4 Ketika rasa sayang menjadi cinta

17 Juli 2017 menjadi awal mahligai cinta dalam sebuah hubungan di resmikan.

Ali semakin terbuka tentang dirinya kepada Ela, tentu tidak semua mereka saling ceritakan. Terkadang ada beberapa hal yang memang harus di simpan untuk menjadi rahasia pribadi masing-masing.

Status pacaran sudah ada dan membuat hubungan mereka berdua semakin harmonis. Berkabar seperlunya seperti hubungan dua orang dewasa.

''Dek, kalau butuh apa-apa bilang sama kakak ya''. Sms ali kepada kekasihnya.

''In syaa Allah kak. Saat ini adek tidak butuh apa-apa, cuman butuh kakak untuk setia'' jawab ela yang takut kehilangan.

''Setia pasti dek, oh yaa entar malem adek enggak keluar?'' tanya ali.

''Keluar kak, entar malem ada acara organisasi, sama mau ngerjain tugas kuliah sih. Kayaknya bakalan begadang'' balas ela dengan mengharap sedikit perhatian dari kekasihnya.

''Semangat sayang, mmuh mmuh mmuh'' balas ali sambil tersenyum seolah-olah membayangkan sedang mencium kekasihnya ''Entar malem kakak Video Call yaa, tapi kalok kerjaan semuanya udah selse''.

Ela tersenyum membacanya dengan berharap dalam hati itu benar-benar di lakukan.

''Oke kak, adek tunggu. I love you''. Balas ela dengan memberikan semangat seolah-olah sambil memberikan tawa bahagia di depan kekasihnya itu.

Malam harinya pukul 22.00 ali dan ela mengobrol melalui vidio call, selayaknya orang jatuh cinta sampai melupakan waktu yang teramat berharga. Mereka merasa seolah-olah apapun yang di bicarakan menjadi perbincangan penting dan bait demi bait katanya begitu bermakna. Tanpa sadar mereka mengobrol sampai pukul 02 pagi dan akhirnya mereka mengalah terlelap saling berhadapan di depan kamera.

Hubungan mereka berdua makin harmonis, menjalin sebuah bingkai kasih sayang dengan rasa saling percaya. Ali sebagai lelaki dewasa yang bijaksana tidak pernah mengekang kekasihnya melakukan apapun. Begitupun ela, dia membebaskan kekasihnya dengan memberikan kepercayaan penuh.

Semakin hari rasa sayang dalam diri ela berubah menjadi sebuah cinta yang teramat dalam kepada ali. Berbeda dengan ali sayang sepenuhnya tapi belum sampai kepada cinta hanya seperti terikat rasa nyaman dan kagum karena kemandirian dan kedewasaan kekasihnya itu. Yah, cinta yang tumbuh diantara mereka berasal dari rasa saling percaya dan nyaman. kalau bertemu toh hanya bisa bertemu 2 kali dalam sebulan. Kalau rindu jangan di tanya, namanya orang baru jatuh cinta pasti sangat menyesakkan dada.

Sampai suatu hari pagi sabtu ketika keduanya libur tidak ada kerjaan mereka menyempatkan pulang bersama.

''Dek kakak tungguin dimana?'' kata ali melalui telepon.

''Tungguin depan pom bensin yaa kak, ini adek udah enggak jauh kok'' celoteh ela kepada kekasihnya sambil mematikan telepon.

Sesampainya depan pom bensin ela melihat kekasihnya sedang menunggu di atas motor vixion warna hitam coklatnya, dia pun menghampiri dan menegur kekasihnya itu

''Mau langsung jalan pulang atau bagaimana'' tanyanya.

''Langsung jalan aja yok dek. Oh yaa kakak ikut ke rumah ya, ketemu bapak sama ibu, sekalian minta restu, hehee'' ucap ali sambil tertawa dengan mata serius.

''Ayo, tapi di rumah enggak ada apa-apa, jauh juga rumahnya adek sekitar 98km dari sini'' ucapnya meyakinkan.

''Iya kakak tau dek, ayok kita jalan, adek di depan kakak jagain dari belakang'' katanya penuh cinta.

Mereka pun menstater motor masing-masing dan berangkat. Mahligai cinta yang begitu mendebarkan tanpa memandang apapun di antara mereka semakin membuat semuanya begitu Indah, walaupun hanya dengan jalan bersama mengendarai motor masing-masing.

Sesampainya di rumah, ela langsung mempersilahkan kekasihnya masuk untuk istirahat.

''Tunggu sebentar kak ya, adek ambilin air dulu'' ucap ela sambil berjalan ke dapur dan membawakan kekasihnya segelas teh hangat. Ela tau kalau sudah berjalan jauh butuh minum yang hangat-hangat.

''Makasih yaa dek. Oh ya bapak sama ibu mana?, ada yang kakak mau bicarakan'' tanyanya kepada ela.

''Tunggu sebentar kak ya'' sambil berjalan dan memanggil orang tuanya. ''Pak buk itu ada kak ali temannya ela'' sambil menunjuk kekasihnya.

Ini merupakan pertama kalinya ali bertemu dengan kedua orang tua ela.

''Dari mana nak?'' tanya bapak ela kepadanya.

''Dari desa B pak'' jawab ali.

''Kerja atau teman kuliah ela'' tanyanya lagi

''Kerja pak, kebetulan saya pacarnya ela. Saya kesini bermaksud untuk bertemu dengan bapak sama ibu agar bapak sama ibu tau sama siapa ela berhubungan'' ucap ali dengan serius.

Sontak perkataan tadi mendebarkan hati ela, seolah-olah tidak akan ada pengganti dan berkata dalam hatinya ''dialah jodohku''.

''Iya nak, terimakasih banyak ya. Bapak sama ibu cuman berpesan jaga ela baik-baik, jangan sakiti dia. Dia anak kesayangan bapak sama ibu, jangan sampai rasa sakit dia kami yang merasakan'' kata bapak penuh haru.

''Enggih pak in syaa allah'' ucap ali meyakinkan. ''in syaa allah kalau ela siap saya mau mengajaknya menikah, tapi ela suruh saya tunggu dia selse kuliah dulu'' ucap ali sedih.

''Iya nak itu lebih baik, alangkah baiknya kuliah di selesaikan dulu. Oh ya nak ali lanjutkan ngobrolnya dengan ela ya. Bapak sama ibu mau ke depan dulu soalnya ada tamu'' sambil berpamitan dan pergi keluar bersama istrinya.

Ela yang semakin kagum, bangga dan mencintai kekasihnya itu tertegun, karena untuk pertama kalinya ada seorang lelaki yang memberanikan diri berbicara serius kepada orang tuanya.

Setelah selesai berbincang-bincang dengan kekasihnya, ali pun berpamitan untuk pulang.

''Dek, kakak pulang dulu ya. Malam minggu depan kita bertemu lagi di pantai A, entar kakak jemput di kos'' katanya sambil menatap mata kekasihnya yang berat untuk membiarkannya pergi

''Mmmmmm, kakak mau pulang'' ucap ela dengan manja.

''Iya sudah kakak hati-hati ya, salam sama orang tua di rumah'' tegas ela dan kemudian mencium tangan kanan kekasihnya.

''Yaudah, assalamu'alaikum'' pamitnya. Didepan rumah ali bertemu dengan kedua orang tua kekasihnya dan berpamitan untuk pulang.

avataravatar
Next chapter