webnovel

Seorang Wanita Tidak Boleh Sombong

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Di sore hari, saat sinar matahari cerah dan penuh warna. Sinarnya terurai dari jendela kaca, menyinari lotus tapal kuda yang ditempatkan di meja kopi yang tampak putih dan transparan.

Chen Youran mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan melihat hanya ada satu panggilan tak terjawab yang tertera di layarnya. Setelah menunggu sekitar lima sampai menit, dia tidak melihat Ji Jinchuan menelepon untuk yang kedua kalinya. Dia kemudian menunggu beberapa menit lagi, namun ponselnya sama sekali tidak kembali berdering.

Tiba-tiba, Chen Youran menepuk kepalanya dengan penuh rasa kesal. Dia lupa bahwa pria itu adalah Ji Jinchuan bukan Gu Jinchen. Saat dia sedang marah, biasanya Gu Jinchen akan selalu berusaha merayunya. Selama dia tidak menjawab telepon, pria itu akan terus meneleponnya sampai dia menjawab. Dia lupa bahwa Ji Jichuan dan Gu Jinchen adalah dua orang yang berbeda. Baik itu dari segi temperamen, penampilan ataupun karakter, mereka berdua sangat berbeda.

Selain itu, Chen Youran hanyalah teman kencan Ji Jinchuan, bukan pacar atau istrinya. Dia tidak punya alasan untuk bermanja diri kepada pria itu. Dia memikirkan solusi selama beberapa saat, lalu akhirnya memutuskan untuk kembali menelepon. Ketika telepon terhubung, dia hanya bisa mendengar suara napas orang yang berada di ujung telepon. "Maaf Presiden Ji, aku baru saja pergi ke kamar mandi," katanya berbohong.

"Chen Youran," ucap Ji Jichuan yang memanggil namanya dengan lembut, halus dan pelan.

Suaranya sangat damai, tetapi itu membuat jantung Chen Youran berdegup kencang seolah kebohongan kecilnya terbongkar di ujung telepon. Dia sangat panik, dia sebenarnya tidak pandai berbohong. Terlebih lagi, orang yang sedang dia bohongi adalah Ji Jinchuan, pria yang hebat dan bijaksana.

Chen Youran mengerutkan bibir dan menjawab, "Aku di sini."

Suasana hening selama beberapa saat, kemudian Ji Jinchuan kembali berkata, "Seorang wanita boleh saja menjadi pintar, tetapi dia tidak boleh sombong."

Chen Youran hanya diam tidak menjawab sepatah kata pun, dia merasa sangat kesal. Apakah dia ingin membuat keributan dan mengatakan bahwa aku sombong? Aku sombong? Batinnya. Dia ingin mengatakan secara langsung, tetapi Ji Jinchuan bukan Gu Jinchen yang selalu memanjakannya. Akhirnya dia hanya berpura-pura bodoh dan menjawab, "Presiden Ji, kata-katamu terlalu sulit untuk aku mengerti." Dia tidak tahu di mana pria itu berada. Ada suara sangat berisik, tetapi sepertinya tidak di pusat kota.

"Apakah seseorang di kamar mandi bisa memesan kopi blue mountain tanpa gula?"

Chen Youran terdiam, lalu melihat sekeliling. Tampak seorang pria dengan kacamata emas duduk di belakangnya. Dia baru saja memesan kopi blue mountain, lalu saat pelayan beranjak pergi dia berteriak 'tanpa gula' kepadanya.

Pipi Chen Youran terasa panas karena malu, lalu dia berkata, "Aku di kedai kopi, baru saja keluar dari kamar mandi."

"Chen Youran..." Ji Jinchuan kembali memanggil namanya dengan nada yang sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.

Chen Youran duduk secara normal, jika tidak sedang berada di kedai kopi, dia mungkin akan menjawab 'ya' seperti saat guru sedang mengabsennya. Pandangan matanya kemudian tertuju pada kantong kertas yang berada di atas meja Ji Jinchuan. Terlihat seorang gadis di sampul kantong membawa tas yang baru keluar di pasaran, terlihat modis dan unik. Kemudian dia mendahului berbicara dengan mengatakan, "Presiden Ji, sepertinya ada tas tangan yang baru saja diluncurkan oleh merek terkenal baru-baru ini. Terlihat bagus. Aku sangat menyukainya."

Di seberang telepon Ji Jinchuan terdiam sejenak, kemudian berkata, "Aku menyuruh Feng Yi membelinya untukmu."

Feng Yi adalah sekretaris jenderal Ji Jinchuan. Dia tidak hanya bertanggung jawab atas pekerjaan di kantor, tetapi juga untuk kehidupan pribadi pria itu, seperti saat memesan hadiah untuk kekasihnya.

Suara Chen Youran penuh kegembiraan dan merasa terkejut, "Benarkah?"

"Ya," jawab Ji Jinchuan pelan. Kemudian Chen Youran memberitahu tentang tas baru terkenal itu merek apa. Dia hanya mendengarkan dengan tenang, ketika gadis itu selesai berbicara, dia berkata dengan suara pelan, "Aku tahu."

Next chapter