8 hampir saja

di pertemuan kedua itu, malam terlihat terang Zia bersiap untuk pergi dan berpamitan kepada orangtuanya untuk pergi kerumah sahabatnya karena ada urusan mendadak. Zia terpaksa berbohong karena takut orangtuanya khawatir. Zia mengenakan hem lengan panjang dan rok dibawah lutut dilengkapi dengan jaket lepis warna biru.

Dika mengajak Zia untuk makan malam. setelah makan malam usai Dika mengajak Zia untuk berjalan-jalan di sekitar kota sambil menikmati pemandangan malam itu.

Malam mulai berganti mendung menandakan akan turun hujan. angin berhembus begitu kencang berkali-kali hingga tanpa sengaja mengangkat rok yang di pakai Zia. dapat terlihat jelas paha Zia yang mulus itu walaupun penerangan lampu di sana begitu redup.

Hati Dika mulai bergejolak, walaupun Dika sudah menyatakan cinta pada Zia berkali-kali tapi Zia selalu menolaknya dan ingin menjalaninya dulu sebagai teman. perasaan yang terpendam itu semakin lama semakin memuncak ketika melihat pemandangan itu apa lagi ketika angin meniup rambut Zia yang panjang dan di tambah sebuah senyuman dari Zia. Dika tidak dapat menahan gejolak itu lebih lama lagi.

Dika mulai mendekat semakin dekat dengan Zia. Zia masih menikmati pemandangan di kota. lampu-lampu yang berwarna warni di kegelapan sungguh indah bagai kunang-kunang.

ketika angin mulai berhembus lagi Zia menunduk sambil memegangi rok dan rambutnya. tanpa sadar Zia menabrak bidang dada kotak milik Dika dan Dika memeluk Zia.

Zia masih tertegun dia kaget dan menengadah ke atas ke wajah Dika.

mata hitam Dika menatap Zia tanpa berkedip tanpa bersuara. Zia masih benggong memandang Dika sambil mengedipan matanya berkali-kali seolah berkata "ada apa ?".

tapi Dika masih diam dan memeluk Zia dengan erat dan semakin lama semakin erat.

Dika tidak bisa menahan hasratnya lagi. dan mulai mencium bibir Zia dengan ganas dengan nafsu yang meluap.

Zia yang kaget berusaha keras untuk melawan tapi tenaga Zia jauh lebih lemah dibandingkan Dika yang mempunyai tubuh yang tinggi dan gagah.

satu tangan Dika mencengkram tangan Zia dan satu tangannya memeluk Zia dengan erat seakan tidak mau dilepas lagi.

Deru nafas Dika menggebu-gebu. dia mendorong Zia ke tempat yang lebih sepi dan gelap sambil terus mencium bibir Zia.

di cuaca yang mendung itu membuat keadaan menjadi sepi sekali.

Dika mulai menjelajah turun ke leher Zia dan tangan satunya mulai ikut menjalar ke paha Zia yang mulus itu di elus-elusnya tak hanya itu. tangan nakal Dika mulai menjalar ke dada zia di remas-remasnya dada Zia dari luar baju dan dilanjutkan membuka kancing baju Zia dari atas sampai ke kancing ke lima. Zia memakai jaket tapi tidak di resletingkan.

sambil terus bibir Zia dilumatnya dengan kenikmatan. tangan yang satu mulai meraba masuk kedalam baju Zia dan tangan satunya lagi menjalar ke selangkangan Zia.

semakin Zia melawan semakin kuat perlakuan Dika pada Zia.

Dika mulai memasukan jarinya, Zia mulai merasakan nyeri dari bawah perutnya. tidak hanya sampai di situ tangan Dika yang berada di dada Zia kini mulai memegang satu tangan Zia dan di arahkan untuk masuk ke celana Dika yang sudah dibukanya dari tadi karena merasa penuh dan tak nyaman.

sontak Zia berfikir apa yang akan terjadi selanjutnya Zia melawan dengan sekuat tenaga dan Dika melepaskan ciumannya ketika Zia mulai menangis dan tangisan itu yang menghentikan semua aktifitas Dika. Dika yang mulai tersadar dan merasa bersalah, meminta maaf kepada Zia dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Zia yang masih shok itu berlari sambil menangis, begitu lama hingga tak terasa hujanpun turun memisahkan mereka.

Dika yang hendak mengejar Zia kehujanan dan kehilangan Zia.

Zia tertunduk lesu di sebuah minimarket. air matanya mulai habis dan fikiranya masih kosong.

Zia memesan coklat panas dan menenangkan fikirannya dan bersiap untuk pulang.

orangtua Zia yang kawatir karena Zia pulang terlalu malam akhirnya marah-marah karena Zia tak bisa dihubungi.

Zia hanya diam dan masuk ke kamar, dan menangis dengan keras hingga tertidur.

orangtuanya merasa bersalah dan meminta maaf keesokan harinya.

Zia dengan segera mengganti lagi nomer Handphone nya.

avataravatar
Next chapter