48 Hari Yang Aneh

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Pemilik pusat pelelangan ini adalah seseorang dengan identitas yang istimewa. Tidak seorang pun di negeri itu yang berani menyinggung sang pemilik. Jadi, semua orang di pusat pelelangan ini harus mengikuti aturan dan jangan sampai membuat onar, bahkan Raja Kerajaan Fei Xing pun tidak terkecuali dari peraturan itu.

Namun, selama berada di luar pusat lelang, para pengganggu atau pengacau tidak akan terkait dengan pusat lelang lagi.

Pria muda itu akan aman selama dia tetap berada di dalam pusat pelelangan itu, dan Rong Chu tidak akan berani berbuat apa pun padanya. Namun, sekarang pemuda itu telah meninggalkan pusat pelelangan itu, dan konsekuensi yang akan dihadapinya benar-benar gawat.

Semua orang di pusat pelelangan diam-diam turut berdoa bagi pemuda itu dalam hati mereka.

Rong Chu terkenal karena sifatnya yang kejam. Terlebih dari itu, dia juga seseorang yang bengis―seseorang yang sanggup membunuh siapa pun yang menyinggung dia.

Anak muda itu mungkin punya beberapa keterampilan, tetapi bagaimanapun juga dia masih remaja. Tidak peduli seberapa kuat, kemampuan yang dimiliki pemuda itu pasti ada batasannya.

Bagaimana mungkin dia bisa lolos dari perburuan sang Pangeran Keempat?

Sangat disayangkan melihat anak tampan itu terbunuh dan benar-benar menghilang begitu saja di masa depan.

Rong Chu menatap ruang makan tempat Gu Xi Jiu berada. Melalui tirai, dia bisa melihat sosok kurus yang berdiri di depan jendela.

Dia benar-benar ingin mendapatkan rumput ilusi berusia 3.000 tahun itu. Jadi, seluruh perhatiannya sekarang tertuju pada Gu Xi Jiu.

"Halo anak muda, bisakah kamu keluar?"

Di balik tirai, Gu Xi Jiu menjawab dengan acuh, "Tidak, Pangeran Keempat." Suaranya terdengar santai dan ceria―benar-benar semerdu musik bagi yang mendengarkan. Sebelum Rong Chu bisa menjawab, Gu Xi Jiu bertanya, "Pangeran Keempat, apakah Anda mencoba membeli tanaman obat ini dari saya? Maafkan saya yang harus mengecewakan Anda, karena saya telah berjanji pada pemuda itu. Saya tidak akan menjual tanaman obat ini pada siapa pun. Janji seorang pria sejati bernilai seribu emas batangan. Saya yakin Anda tidak ingin memaksa saya menjadi seorang pria yang mengingkari kata-katanya sendiri, kan?"

Cuma beberapa patah kata sederhana saja dapat membuat Rong Chu terdiam seribu bahasa.

Rong Chu tertegun selama beberapa saat, lalu tersenyum dan berkata, "Tuan, kamu terlalu khawatir. Tentu saja, aku tidak ingin memaksa siapa pun untuk melakukan sesuatu dengan enggan." Meskipun menjawab dengan nada ramah, matanya memancarkan tatapan tajam dan bengis.

Sungguh hari yang aneh. Ada dua orang asing yang benar-benar berani mempermalukannya. Pasti karena dia terlalu berbelas kasihan baru-baru ini.

Dia membawa orang-orangnya kembali ke ruang makannya sendiri.

Semua orang tahu betul akan watak Rong Chu yang garang. Jadi, mereka juga turut berdoa bagi pemuda ini dalam hati mereka.

Setelah kejadian kecil ini, pelelangan dimulai lagi dan ada barang-barang berharga yang dibeli oleh beberapa orang.

Gu Xi Jiu datang ke sini hanya untuk bersenang-senang dan memperluas pengetahuannya. Dia tidak pernah berpikir untuk membeli apa pun. Sekarang, seorang pelayan dari pusat pelelangan itu sedang mengeluarkan sebuah kotak dan meletakkannya di atas panggung. Namun, kali ini juru lelang tidak membiarkan pembeli menyebut harga secara acak tetapi dia membuka tutupnya dan memperlihatkan benda itu.

Gu Xi Jiu terkejut ketika mengamati baik-baik isi kotak itu. Apakah bentuk bunga dari permata? Arloji?

Benda itu tampak sangat mirip dengan arloji dan dilipat menjadi bentuk bunga matahari, yang dirangkai dengan batu permata berwarna dan gemerlap dengan berbagai warna.

Ketika juru lelang meletakkan benda itu di tangannya, cahaya warna-warni memantul dari tubuh juru lelang. Efek itu membuatnya tampak benar-benar menakjubkan, seolah-olah juru lelang itu diliputi oleh cahaya yang mengelilingi Buddha.

Gu Xi Jiu sudah pernah melihat berbagai jenis batu permata, tetapi itulah pertama kali dia menyaksikan sesuatu yang amat menakjubkan. Bahkan sebutir berlian tidak mungkin bercahaya seterang permata ini. Dia mengamatinya berulang kali karena penasaran.

Tiba-tiba pikiran aneh melintas di benaknya. Benda itu tidak terlihat seperti batu permata alami, tetapi justru terlihat sintetis. Namun, dia tidak yakin apakah batu permata sintetis sudah ada di waktu dan zaman ini karena desainnya juga sepertinya tidak berasal dari masa ini pula.

Juru lelang mengangkat benda itu tinggi-tinggi dan bertanya, "Barang ini tiba-tiba muncul di gudang kami beberapa hari lalu dan tidak seorang pun tahu terbuat dari apakah barang ini. Adakah yang bisa membantu mengenalinya di sini?"

Semua orang menatap dengan bingung pada benda itu. Ternyata, tidak seorang pun bisa mengenalinya dan mereka hanya menggelengkan kepala.

avataravatar
Next chapter