3 Undangan Dinner

Hari sudah larut malam, rasanya badan sangat lelah oleh drama hari ini. Ingin ku memejamkan mata beristirahat agar besok lebih semangat menjalani aktivitas lagi. Aku mengganti pakaian tidurku lalu mematikan lampu kamar. Tiba-tiba aku dikagetkan dengan handphone ku yang berdering, "kring..kring" ternyata ada telepon masuk. Kulihat sepertinya nomor tidak tersimpan di kontak handphone ku.

Ku angkat teleponku

"Hallo, Assalamu'alaikum". terdengar suara lelaki yang tidak asing ditelingaku.

"wa'alaikumsalam.,dengan siapa ya?" jawabku.

" apakah ini dengan vira ? vira ini saya Frans".

"Hah ? Pak Frans ? " Batinku.

Seketika aku terdiam karena bosku tiba-tiba telepon malam hari.

"Hallo..hallo, vira kok diem ? apa kamu masih disitu ?. Sautnya mengagetkanku.

"Eh.. iya pak, maaf lagi gak enak badan ini pak, makanya gak fokus. Btw, ada apa menelpon saya malam-malam begini ? Tanyaku. 

Dia menjelaskan maksud dan tujuannya menghubungiku tengah malam.Ternyata beliau menghubungiku untuk mengucapkan terimakasih atas kejadian tadi pagi, ketika aku menolong ibunya. Bukan itu saja, beliau juga mengundangku untuk makan malam bersama ibunya. lalu Aku terdiam sejenak untuk berpikir. Antara mau tidak mau, karena aku merasa tidak enak jika ada  karyawan yang tau kalau mahasiswa magangnya ini dinner dengan atasannya. Apalagi bos perusahaan tersukses di Ibukota. Tetapi jika aku tolak, aku tidak enak hati dengan Ibu Sovia.

"Emmm..emm maaf pak saya tidak enak kalau tau karyawan yang lain saya dinner dengan bapak" jawabku. Lelaki tampan itu tidak kehabisan akal, ia menyangkal tolakanku dan terus membujuku.

"Vira..plis kamu mau ya !, ibuku ingin ketemu denganmu ini permintaan beliau" Bujuknya dengan nada memelas.

Karena ini permintaan orang tua dan aku sangat menghormati orang tua. tidak enak jika banyak alasa untik menolaknya. akhirnya aku menerima undangan pak Frans. Disamping itu aku mengingat kebaikan beliau yang telah memperbolehkanku magang di tempatnya. Tanpa izin darinya aku susah untuk menemukan perusahaan yang mau menerima anak mahasiswa magang. karena tidak semua perusahaan mau menerima mahasisw berlatik kerja.

Pak Frans mengundangku makan malam di rumahnya. Awalnya ingin makan di restaurant langganan keluarga mereka, tetapi bu Sovia belum sembuh total, kakinya masih kesleo dan bengkak akibat benturan. Sehingga harus banyak istirahat. Jadi kami memutuskan untuk makan malam di rumahnya.

Pak Frans memang orang yang ramah dan supel. baru beberapa menit saja kita ngobrol sudah akrab serasa teman sebaya. Bukan lagi canggung seperti atasan dan karyawan. Kami ngobrol bercanda hingga larut malam. Karena mengingat badanku sudah terasa lelah sekali aku berpamit untuk mematikan telepon dan istirahat.

Aku tidak segera memejamkan mata karena, aku masih kepikiran oleh undangan makan malam dari bosku itu. Tidak menyangka jika aku diundang oleh pengusaha muda itu. Sedangkan aku hanya mahasiswa yang menumpang berlatih kerja untuk syarat kelulusan kuliahku. 

Aku merasakan kepalaku pusing begitu hebat. Aku bangun dari tempat tidurku lalu mencari obatku dan meminumnya. 1 jam kemudian aku merasakan ngantuk yang begitu hebat. 

*****

Seperti biasanya aku selalu memasang jam alarmku untuk membangunkanku. Namun karena aku terlalu capek dan terlelap efek obat yang ku minum semalam, aku tidak mendengar suara alarm yang sudah sangat dekat di telingaku. Akibatnya aku bangun kesiangan pukul 07.00. Alhasil aku serba terburu-buru. Mulai dari mandi, tidak sempat memasak untuk ayahku sampai menyiapkan segalanya. 

Dengan terburu-buru aku berpamitan kepada ayahku , "Ayah, maaf hari ini vira tidak bisa masak untuk sarapan, vira bangun kesiangan dan harus segera berangkat".

"Iya nak, hati-hati dijalan". Menggelengkan kepala melihat polah anaknya jika sudah kesangan.

Jakarta memang dikenal dengan kota yang macet. sudah menjadi tradisi ketika jam kerja, jalanan macet hingga panjang beberapa km. Kemacetan memang membutuhkan kesabaran ekstra. Memang harusnya bangun pagi dan beramgkat pagi. jika kesiangan setengah jam saja hasilnya akam terjebak macet.

