7 entah

"Biar saya yang bayar biaya operasinya dok, maaf saya tadi sedikit menguping, jadi berapa biaya operasinya?"

"Enggak enggak, enggak usah kak, nggak perlu, a..aku bisa cari pinjaman dulu."

"Untuk persetujuan dan administrasi bisa dilakukan dengan recepsionist."

"Baik dok, permisi."

Kak Tara tiba tiba menawarkan bantuan, tapi bagaimana, aku pun menolaknya.

Di luar ruangan kak Tara tetap kekeh menawarkan bantuannya.

"Maaf kak, aku bisa cari pinjaman lain."

"Mau cari pinjaman kemana? Bank? Atau rentenir? Mama kamu sudah harus segera di operasi!"

Setelah ku pikir2 Kak Tara ada benarnya.

"Tapi..."

"Gini aja, untuk mengembalikan uangku, kamu bekerja di rumahku, karna bibi pulang kampung, dan papa sama Mama keluar kota, dirumah cuma ada aku sama Elea, jadi kamu bantu bantu beresin rumah, gimana?"

"Boleh kak, terimakasih banyak kak."

"Sekarang aku mau ke bagian administrasi."

"Iya kak."

Setelah beberapa langkah, kak Tara berbalik arah dan kembali bertanya.

"Sebentar, nama kamu siapa?"

"Ohh nama ku Alesha."

"ALESHA?"

"i...iya.. Ada apa kak?"

"Emm enggak enggak, nggak papa, yaudah aku pergi dulu."

Setelah semua administrasi selesai, aku melihat mama yang terbujur lemah, berjuang antara hidup dan mati, air mataku bak air terjun yang begitu deras, andai aku bisa meminta, biar aku saja yang ada diposisi mama.

...

Dokter memutuskan untuk menunda operasi mama sampai mama siuman dari koma.

"Mama, mama cepat sembuh ya.. Sekarang hanya mama satu satunya yang Alesha punya, jangan tinggalin Alesha..."

Aku selalu berbicara disamping mama sangat berharap mama mendengar semua ceritaku, setiap hari aku selalu bercerita apapun kepada mama, ya walaupun mama tidak merespon semua ceritaku, tapi aku yakin mama pasti mendengarku.

"Ma... Sudah lama sekali kita tidak berbincang, mama sibuk untuk keluarga kecil kita, aku sibuk untuk masa depanku, tapi aku juga tahu semua untuk yang terbaik untuk kita, jadi sekarang aku akan berbincang dengan mama." Air mata kembali menetes setiap kali aku bercerita kepada mama.

"Ma.. Mama tau kan aku suka bernyanyi? Yaa walaupun kata orang orang suaraku seperti kaleng dilempar, aku akan buktikan ma hehe.. Aku akan ikut unjuk bakat di sekolah ma... Doakan aku ya ma..."

Sudah 5 hari mama koma, belum juga ada tanda tanda mama akan bangun, karna memikirkan mama, aku pun juga lupa hanya untuk sekedar makan, kadang aku hanya makan satu kali satu hari, itupun juga kalau diingatkan Elea, atau Elea datang ke rumah sakit bersama kak Tara untuk menjenguk mama sambil membawakan aku makanan.

Tepat 6 hari mama sudah siuman dari koma, tiba tiba mama meneteskan air mata, sesegera mungkin ku panggil dokter.

"Mama mama... Alhamdulillah... Dokteeerrrr sussterrr."

"Adek tunggu di luar ya."

Mondar mandir didepan pintu sudah menjadi kebiasaanku setiap kali mama ada masalah.

"Operasinya akan dilakukan besok pagi, karna ibu adek sudah siuman dari koma."

"Alhamdulillah, iya dok, saya boleh ke dalam?"

"Silahkan."

Didalam ruangan.

"Mama.." Aku berusaha tersenyum.

"Alesha... Maafin mama.. Mama su..daah..nyusahin kamu."

"Enggak maa, mama gak pernah nyusahin Alesha, mama jangan tinggalin Alesha ya.. Alesha gak mau sendirian."

"Alesha, kamu gak sendiri, kamu lupa? Kan Tuhan selalu ada di hati setiap manusia."

Aku hanya mengangguk yakin, aku berkali kali menciumi tangan mama.

