan Anda! Saya akan pastikan restoranmu ditutup! Oh… Saya tidak perlu melakukan itu, setiap orang yang melihat harga–harga masakan di sini akan berpikir Anda adalah seorang idiot!"

Xiao Xiaolong merasa terganggu karena dia dibiarkan, lalu dia melanjutkan ancaman terhadap Bu Fang.

Sunyi sepi… Restoran kecil itu menjadi sangat sunyi, tapi tak lama kemudian wangi masakan berembus dari dapur.

Xiao Xiaolong berdiri selama beberapa saat, menatap harga–harga masakan di menu, akhirnya sudut mulutnya berkedut, dia menggelengkan kepalanya dan memutuskan untuk pergi.

satu porsi Oseng–oseng Sayur dijual seharga seratus keping emas, gila betul harganya!

Di Kekaisaran Angin Sejuk, uang terkecil adalah koin tembaga, koin perak lebih berharga dari koin tembaga, lalu koin emas paling berharga. Sekeping koin emas dapat menghidupi sebuah keluarga biasa di kekaisaran ini lebih dari cukup untuk sebulan lamanya. Seratus keping emas… Tidak mungkin orang biasa dapat membelinya!

Terlebih lagi, Nasi Goreng Telur memerlukan sebuah kristal! Apakah kristal itu? Kristal adalah hal terpenting bagi kultivator, sebuah kristal sama harganya dengan seribu keping emas!

Hanya orang gila yang menghargai makanan setinggi itu!

Xiao Xiaolong yang geram berbalik dan berjalan memasuki pintu masuk restoran. Tiba–tiba hidungnya sedikit mengernyit.

"Harum sekali!"

Bau harum tercium dari dapur dan menyelubungi sekitar hidung Xiao Xiaolong. Bau harum itu seperti telah berubah menjadi tangan–tangan nyata yang menyapu wajahnya seperti satu potong kain sutra. Sentuhannya seperti tangan kekasih, yang menyebabkan seluruh tubuhnya bergetar dalam kesenangan.

Akhirnya, Xiao Xiaolong menemukan sumber bau harum tersebut. Dia berbalik dan melihat ke dalam dapur. Terlihat sosok tubuh langsing memegang mangkuk porselen dengan tangannya yang berkulit cerah muncul dari dapur, bersamanya gelombang keharuman terus mengalir dari mangkuk tersebut.

"Apakah Anda mencoba menggodaku? Hmph! Tidak peduli seberapa enak masakanmu, saya tidak akan tertipu!"

Ketika Xiao Xiaolong melihat Bu Fang berjalan ke arahnya, dia dengan pongah mendongakkan kepala dan mendengus dingin. Tentu saja jika bukan karena cuping hidungnya yang terus menerus mengernyit, Bu Fang mungkin akan berpikir dia tidak tergoda oleh makanan enak.

Akhirnya, Xiao Xiaolong tak dapat lagi menahan godaan dan perutnya keroncongan.

"Karena Anda dengan tulus menawarkan saya untuk mencicipi masakanmu, yah.. saya dengan berat hati akan mencoba satu suap."

Xiao Xiaolong menoleh ke arah Bu Fang dan berkata demikian. Namun, dia masih berbicara dengan nada merendahkan, seakan jika Xiao Xiaolong makan masakan Bu Fang, hal itu merupakan suatu kehormatan baginya.

Namun, sesaat kemudian Xiao Xiaolong terkejut sekali. Bu Fang tidak berhenti di depannya, melainkan terus berjalan menuju pintu masuk restoran.

Xiao Xiaolong yang bingung lalu murka. Dia berbalik untuk menatap Bu Fang tapi yang terjadi berikutnya bahkan membuatnya lebih marah lagi.

Bu Fang berjongkok di sebelah anjing hitam besar di depan pintu masuk dan meletakkan mangkuk berisi makanan berbau harum di hadapannya.

"Blacky, waktunya makan."

Bu Fang menggaruk bulu anjing yang halus dan bersih lalu tersenyum.

Ketika Bu Fang melihat anjing yang lelah tiba–tiba berubah menjadi bersemangat dan melahap masakan yang dibuatnya, senyumnya semakin lebar.

Xiao Xiaolong serasa disambar petir, dia merasa Bu Fang mempermalukan dirinya dengan sangat menghina!

"Kamu… Kamu…"

Bibir Xiao Xiaolong bergetar ketika dia menunjuk Bu Fang dengan jarinya yang panjang dan kewanitaan.

"Huh? Kamu masih di sini?" Bu Fang berseru dengan terkejut.

Ekspresi Bu Fang yang berlebihan membuat Xiao Xiaolong merasa ada panah tak terlihat yang menusuk dadanya. Dia berpikir, "Aduh, sakitnya!"

Bibir Xiao Xiaolong bergetar karena marah, dia mendengus dan menjejakkan kakinya dengan marah, seperti…. anak manja yang diusir keluar dari restoran.

"Bencong ini… sudah menjadi gila."

Xiao Xiaolong telah sampai di pintu masuk dan akan berjalan keluar, ketika hidungnya mengernyit sekali lagi. Tanpa sadar dia menoleh ke arah mangkuk berisi makanan yang sedang dimakan oleh si anjing hitam. Nasi laksana mutiara terbungkus di dalam telur goreng keemasan, suatu pemandangan yang sangat indah seperti sebuah karya seni.

Namun, pada saat itu, Nasi Goreng telur yang artistik itu sedang dimakan oleh seekor anjing hitam besar… Seekor anjing hitam… Seekor anjing!

"Hmm?!" Anjing hitam besar itu sedang menikmati makanannya ketika dia tiba–tiba berhenti, seperti merasakan sesuatu, dia melihat ke atas untuk mendapati seorang bencong memelototi mangkuk makannya. Kewaspadaan tiba–tiba muncul di matanya.

Lalu, Xiao Xiaolong memandang ketika anjing hitam besar meraih mangkuk makan dengan kaki depannya dan menarik mangkuk makannya lebih dekat ke tubuhnya. Anjing itu waspada dengan menunjukkan gigi–giginya ke arah Xiao Xiaolong. Di giginya, masih terdapat nasi laksana mutiara.

"Apakah saya direndahkan oleh seekor anjing…"

Xiao Xiaolong terbengong–bengong selama kira–kira dua detik, lalu murka semurka–murkanya.

Tap tap tap!

Wajah Xiao Xiaolong berubah merah padam, dan matanya berkilat dengan marah ketika dia kembali masuk ke dalam restoran.

Bu Fang melirik Xiao Xiaolong tanpa ekspresi.

"Beri saya semangkuk Nasi Goreng Telur! Hmph! Saya akan mencobanya sendiri. Jika tidak enak, saya akan menyuruh para pejabat berwenang untuk menutup restoran Anda!"

Xiao Xiaolong mengancam dengan seringai di wajahnya.

Next chapter