Aku sangat terburu-buru karna jam masuk kerja semakin dekat. Hampir saja aku menabrak motor yang berhenti di depanku karena aku yang kurang berhati-hati. Tetapi, syukurlah ada petugas jalan yang mengalihkan arus jalan sebagian ke arah yang lain. Jalanan lenggang, kendaraan yanh melajupun mulai lancar, Langsung Ku tancap kencang gas motorku. *Ngeeeng..wushh*

Dan sampailah aku di kantor. Pada saat aku memparkir motor di tempat parkiran karyawan, ku lihat jam tanganku, menunjukan waktunya sudah masuk jam kantor. a iaku bergegas lari dari parkiran menuju lantai 3.

Aku berlari menuju lantai 3 ruang mejaku. Aku naiki lift dan memencet tombol angka 3 dan panah keatas yang berarti naik ke lentai 3. "Duh.. lama sekali lift nya " kecemasanku di dalam lift. Beberapa menit kemudian lift membuka dan aku berjalan cepat ke ruanganku. Karena jalanku tergesa, Tidak disengaja saat berjalan, menabrak seseorang yang jalan tergesa-gesa juga.

Braaakkk….

Berkas yang dibaws pak Frans berantakan." Duh maaf pak, saya nggak sengaja" membereskan berkas pak bos yang berantakan.

" Loh kenapa kamu ini kok ngos-ngosan berantakan pula ! " terheran memandangi tampilanku dari ujung rambut hingga ujung kaki

"Iya pak saya kesiangan makanya saya tergesa-gesa" jelasku

" Yaudah sekarang kamu ke kamar mandi untuk merapikan bajumu. Saya ingin karyawan disini rapi dan bersih" tegasnya

"Baik pak".

Aku segera ke kamar mandi untuk merapikan bajuku. Tiba-tiba ada notif pesan masuk di handphone ku. Pak Frans mengirim pesan.

"Vira, selesai dari kamar mandi tolong ke ruangan saya ya".

Mendapatkan pesan seperti itu, aku ketakutan atas kesalahanku tadi. 

Segera Kurapihkan pakaian dan make up ku lalu menuju ke ruang pimpinan. Ku ketuk pintu ruangan itu, dan seperti biasa pak Frans menyambutku dengan salam ramahnya. Dipersilahkan aku untuk duduk. 

" Ada apa, bapak meminta saya ke ruangan bapak " tanyaku cemas seraya menundukan kepala

" Saya minta maaf tadi di depan lift membentak kamu. Karena saya ingin terlihat profesional kepada karyawan-karyawan saya. Jelasnya.

"Iya pak, saya memahami hal itu."

Disuruhnya aku segera kembali kemeja untuk melanjutkan tugasku. Namun ketika aku ingin membuka pintu keluar,

" vira, nanti malam jangan lupa ya". beliah mengingatkanku disertai tersenyum kepada. Aku membalasnya dengan senyuman pula. 

Aku sedang melanjutkan tugasku yang sempat tertunda dari staff keuangan kemarin, tiba-tiba Jesica datang ke mejaku. Ruangan Jesica tidak jauh dari ruanganku masih sama dilantai 3. Jesica mampir ke mejaku untuk mengajak makan siang dijam istirahat nanti.

"Hmm iya Jes,, nanti saja kalau kerjaanku sudah selesai ya" sautku.

Berkas-berkas telah aku selesaikan kini saatnya aku menyerahkan ke staff keuangan. 

"Tolong sekalian mintakan tanda tangan ke pak Frans ya karena sekretarisnya tadi sedang keluar". Minta staff keuangan padaku.

"Baik bu".

"Tok…tok, permisi pak ada berkas yang harus bapak tanda tangani" menyerahkan berkas ke meja pimpinan. Saya kembali ke bagian keuangan dan mengkonfirmasi jika tugas saya telah selesai. 

Jam sudah menunjukan pukul 12.00, dimana jam istirahat telah tiba. Jesica mengajakku untuk makan siang. Kami makan bersama di kantin kantor. Kami sama-sama memesan menu bakso dan es jeruk. Kami selalu memesan meni yang sama karena kami sama-sama pecinta bakso.

" Oh ya Jes, nanti malam aku diajak pak bos untuk makan malam dirumahnya " 

Uhuk..uhuk.. Jesica kaget dan keselak mendengar ceritaku. 

"Loh kok bisa tiba-tiba pak bos ajak kamu makan malam ?" Terheran terlihat dahinya berkerut

" Ya, karena kemarin aku sebelum berangkat kantor, nolongin ibu-ibu jadi korban tabrak lari eh ternyata itu ibu pak bos" terangku.

"Owalah begitu" .

Namun entah kenapa setelah aku tentang hal itu, seketika aku melihat nafsu makan jesica hilang dan raut wajahnya terbengong. Jesica mengajaku untuk kembali ke lantai 3 karena banyak tugasnya yang belum terselesaikan.

avataravatar
Next chapter