16 Akhirnya Dialami Sendiri

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Gu Xie Tian tidak pernah menanggapi orang-orang itu karena dia ingin menemukan pasangan yang baik untuk putri tercintanya.

Ketika Gu Tian Qing bicara, Gu Xie Tian segera memercayai kata-katanya. Ketika dia melihat putri kesayangannya, kemudian menatap Gu Xi Jiu yang kurus dan berpenampilan biasa-biasa saja, perasaannya menjadi suram, "Nak, meskipun cara ibumu memperlakukanmu agak radikal, memang itu demi kebaikanmu sendiri. Lihat saja dirimu sendiri. Meskipun sekarang usiamu 13 tahun, kamu terlihat lebih mirip gadis berumur 10 tahun! Kamu benar-benar perlu lebih banyak olahraga!"

Gu Xi Jiu tertawa melihat bagaimana seseorang bisa benar-benar pilih kasih sampai sejauh ini. Akhirnya, dia sendiri pun mengalami kepahitan ini.

Dia merasa kecewa sekalipun dia bukan pemilik asli tubuh ini. Jika pemilik aslinya masih hidup, gadis itu pasti akan merasa lebih kecewa lagi.

Gu Xi Jiu tidak menyahut, tetapi justru berbalik dan berjalan ke dalam rumah. Setelah beberapa saat, dia keluar membawa semangkuk bubur encer, sepiring acar hitam, dan sepotong roti berjamur, lalu menaruh semuanya di tangga. Dia terkekeh, "Jika tidak menugaskan pembantu memang demi kebaikanku sendiri, lalu bagaimana dengan ini? Ini makan malamku kemarin. Jenderal Gu, bagaimana perasaanmu melihatnya? Bisakah kamu mengatakan ini juga demi kebaikanku sendiri?"

Gu Xi Jiu asli terlalu bersemangat untuk keluar "berkencan" dengan tunangannya tadi malam, sehingga dia tidak pernah punya waktu untuk menyantap makan malam dan meninggalkan bukti nyata yang menunjukkan kualitas santapannya yang sebenarnya ....

Tiga piring diletakkan di depan umum, dan itu menjadi satu tamparan lagi di wajah Nyonya Gu. Wajahnya tampak pucat, dan ia tidak terlihat menawan lagi sekarang ....

Bahkan para pelayan dan pembantu tidak akan diberi makan seburuk itu. Apalagi ini putri sang Jenderal!

Jenderal Gu bahkan merasa lebih malu lagi. Wajahnya tampak ganas dan dia menatap Leng Xiang Yu dengan kesal, "Xiang Yu, bagaimana kamu bisa memperlakukan Xi Jiu dengan sangat buruk? Dia adalah putriku!"

Nyonya Gu terkesiap dan wajahnya sekarang terlihat sangat merah padam, "Ini ... Ini ... Tuan, saya tidak ...."

Gu Tian Qing menyela sambil berkata, "Ayah, tolong jangan marah. Ibuku bukan macam orang seperti ini. Pastilah para pelayan yang malas sengaja melecehkan Adik Xi Jiu. Ibu juga terlalu baik hati dan selalu memperlakukan para pelayan dengan baik. Tidak dapat dihindari juga kalau beberapa orang memanfaatkan sifat dermawanmu dan sengaja memutarbalikkan niat baikmu pada Adik Xi Jiu. Sekarang Ibu harus menanggung reputasi buruk karena pelecehan terhadap seorang anak serta kebencian yang berasal dari Adik Xi Jiu. Lalu apa gunanya?"

Kemudian Gu Tian Qing memandang Gu Xi Jiu dan berkata, "Adik, keluarga kita punya terlalu banyak masalah yang perlu ditangani. Meskipun Ibu telah bekerja keras setiap hari, bagaimanapun juga dia hanya punya sepasang tangan. Akan ada beberapa kelalaian yang tak bisa terhindarkan. Mengapa kamu tidak pernah mengadu pada Ibu tentang orang-orang yang telah melecehkanmu ini? Tidak heran kamu begitu kurus dan sangat menderita. Setiap kali Ibu dan aku melihatmu, kami merasa sedih tetapi kami tidak pernah tahu alasan sebenarnya di balik itu ...."

Gadis ini memang berbakat. Dengan hanya beberapa kata saja dia bisa mengalihkan perhatian dan justru menyalahkan semua pelayan. Tidak hanya meredakan rasa bersalah Leng Xiang Yu, yang sengaja melecehkan putri pertama, tetapi dia juga menyalahkan Gu Xi Jiu.

Leng Xiang Yu juga pintar dan dia langsung berkata, "Ini semua gara-gara para budak yang jahat. Mereka sebenarnya berani melakukan hal buruk seperti itu tanpa sepengetahuanku .... Pecatlah semua pelayan yang menyiapkan makanan dan jangan pernah mempekerjakan mereka lagi!"

Kemudian, dia bicara dengan ramah pada Gu Xi Jiu, "Xi Jiu, yakinlah. Tadinya aku tidak tahu soal itu. Sekarang setelah tahu, aku akan menuntut keadilan untukmu. Aku akan menugaskan orang yang tepat untuk mengurus makanmu dan memperkuat tubuhmu ...."

avataravatar
Next chapter