Hari sudah berganti, itu artinya mama akan di operasi, tapi, aku juga harus ikut kompetisi, pagi pagi sekali Elea sudah ke rumahsakit untuk mempertanyakan kompetisiku.

"Alesha, gimana kompetisi kamu? Perlombaan di mulai jam 10, sekarang sudah jam 7, kamu belum memutuskan."

"Aku gak tau El, mana mungkin aku meninggalkan mama, hari ini mama operasi."

"Al, mama kamu pasti ngerti."

"Biar aku yang jaga mama kamu, kamu pergi aja." Tiba tiba lagi kak Tara datang sebagai penolongku.

"Gak usah kak, Kak Tara kan harus sekolah."

"Hari ini sekolah kak Tara libur, jadi biar kak Tara yang bantu jagain mama kamu." Sambar Elea.

Mama didorong suster untuk masuk ke ruangan operasi, tapi sebelum masuk, mama menghampiriku.

"Alesha, Pergilah sayang, Mama selalu mendoakan kamu, semoga sukses, ada orang orang baik disekeliling kamu."

"Tapi ma." Belum aku melanjutkan perkataanku, mama sudah menutup mulutku.

"Gapai apa yang kamu harapkan, walaupun apa yang kamu harapkan setinggi bintang diangkasa, tidak ada yang mustahil bagi pencipta menggariskan takdir baiknya untukmu, kebahagiaan mama ada pada kebahagiaan kamu, selalu ingat pesan mama, selalu jadi baik, maka kamu akan dikelilingi oleh orang orang yang baik."

Mama masuk ke ruangan operasi, dan aku pergi untuk membahagiakan mama.

"Alesha, Lihat!! Kamu sangat cantik !! Aku jadi iri."

"Elea, aku gugup."

"Alesha!! Aku mohon ilangin gugup kamu sebisa mungkin!!"

Sekarang aku naik ke panggung, semua mata tertuju padaku, remehan dan ocehan terngiang di kepalaku, membuatku semakin semangat melanjutkan harapanku.

Melody kini mulai mengalun

Musik mulai berdendang

Setiap bait lagu mengingatkanku dengan semua masalahku

Mulai "Alesha!! Mulai gak usah sekolah lagi kamu, bantuin mama cari uang buat makan kita, mama sudah tidak punya uang sepeserpun, mama sudah jual semua perhiasan mama."

"Wah alesha kamu sudah jadi pemulung ya? Iyuuh lihat baju mu yang kotor itu, sangat menjijikkan hahahahha." Aku selalu diejek ketika teman teman sekolahku dulu melihatku, aku tau aku lusuh, tapi apa harus aku mendapat ejekan itu?  Saat semua teman temanku menertawakanku aku lari tunggang langgang untuk menghindar, karna sebenarnya aku malu bertemu mereka.

Alesha, Mulai besok aku sudah pindah rumah, aku harus pindah ke Amerika ikut Orang tuaku, tapi aku janji aku akan kembali untukmu

Eh lu ngapain sih nyanyi2 gak jelas!! Cari duit aja sono yang bener !! Makan aja susah pake segala pengen jadi penyanyi, muka lu tu gak pantes, anak pemulung aja pengen jadi penyanyi !! Hahahhaha"

Semua orang ngeremehin aku.

Daaannn masih banyak ujian hidupku.

Satu persatu memori muncul pada setiap bait lagu.

Sampai aku tidak merasa bahwa lagu yang aku nyanyikan sudah selesai, aku kaget ketika semua juri dan semua teman temanku berdiri dan memberiku tepuk tangan yang begitu ramai, aku tidak terlalu memikirkan kemenangan atau kekalahan, fikiranku hanya fokus pada kesehatan mama.

Setelah turun dari panggung, Elea memelukku, seakan menyambut kesuksesanku.

"Alesha!! Ini sudah seperti konser, kamu hebat!!"

"Apa aku sukses?"

"Sangat sangat sukses, suara kamu ditambah dengan penghayatanmu, semuanya sempurna!!"

"Elea, aku harus segera ke rumahsakit!!"

"Tapi sebentar lagi pengumuman."

Aku tidak mendengarkan perkataan Elea, aku harus segera pergi ke rumah sakit, pasti mama sudah menungguku.

avataravatar