10 9. CEMBURU

"Ehm.. Kapan kamu tiba dari Milan?" tanya Dion memulai percakapan setelah terdiam beberapa saat.

"Minggu lalu" jawab Diandra singkat. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin gadis itu bicarakan dengan Dion, tapi semua itu menguap saat Selin tiba-tiba muncul dihadapannya, dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah status Selin sebagai Calon Istri Dion.

Selin datang dari arah dapur membawa nampan berisi minuman serta cemilan untuk mereka bertiga.

"Ini diminum dulu" ujar Selin setelah meletakkan nampan yang berisi minuman mereka di atas meja. Setelah itu ia duduk di single sofa karna Dion dan Diandra duduk di sofa yang sama.

"terima kasih" ucap Diandra lalu mengambil gelas minumannya yang diberikan oleh Selin.

Selin dan Dion melakukan hal yang sama, meminum minuman mereka masing-masing meredakan tenggorokan mereka, sebenarnya hanya Dion yang memiliki perasaan itu, tenggorokannya tiba-tiba susah menelan setelah kedatangan Diandra.

Apalagi tadi Selin mendapatinya dipeluk oleh gadis itu, ia seperti suami yang kedapatan selingkuh oleh istrinya.

"Dion udah pernah cerita tentang kamu, tentang kisah kalian" ucap Selin memecah keheningan yang terjadi beberapa saat lalu.

Diandra yang mendengar ucapan Selin seakan Canton istri sang mantan memberitahukan kepadanya bahwa mereka saling terbuka satu sama lain tentang masa lalu masing-masing.

Sedangkan Dion hanya memberikan senyuman hangatnya pada Selin, dan hal itu tak luput dari pandangan Diandra yang langsung membuat gadis itu seketika dihinggapi rasa cemburu. Senyuman itu dulu hanya ditujukan padaku, tetapi sekarang Dion telah memberikannya pada gadis lain.

Seketika suasana hati Diandra berubah mendung, ia bisa tahu kalau Dion benar-benar mencintai Selin dan tidak ada lagi tempat yang tersisa untuknya.

"Seberapa jauh Dion cerita tentang kami?" tanya Diandra setelah menguasai kembali perasaannya.

"Semuanya" kali ini Dion yang menjawabnya, dan secara tidak langsung ia menegaskan bahwa ia memang tidak berniat untuk menyembunyikan apapun dari Selin.

Secinta itukah Dion pada gadis itu? pikir Diandra getir.

Selama ini Diandra cukup percaya diri bahwa setelah kepulangannya ke Indonesia, ia masih bisa melanjutkan kembali hubungannya dengan Dion yang sempat kandas akibat jarang dan kesibukan masing-masing. Tapi apa yang ia dapatkan saat ini? Dion telah memiliki Calon Istri dan itu bukan dirinya.

"Berarti kamu juga udah bilang dong kalau aku itu pacar satu-satunya kamu sekaligus cinta pertama mu?" pertanyaan Diandra sebenarnya ditujukan kepada Dion, tetapi tatapannya mengarah kepada Selin, ia ingin mengetahui reaksi gadia itu.

Dan reaksi tenang Selin menunjukkan bahwa Dion memang telah menceritakan segalanya sesuatu yang menyangkut tentang hubungan mereka dimasa lalu.

Apakah ia memang sudah tau sejauh itu? tanya Diandra pada dirinya sendiri sengan perasaan kecewa

"Seperti yang aku katakan tadi, aku udah menceritakan SEMUA yang berkaitan tentang kita kepada Selin" jawab Dion dengan menekankan kata SEMUA dalam kalimatnya, untuk menghentikan niat Diandra untuk mengungkit kembali masa lalu mereka dihadapan Sang Calon istri.

Bukannya iya membenci jika gadis itu mengukngki kembali cerita lama mereka, tetapi ia lebih mengkhawatirkan perasaan Selin yang mungkin akan terganggu akan hal itu.

"Oya... Tante Ina sama Om Hans mana? kok ngga keliatan dari tadi?" tanya Diandra mengalihkan topik penbicaraan mereka, ternyata gadis itu menyadari tentang peringatan tidak tersirat yang di berikan oleh Dion.

"Tadi Mama pamit buat ketemu sama teman-temannya." jawab Selin yang memang dia yang di pamiti oleh Sang Calon mertua saat wanita paruh baya itu hendak berangkat

"Terus Om Hans kemana, bukannya ini hari libur yah?" tanya gadis itu lagi "jadi ngga mungkin kalau Om pergi kerja" sambungnya.

