1 Lolos Ujian

Perkenalkan namaku Abimanyu, seorang tenaga pendidik di salah satu sekolah ternama di negeri ini. Sekolah ini terletak di sebuah desa terpencil di atas bukit, itu juga kenapa aku menyebutnya sekolah di atas awan.

Setiap pagi kabut pasti menyelimuti seluruh bukit dan membuat para penghuninya menggigil kedinginan. Nanti sekitar pukul delapan barulah kabut pergi berganti dengan cahaya mentari yang menghangatkan kulit hingga hati.

Tempat ini seperti kepingan surga dilihat dari sisi manapun, maka beruntunglah mereka yang bisa masuk dan diterima bersekolah disini.

Awal aku mengenal sekolah ini adalah dari sebuah kabar gembira di tengah keputusasaan dan kesempitan ekonomi yang kami alami.

Sebelumnya aku bekerja di kota metropolitan dengan gaji seadanya. Bahkan aku mengambil beberapa pekerjaan sekaligus untuk menutupi kebutuhan hidup.

Di tengah keputusasaan itu seorang teman menawarkan aku melamar ke sekolah ini, ke luar kota, ke pedesaan lebih tepatnya. Aku ikuti sekenanya, hampir tak berharap masuk.

Langkah awal aku mendaftar online di situs yang sudah ditentukan online, aku harus mempersiapkan beberapa berkas tentunya. Bahkan untuk menyiapkan beberapa fotokopi dan legalisir ijazah yang berbayar aku tidak punya uang.

beruntung ditempat kerjaku ada printer super canggih sekaligus mempunyai scanner. teman kerjaku yang bertugas sebagai bendahara menolongku dengan mempersilahkan memakai printer tersebut aku manfaatkan untuk men-scan berkas aku.

Aku juga heran kenapa legalisir ijazah jadi segitu mahalnya di saat kita memerlukannya. Yah, tandatangan seorang profesor mungkin tidak boleh diberikan secara cuma-cuma. Padahal itu perguruan tinggi negeri.

Jadi aku putuskan untuk mencari pinjaman uang, kemanapun itu, ke teman, ke keluarga, semua siapa saja yang bisa dipinjami.

Tiba saatnya pemanggilan untuk ujian, dan namaku ada di sana. Aku tidak punya banyak uang, jadi ketika datang ke lokasi sekolah aku berbekal uang seadanya.

aku dipinjami mbakku ongkos naik travel ke lokasi ujian, dan uang untuk kebutuhan selama ujian di kantongku kudapatkan dari gaji tempatku bekerja.

Ketika peserta ujian lain memilih tinggal di hotel, aku harus memilih menumpang di masjid sekitar desa. Untungnya imam masjid berbaik hati berbaik hati mengizinkanku menginap barang semalam.

Tiba saatnya ujian, aku menghadapinya dengan tenang ketika orang lain grasak-grusuk entah mengapa. Begitu juga ketika diuji dengan micro teaching. Aku pun bisa melakukannya dengan mudah.

Tes ujian masuk ke sekolah ini berlangsung selama satu hari. dimulai dari jam 8 pagi. sebelum ujian dimulai, para peserta ujian berbaris dihalaman untuk diberi bimbingan dan arahan tes masuk menjadi calon guru dan tenaga pendidik.

Tiba saatnya memasuki ruang ujian, hatiku mantap melangkah menuju tempat duduk yang telah diberi identitas peserta oleh panitia ujian. dengan tenang dan rileks aku menunggu panitia membagikan soal ujian.

Ujian berlangsung selama 2 jam. aku menjawab soal dengan hati-hati dan saksama. sementara ada peserta yang terlambat sehingga konsentrasiku terganggu.

Namun aku kembali berkonsentrasi untuk mengikuti tes ujian ini agar memperoleh hasil yang baik.

Pengumuman hasil tes ujian yang ditunggu-tunggu tiba. Aku buka situsnya dan .... tapi tak sanggup juga untuk tidak berdebar ketika melihat pengumuman.

Aku lulus!

Aku akan pindah!

Meninggalkan kota metropolitan dan memilih tinggal di pedalaman.

Ini berarti aku harus yakin penghasilan dari sekolah itu akan menjadi lebih baik daripada penghasilanku yang sekarang.

Lalu di sinilah kisahku bermula, dimana akan ada tangis, air mata, emosi membara, hingga canda tawa.

avataravatar