6 rencana

Sepulang sekolah...

"Yuk Al masuk."

Aku memasuki mobil Elea, dan menuju rumahnya, aku gak tau apa yang akan dilakukan Elea sampai dia mengajakku ke rumahnya.

"Yuk masuk, kamu mau minum apa?."

Dari depan rumah aku sudah takjub, rumah Elea sangat besar, masuk kedalam rumah aku tambah takjub, sangat indah, rapi dan bersih.

Tiba tiba ada wanita paruh baya keluar dari ruangan, entah itu ruangan apa. Wanita paruh baya itu berteriak kepada Elea, dan langsung keluar, aku hanya menyapa nya sebentar.

"Elea, temannya ajakin makan gih, mama mau keluar sebentar."

"Iya ma."

"Alesha, makan dulun yuk, aku laper." Elea mengajakku makan.

"Iya."

Aku mengekor Elea menuju tempat makan.

Tempat makannya sangat indah, piring piring tersusun rapi seperti diistana yang aku lihat ditv tetangga, makanannya pun juga bermacam macam, banyak sekali, tidak hanya satu.

"Alesha, mulai deh ngelamun, makan dong." Elea membuyarkan ketkjubanku.

"Elea, aku bingung, makananya banyak banget." Aku kebingungan makanan apa yang harus aku makan.

"Ambil aja yang kamu suka, tenang aja semuanya aman dan pastinya enak, hehe."

Setelah makan, aku diajak Elea menuju kamarnya, aku dibuat takjub lagi, kenapa tidak, kamarnya sangat besar, ada piano di dalam kamarnya, lemari baju yang sangat besar, dan kasurnya yang sangat sangat besar, semuanya serba besar, aku sama sekali belum pernah melihat sebelumnya, apalagi merasakannya.

"Nah Alesha, aku akan coba dandanin kamu, okey, jadi kamu nurut aja."

"Tapi.."

"Gak ada tapi tapi."

Perkataanku langsung dibantah oleh Elea.

"Kita akan memulainya dengan baju, nanti kamu akan memakai bajuuuu yang mana yaa..." Elea sibuk memilih baju, sedangkan aku, aku masih takjub dengan kamarnya.

"Nah, ini kayaknya cocok deh buat nanti kamu perform." Ucap Alesha sambil menunjukkan sebuah baju, bajunya sangat cantik, berwarna putih,kalem dan elegan. Lengkap dengan sepatu putih yang ber hak tak terlalu tinggi.

Elea sangat mahir memoles wajahku.

"Waw.. Ini kamu Alesha? Cantik bangettt...lihat deh, kamu sangat cantik, bajunya juga pas banget."

"Ini aku?" Akupun juga pangling dengan diriku sendiri.

"Sekarang kamu nyanyi dan aku yang akan mengiringi dengan piano, jangan lupa ekspresinyaa."

"Nyanyi apa ya..?"

"Kamu harus bisa nyanyi bahasa inggris, lagian kamu juga sudah bisa bahasa inggris kan?"

"Tapi aku gak tahu lagu apa Eleaa."

"Bentar aku carikan."

"Elea, kayaknya aku udah punya pilihan lagu deh."

"Lagu apa?"

"Kayaknya jangan rubah takdirku cocok."

"Kita coba dulu aja."

Oke, satu dua tiga...

Tuhan kucinta dia....

Kuingin bersamanya...

Kuingin habiskan nafas ini...

Berdua dengannya...

Jangan rubah takdirku...

Satukanlah hatiku dengan hatinya...

Bersama sampai akhir....

Elea begitu mahir memainkan pianonya, sangat serasi dengan suaraku. Tiba tiba gobrakkk

"Elea, kakak mau pergi, nanti bilangin mama ya!!"

Tiba tiba kakak Elea membuka pintu dan berbicara dengan Elea.

"Eh Al, kenalin ini kakak ku namanya kak Tara, oiya kak, kenalin ini temenku namanya Al.."

Belum selesai bicara kak Tara sudah berpamitan pergi.

"Kakak buru buru nih, kapan kapan aja ya kenalannya."

Tapi sebentar, kenapa saat aku melihat Kak Tara, aku keinget sama Langit? Apa sebenarnya dia Langit? Tapi gak mungkin, namanya kan kak Tara. Gak mungkin gak mungkin, aku cuma kepikiran aja.(Kataku dalam hati)

"Elea, udah sore, aku harus pulang." Kataku pada Elea.

"Eh iya, yaudah yuk aku anterin."

Sesampainya dirumah, "Elea!! Kamu kemana aja? Ibu kamu sakit kamu malah keluyuran gak jelas !!" Kata salah satu tetanggaku.

"Aku habis latihan bernyanyi buk."

"Halah pake segala latihan nyanyi, gak mungkin jadi penyanyi kamu!!"

Aku membiarkan semua ocehan dan remehan itu, bagiku sudah biasa diremehkan.

....

"Eh lu ngapain sih nyanyi2 gak jelas!! Cari duit aja sono yang bener !! Makan aja susah pake segala pengen jadi penyanyi, muka lu tu gak pantes, anak pemulung aja pengen jadi penyanyi !! Hahahhaha"

Semua orang ngeremehin aku, aku tau suaraku gak begitu bagus tapi gak seharusnya mereka ngeremehin aku.

