1 Eps.1

Bising suara kendaran serta polusi asap dari kenalpot menemani pagi Andini bersama tas ransel dan hp di tangannya yang hendak menuju kampusnya ia adalah mahasiswa semester pertama fakultas sastra,ia merantau ke ibukota dan tinggla di sebuah kos milik bibinya,Hidup di ibukota negara berkembang tidaklah mudah dari biaya hidup yang tinggi kesenjangan sosial dan polusi dimana mana.Jarak kos dan kampusnya tidak terlalu jauh karena itu dia memilih jalan kaki daripada naik kendaraan umum.

Sembari berjalan ke arah kampusnya ia menyempatkan dirinya mampir untuk membeli beberapa lembar kertas folio di toko dekat sini,nampak didepan toko tidak banyak antrian hanya satu antrian didepannya dan tak lama orang yg didepannya selesai dengan urusannya.

"Mas kertas folio lima lembar sama pulpunnya satu."

Sembari penjual mengambilkan barang yang dia minta ia segera mengambil uang di dompetnya,*hiiihk* terdengar suara kuda yang seperti sedang menarik keretanya serta ramai suara orang yang seolah sedang jual beli layaknya di pasar,andini berpikir sejenak "loh... emangnya disekitar sini ada pasar?" ,ia reflek menoleh ke belakang dan terheran karena dia hanya melihat beberapa montor yang berlalu lalu lalang ia juga tidak mendengar suara itu lagi.

"Ah ini cuma halusinasiku saja",Mungkin itulah yang dipikiran Andini berbalik sambil mengeluarkan uangnya, belum sempat mengambil uangnya dia melihat sesuatu yang tak lazim dari pantulan rak kaca, ia melihat rumah warga menjadi sebuah hamparan tanah dan pasar tradisional seperti era perang dunia,terpantulkan dengan jelas orang berlalulalang dan melakukan transaksi jual beli,ia hanya bisa berpikir dan menerka apa yang sebenarnya terjadi atas apa yang dia lihat,di saat memikirkan semua itu.

"Ini Mbak kertas sama pupennya."

Sedikit kaget andini sadar ia sedang membeli barang,segera ia membayar lantas pergi ke kampusnya sambil menulis kejadian aneh tersebut di catatan HP nya,sebenarnya semenjak andini masuk universitas ia sering menulis kesehariannya di HP.

[Di HP]

22/03/2036 Pagi ini terlalu banyak halusinasi mungkin aku harus membatasi begadangku,malam ini ku harus cepat tidur.

Di kampus andini tidak terlalu akrab dengan teman sefakultasnya walaupun sudah sering mendapat tugas berkelompok tapi nampaknya masih tidak akrab atau mungkin andini lah yang menutup diri dari temannya,ia juga tidak ikut UKM terlepas dari itu semua sebenarnya dia mendapat rank 10 besar saat ujian masuk universitas.

Jam menunjukkan pukul 7 para mahasiswa sudah harus berada di kelasnya masing masing,andini menatap ke luar jendela karena masih kepikiran tentang kejadian tadi yang membuatnya terheran.

"andini..."

Dia benar benar jelas mendengar suara kereta kuda ditengah kerumunan orang namun ketika menoleh ke sumber suara itu seketika hilang bak di tiup angin.

"Andini!"

"Eh,Iya bu."

"Kamu bagaimana sih,Waktunya pelajaran kok malah bengong!"

"Maaf bu."

"Sebagai hukumannya nanti setelah jam terakhir temui saya di perpustakaan."

"Iya bu."

Matkul terakhir telah usai kini andini harus menepati janjinya untuk ke perpustakaan ia menduga akan disuruh suruh menata buku di rak,sesampainya di sana dia melihat dosennya sedang menunggunya di sampimg troli yang berisikan buku buku.

"Sini andini,bantu ibu menata buku."

"Oke."

Andini mengambil alih troli yang dipenuhi buku tersebut,memasukkannya ke rak buku sesuai jenis buku,beberapa buku sudah tertata rapi tinggal sedikit lagi selesai dan ia bisa segera pulang.

Namun saat menata di rak buku sejarah tanpa sengaja menjatuhhkan sebuah buku,buku itu jatuh dan membuka sebuah halaman dimana halaman itu terdapat sebuah gambar bersejarah.Gambar sebuah keadaan pasar pada masa lalu,terkejut andini melihat hal itu karena ia barusaja tadi pagi dia melihatnya lewat pantulan kaca dari rak toko,andini mengambi buku untuk melihatnya dengan jelas dan memastikan ia tidak salah lihat kemudian membalik halaman dan melihat tertera tahun 1804 pada deskripsi foto.

"Sudah selesai menata buku nya?"

"Eh,Belom bu,ini tinggal beberapa buku lagi." Tangannya reflek menutup buku yang dia pegang.

Lantas ia segera menyelesaikan pekerjaannya.

"Sudah ku tata semua bu bukunya."

"Makasih ya udah bantu."

"Saya pamit dulu ya bu."

"Ya hati hati."

Jam menunjukkan pukul 17:54,dalam perjalann pulangnya andini masih kepikiran tentang hal yang menyangkut kejadian waktu pagi "kok bisa ya? apa cuma kebetulan? Ah... bodo amat dah!" sembari bergumam seperti itu HP nya berdering tanda pesan masuk,waktu di cek ternyata itu hanyalah pesan dari bibinya "dini tolong belikan sarden kaleng di minimarket".

"Haduh kenapa nggak dari tadi sih,harus balik muter lagi nih." *huft* sembari menghela nafas.

Sesampainnya di minimarket berharap bisa langsung beli tanpa antrian,namun waktu hendak membuka pintu badannya gemetar bagaikan orang yang menggigil "Aku ini kenapa?" pintu terasa berat seperti ada yang menahan dari dalam,ia menoleh ke arah petugas parkir untuk meminta bantuan.

"Mas bantu bukain pintu."

Dia tercengang melihat petugas parkir diam seolah olah mematung,bukan hanya petugas parkir tapi juga dengan orang orang yang didalam minimarket,semuanya tampak seolah tak bergerak sama sekali.Tak berapa lama bagaikan terkena efek dari FlashBang,pandangan andini sangat silau,semakin silau dan silau hingga tak kuat membuka matanya serta suara yang memekakkan telinga.

Tak berlangsung lama,Suara yang tadinya memekakkan telinga kini memudar dan bercampur suara riuh orang,tangannya yang tadinya menggenggam gagang pintu kini tak terasa lagi gagang pintunya serta cahaya yang menyilaukan kini semakin memudar hingga ia memberanikan diri membuka matanya.

Suara riuh orang membuat dia yakin berada di tempat keramaian,perlahan membuka mata ia terheran bukan main dimana tadi ia didepan minimarket sekarang malah jadi didepan pasar tradisional,tak hanya itu yang tadinya menjelang malam kini berubah menjadi terang benderang ditambah lagi pasar itu sama dengan yang ia lihat di buku dan rak kaca.

"A-apa yang sebenarnya terjadi?".

avataravatar