webnovel

Usirlah Siapa Pun Yang Menerobos Masuk Ke Kamarku

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Gu Xi Jiu berkata dengan nada lembut, "Aku adalah orang yang menghargai kehidupan tenang dan tidak suka diganggu. Aku sudah memberi tahu kalian semua sebelumnya bahwa tanpa seizinku, siapa pun yang menerobos masuk ke kamarku akan dianggap sebagai pencuri. Kali ini kalian gagal menghadang mereka, jadi aku menganggap ini sebagai kesalahan kalian. Karena ini pertama kalinya kalian melakukan kesalahan, aku akan memberi kalian hukuman ringan. Kalian masing-masing akan mendapatkan 10 kali pukulan dan potong gaji selama enam bulan. Kalian puas dengan keputusan ini?"

Rupanya, Gu Xi Jiu sudah menyebutkan hal ini sebelumnya tetapi tidak ada yang mengira kalau dia benar-benar serius soal hukuman itu. Sekarang ketika Gu Xi Jiu memerintahkan hukuman, mereka tidak bisa mengeluh. Mereka harus menerima hukuman.

Sesudahnya, Gu Xi Jiu memerintahkan si kepala pelayan agar membawa pelayan yang sudah berupaya sebaik mungkin untuk menghadang keduanya saudari ini dan memberinya ganjaran atas perbuatan baiknya. Selain itu, dia juga menaikkan pangkat pelayan itu dari pembantu kebersihan biasa menjadi pelayan pribadinya.

Proses upah dan hukuman hanyalah satu tamparan di wajah kedua saudari itu. Bahkan sebelum Gu Xi Jiu menyelesaikan seluruh proses itu, kedua saudari itu tidak bisa lagi tinggal diam.

Gu Tian Yi mengerang marah dan bicara, "Kamu sangat konyol. Kami kakakmu! Apa salahnya masuk kamarmu? Apakah kami tidak boleh masuk ke rumah ini? Ini kan rumah keluarga Gu …."

"Apa kalian berani langsung menerobos ke ruang belajar Ayah? Apa kalian berani langsung masuk ke kamar tidur ibu kalian?" Gu Xi Jiu bertanya dengan nada dingin.

Gu Tian Yi tersedak dan tergagap saat menjawab, "Ini ... mereka lebih tua dari kita, jadi kita pasti tidak bisa begitu saja menerobos masuk ke kamar mereka …."

"Lalu, bagaimana dengan kamar Kakak Ketiga? Pernahkah kalian masuk ke kamarnya tanpa seizinnya?" Gu Xi Jiu menatapnya dan meneruskan, "Atau bisakah kamar tidurmu bebas dimasuki oleh semua saudari lainnya tanpa izinmu?"

Gu Tian Yi tertegun. Mulutnya sedikit ternganga tetapi dia tidak bisa melawan.

Tentu saja, kamar tidur mereka tidak bisa dimasuki secara bebas, tetapi selama ini mereka tidak pernah menghormati Gu Xi Jiu sehingga mereka merasa biasa saja menerobos masuk ke kamarnya dengan bebas dan kadang-kadang mereka bahkan memukulinya.

"Adik keenam, kami tidak pernah ingin menerobos masuk ke kamarmu, tetapi kami mencemaskanmu. Baiklah, karena kamu baik-baik saja, kami juga bisa istirahat dengan tenang. Tian Yi, ayo kita kembali." Gu Tian Qing menyela untuk mengakhiri pembicaraan dan dia menyeret Gu Tian Yi yang masih belum terlalu yakin untuk pergi bersamanya.

"Dengar. Ini kamarku. Tolong usir siapa pun yang menerobos masuk ke kamarku dan aku akan menanggung segala konsekuensi dari tindakan kalian." Gu Xi Jiu memberi perintah tegas kepada semua pelayannya. Suaranya tidak keras tetapi jelas terdengar sangat berkuasa.

"Baik, Nona Muda!" Pembantu itu menjawab dengan suara yang sangat keras. Setelah kejadian ini, sekarang para pembantu bisa berani melakukan apa saja untuk mencegah terulangnya kembali kejadian yang sama.

Kedua saudari itu juga mendengar perintahnya. Mereka agak terpana sesaat tetapi kemudian terus berjalan kembali ke kediaman mereka.

Orang yang dulunya sering mereka ganggu dan tindas telah menjadi begitu kuat dan berkuasa. Selain itu, Gu Xi Jiu juga sering mempermalukan mereka baru-baru ini yang membuat Gu Tian Yi frustrasi. Dalam perjalanan kembali ke kediaman mereka, dia mengeluh, "Sombong sekali dia! Berani-beraninya dia melakukan ini pada kita? Adik Ketiga, apakah kita akan membiarkannya begitu saja?"

Gu Tian Qing tidak menjawab.

"Kakak ketiga, apakah menurutmu ada kemungkinan dia dirasuki roh? Dia telah bertingkah seperti orang yang berbeda …."

Gu Tian Qing menarik napas pelan dan menjawab, "Jika dia dirasuki roh jahat, tindakannya akan sangat lambat dan matanya akan terlihat suram. Tampaknya tidak seperti itu …."

Next chapter