1 Prolog

Apalah artinya cinta bila hanya dirasakan seorang diri. Memendam rasa itu bagaikan neraka kehidupan. Bagai musim kemarau panjang yang tak berkesudahan, haus akan hujan cinta. Namun apalah daya. Cinta tak selalu manis. Apalagi jika sudah berbicara tentang rindu. Ah, sungguh sengsara rasanya merindu. Terlebih merindu dia yang tak pernah tahu tentang rasa yang menderu kalbumu. Hari demi hari hingga bulan berganti tahun. Rasa rindumu semakin kuat. Tak ada pelampiasan akan rasa rindu itu. Hidup akan terasa pilu. Hingga akhirnya kau tersadar jika rindu itu tak lagi di zona gravitasimu.

Sama halnya dengan Jihan. Rasa yang ia simpan bertahun lamanya sukses ia pertahankan. Namun terkadang ia bisa mengesampingkan rasa itu. Kesibukan di ibu kota terlanjur menguras waktu dan tenaganya demi upah yang tak seberapa. Jihan mengerti bahwa ia harus bisa membedakan mana yang kenyataan dan mana yang hanya sebuah harapan. Kehidupannya yang semula baik-baik saja, mendadak jungkir balik. Jihan sang juara kelas akhirnya hanya menjadi pekerja part time demi memenuhi kebutuhan ibu dan adiknya semenjak sang ayah pergi untuk selamanya. Jihan merasa ditampar bahwa ia tak boleh selalu berharap pada rasa yang mungkin saja hanya ilusi semata.

avataravatar
Next chapter