webnovel

Berharap Menemukan Pembunuh Putramu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Malam pun semakin gelap ... Karena kematian putranya, dalam beberapa hari, ratusan helai rambut Raja Lu telah memutih. Dia tidak bisa tidur lagi di malam hari.

Raja Lu telah bertemu Tuan Hu dan Raja Kedelapan (alias Rong Che). Setelah melakukan penyelidikan, dia tahu ada pertikaian yang terjadi di rumah sang Jenderal dengan wanita muda itu, Gu Xi Jiu. Dia curiga Rong Yan adalah biang keladi yang membunuh putranya, tetapi dia tidak punya cukup petunjuk untuk membuktikannya dan tidak yakin dengan tebakannya.

Lagi pula, Rong Yan adalah pangeran kesayangan sang Kaisar. Bahkan jika dia melakukan pembunuhan, tidak ada yang bisa dilakukan Raja Lu.

Meskipun memiliki berbagai macam prestasi dan wewenang dalam bidang ilmu bela diri, Raja Lu tetap saja saudara Kaisar saat ini. Tahun itu ketika dia membantu saudaranya merebut takhta, dia dianugerahi gelar "Bing Jian Wang" (gelar yang menikmati otoritas yang hampir sama dengan Kaisar) dan menjadi sangat berkuasa dan menakutkan.

Dia dulunya sangat tangguh dan disegani, tetapi sekarang dia tidak bisa berbuat apa-apa tentang kematian putranya. Rintangan semacam itu sangat mengganggu Raja Lu karena dia tidak punya solusi bagi masalahnya.

Raja Lu punya banyak istri dan istri simpanan, tetapi dia kesulitan mendapatkan seorang putra. Setelah bertahun-tahun, Count Le Hua adalah putra semata wayangnya. Dan sekarang putranya itu telah dicekik sampai mati, Raja Lu akan memusnahkan pelakunya atas perbuatan itu!

Malam ini, Raja Lu sedang sendirian. Dia tidak memanggil seorang istri simpanan untuk menemaninya saat dia berusaha mempertimbangkan bagaimana cara membalas dendam putranya.

Tiba-tiba, sesosok bayangan berkelebat di dekat jendela dan terdengar suatu suara dingin, "Anda ingin tahu siapa pembunuh putramu?"

Raja Lu adalah seorang yang pandai bela diri, karenanya, dia melompat setelah mendengar suara itu dan melihat seorang pria berdiri di bawah jendelanya. Pria yang tampak asing itu mengenakan pakaian serba hitam dan memiliki sepasang kaki yang luar biasa panjang. Dia juga mengenakan topeng hantu yang menakutkan.

"Siapa kamu?" Raja Lu mengambil pedang dan mengarahkannya ke dada pria itu.

Pria itu bahkan tidak menatap pedang yang bersinar itu. Dia bicara secara gamblang, "Apakah Anda ingin tahu identitas pembunuh putramu? Apakah Anda ingin membalas dendam?"

Raja Lu bergetar ketika menjawab, "Ya, aku ingin balas dendam!"

"Bagus, dengarkan aku …."

Pria itu bicara dengan nada datar dan Raja Lu mendengarkan dengan perasaan terkejut dan marah yang makin lama semakin membara! Akhirnya, wajahnya berubah pucat!

Sebelum ini, dia hanya sebatas mencurigai Rong Yan, tetapi sekarang, dia punya segalanya yang dia butuhkan untuk mengaitkan Rong Yan atas pembunuhan putranya.

Raja Lu mengepalkan tangannya sampai-sampai semua buku jarinya bersuara gemeretak. Darahnya yang mendidih memancar di bawah kulit wajahnya yang pucat, tetapi untungnya dia tidak impulsif dan berhasil menguasai dirinya.

Dia terpaksa menahan amarahnya dan memperhatikan pria itu. Meskipun ia tidak berbadan tegap atau tinggi, ia dikelilingi oleh aura yang menakutkan.

"Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa tahu semua ini?" Raja Lu mulai menanyainya.

Pria itu tersenyum dan bicara dengan nada sinis, "Jika Anda mencurigaiku, Anda dapat memilih untuk mengabaikan saranku. Tetapi ketahuilah, jika Anda ingin membalaskan dendam putramu, Anda harus menciptakan sesuatu yang cukup hebat untuk mencegah sang Kaisar dari melindungi orang-orang yang dekat dengannya."

Raja Lu terdiam beberapa saat dan berkata, "Akan kuselidiki apa yang kau katakan …." Sementara bicara, tiba-tiba dia menerjang pria itu.

Karena Raja Lu dianugerahi kemampuan bela diri yang tinggi, serangan seperti itu setara dengan elang menangkap kelinci―secepat kilat!

Karena gerakannya mengejutkan, Raja Lu berpikir akan bisa menangkap pria itu tetapi dia mengabaikan fakta bahwa pria itu sudah siaga dan menghilang tanpa jejak ….

Raja Lu tidak bisa bicara sepatah kata pun saat melihat pria bertopeng itu lenyap begitu saja di udara.

Next chapter