"Papa lagi ada urusan pekerjaan diluar kota" kali ini Dion yang menjawab pertanyaan Diandra. Gadis itu hanya ber ohh ria mendengar jawaban Dion

"Om masih sibuk aja yah kayak dulu" ucap Diandra. " Kamu kapan mau ambil alih pekerjaan Om Hans? kamu ngga kasian sama dia ? ini udah saatnya Om Hans menikmati masa tuanya loh.." tanya Diandra sedikit mengomel pada Dion. Ia seakan menunjukka bahwa ia begitu pedilu pada Papa sang Mantan.

"Secepatnya" jawab Dion sekenanya. Sebenarnya Dion sudah mulai merasa risih dengan kehadiran mantannya itu karna telah mengganggu waktunya dengan Selin.

Heyy.. Siapa yang mau waktu berduanya dengan sang pujaan hati diganggu oleh orang lain? pasti tidak ada kan? gerutu Dion dalam hati

Tring... Tring... Tring...

Suara ponsel Diandra mengintrupsi obrolan mereka. Gadis itu segera mengecek ponselnya untuk melihat siapa yang telah menghubunginya. Setelah melihat nama yang tertera dilayar ponselnya ia segera berdiri dan meminta izin pada Dion dan Selin untuk mengangkat panggilannya yang hanya diangguki oleh pasangan itu.

Gadis itu melangkah ke arah yang cukup jauh dari tempat mereka duduk. Setelah dirasa jarang yang ia miliki aman yang akan memberinya privasi untuk menerima panggilan itu ia segera menggeser timbol panggilan untuk menerima panggilan tersebut dan menempatkan ponselnya ke samping telinganya.

Cukup lama Diandra berbicara dengan sang penelpon, mungkin sekitar 10 menit. Dan setelah sambungan telponnya berakhir, gadis itu lalu menghampiri Dion dan Selin dan berpamitan kepada mereka.

Ia memberi alasan bahwa ia masih memiliki beberapa urisan yang harus ia urus.

Dion merasa senang bukan main mendengar Diandra berpamitan pada mereka karna itu berarti ia dan Selinakan kembali menghabiskan waktu berdua mereka sampai Mamanya pulang.

"Akhirnya... pulang juga" ucap Dion tanpa sadar setelah mengantar Diandra sampai didepan rumah dan kembali menutup pintu rumahnya.

Sekin yang mendengar ucapan Dion dibuat heran " kamu ngga suka kalau Diandra datang kemari?" tanya Selin

"Bukannya ngga suka sayang... tapi dia datang disaat yang tidak tepat" jawabnya sambil merangkul pinggang ramping sang calon istri sambil berjalan kembali ke teras belakang tempat mereka semula bersantai "aku ngga suka kalau ada orang yang mengganggu waktu berdua kita" tambahnya kemudian

"Tapi kan dia MANTAN sekaligus CINTA PERTAMA kamu" balas Selin sambil menekankan dua kata sakral tersebut.

"Dia memang MANTAN dan CINTA PERTAMA aku" ucap Dion menirukan gaya bicara Selin yang menekankan dia kata sakral itu "Tapi aku bakalan pastikan kalau kamu akan jadi CINTA TERAKHIR aku" sambungnya dengan tatapan penuh kesungguhan kepada Selin.

Selin yang mendengar ucapan Dion dan melihat tatapan kesungguhan dari calon suaminya itu seketika tersipi dibuatnya. "kok malah gombal sih?" ucal Selin setengah menggerutu untuk mengembunyikan rasa malunya.

"Kok dikatain gombal sih sayang? aku serius loh bilang bakalan jadiin kamu CINTA TERAKHIR ku" ucap Dion kesal karna ucapannya yang begitu serius dianggap gombalan oleh Selin.

Selin tertawa pelah saat melihat wajah kesal yang ditampilkan oleh Dion. ia hanya menggoda calon suaminya itu dengan mengatakan bahwa apa yang tadi sang calon suami katakan hanya gombalan semata.

Selin dapat melihat tatapan keaungguhan dari manik Dion dan ia percaya pada apa yang ia dengar tadi.

"Aku juga bakan jadiin kamu sebagai CINTA TERAKHIR ku" ucal Selin tiba-tiba yang mampu membuat tubuh Dion membeku seketika.

Benarkah yang dikatakan Selin tadi? ia akan menhadi cinta terakhir gadis itu? tanya Diin pada dirinya sendiri dengan perasaan bahagia yang begitu membuncah.

Dion langsung memeluk tubuh gadis-nya itu dengan sangat erat, ia sangat bahagia mendengar pernyataan yang dikatakan oleh Selin tadi.

" I LOVE YOU " bisik Dion ditelinga Selin

" I LOVE YOU TOO " ucap Selin membalas pernyataan cinta dari Dion.

avataravatar
Next chapter