"Alesha!! Ngapain sih lu belajar di pinggir jalan kek gitu!! Sekolah itu gak ngejamin lu bakal kaya!! Udah mulung aja sana!!"

Saat aku masuk ke dalam toko baju pun.

"Maaf dek, disini tidak melayani pengemis." Padahal aku hanya pengen liat, aku pengen beli sesuatu buat mama.

Suatu hari bahkan aku dituduh sebagai pencopet.

"Ininih pasti copetnya!! Pasti dia karna gak punya duit jadi nyopet, lihat deh lusuh banget kayak gitu!! Mana balikin dompet saya."

Dan disitu aku hanya pasrah dibawa ke kantor polisi, tapi Tuhan itukan Adil, Tuhan tau mana yang benar dan mana yang salah.

Belum lagi semua teman temanku mengucilkan aku, aku dianggap sampah sama mereka, sampai pada suatu ketika, aku hanya punya satu baju dan celana, karna aku menjual barang2 ku untuk memenuhi semua kebutuhanku, sampai sampai semua orang mencemoohku karna bau dari baju ku yang tidak pernah aku cuci selama satu minggu. Tapi Tuhan tidak pernah tidur, aku yakin dari semua cemoohan ini, semua remehan ini, satu persatu harapanku akan dikabulkan.

Seperti aku yakin aku akan kembali sekolah, dan lihat akupun sekolah tanpa biaya sepeserpun, akupun juga yakin aku akan bernyanyi, mengembangkan bakat yang diberika tuhan kepadaku sebagai tanda syukurku, tapi lihat!! Akupun juga akan bernyanyi, intinya hidup itu harus penuh kesabaran, semua akan bahagia pada waktunya, lalu kapan bahagianya ya bersabar aja, aku pasti bisa membuktika cemoohan mereka itu salah, kata orang orang jadika cemoohan menjadi tepuk tangan dan aku akan mendapatkannya!!

........

"Pak bisa antar saya ke rumahsakit sekarang?" Kataku pada tukang ojek.

"Bisa dek."

"Ayo pak cepat!!"

Aku sangat khawatir pada keadaan mama, diperjalanan yang kulakukan hanya berdo'a, semoga mama selalu baik baik saja.

Di perjalanan sangat macet, aku harus cepat sampai di rumahsakit,

"Pak aku lari aja ya, nanti kalo udah jalan bapak susulin aku!" Kataku pada pak ojek, karena aku begitu khawatir, aku berlari tunggang langgang menuju rumah sakit.

Tapi saat aku berlari, dan tepatnya itu didepan sebual mall, ada seorang lelaki yang menabrakku.

"Maaf maaf mas, saya buru buru mohon di maafkan!!! Eh sebentar...mas ini.." Sepertinya aku pernah melihat mas mas ini sebelumnya.

"Eh nggapapa ...mbak ini? Temennya Adik saya kan? Elea?"

"Eh iya, maaf mas saya buru buru,  saya harus ke rumahsakit."

"Maaf mbak, ke rumahsakit? Siapa yang sakit kalo boleh tahu?"

"Mama ..mama saya yang sakit." Aku sudah hampir berlari, Kak tara ini menghalangiku.

"Gimana kalo saya antar aja, masih jauh loh, kebetulan kan satu arah, sebentar saya ambil mobil dulu di parkiran."

Tanpa basa basipun langsung aku iya kan.

Saat perjalananpun aku sangat tidak tenang.

"Mas cepet."

"Ini udah cepet, sbentar kamu tenang."

Aku begitu cemas, sampai di rumahsakit aku tidak menghiraukan siapapun, aku langsung berlari ke receptsionist untuk bertanya, ternyata mama masih di ugd, dan saat aku di ugd ada seorang dokter tampan keluar dari ruangan.

"Gimana dok Mama saya?"

"Apa sebelumnya Ibu anda mengeluh sakit kepala atau sakit dibagian tubuhnya?"

"Enggak dok, emangnya ada apa ya dok?"

"Adek bisa ikut ke ruangan saya?"

"Bisa dok"

Diruangan dokter.

"Jadi gini dek, ibu anda mengalami kanker stadium akhir, dan itu membutuhkan operasi, tapi operasi juga tidak membuat ibu anda sembuh total, ibu anda juga harus di kemoterapi, karena kanker otaknya sudah stadium akhir."

Bagai tersambar petir, dan dijatuhkan ke lembah berduri satu satunya keluargaku juga akan pergi ninggalin aku, Mama sebelumnya baik baik saja, tapi...

Rencana apalagi ini Tuhann...

"Jadi bagaimana dek?"

"Kirakira biayanya berapa ya dok operasinya?"

"Detailnya saya belum tahu dek, tapi mungkin sekitar 20 juta, jadi adek ingin melanjutkan ke operasi atau bagaimana?"

Tangisku kembali pecah, dari mana aku bisa mendapatkan uang segitu banyaknya? Uang tabunganku saja tidak ada seperempatnya.

Ceklek... Pintu tiba tiba terbuka..

avataravatar
Next chapter