1 Perpisahan (Prolog)

Pagi hari diiringi suara kicauan burung-burung dan gemuruh air hujan yang berjatuhan, aku duduk didepan teras memejamkan mata sambil berdoa " Tuhan aku mohon diusiaku yang ke 35 nanti pertemukan aku dengan Tomi" begitu kata hatiku sambil memasang bibir tersenyum.

Tomi adalah teman kecilku, dia adalah laki-laki yang selalu ada buat aku baik itu untuk teman bermain, teman bercerita, ataupun teman belajar, Tomi adalah seseorang yang pendiam, orang-orang sih sering bilang dengan sebutan Introvert. dan akibat sifat introvertnya itu, jadi cuman aku aja yang jadi teman dekatnya.

Aku dan Tomi berpisah sejak SMA kelas X, ketika itu Tomi harus pindah sekolah dan pindah tempat tinggal di surabaya karna orang tuanya pindah tugas kerja.

ketika hari terakhirnya disekolah, dia berpamitan dengan teman-teman dikelas. Ketika itu guru sudah selesai menyampaikan materi pembelajaran, Tomi mengangkat tangan dan meminta izin untuk menyampaikan kata perpisahan "maaf pak, hari ini kan hari terakhir saya sekolah disini, kalau boleh...saya minta izin untuk menyampaikan kata-kata perpisahan pada bapak dan teman-teman".

Pak Husni sebagai guru fisika pada waktu itu mempersilahkan Tomi untuk maju kedepan dan menyampaikan kata-kata untuk perpisahan. dengan muka tertunduk sedih, Tomi maju kedepan dan berkata "teman-teman aku minta maaf kalau selama aku sekolah disini banyak sekali kesalahan yang aku perbuat pada kalian, atau ada tutur kataku yang kurang pantas didengar. Besok aku sudah harus pindah ke surabaya ikut dengan orang tuaku".

Sesaat setelah itu, Tomi tiba-tiba menegakan kepala sambil tersenyum, diapun berkata dengan nada semangat yang halus, khas sekali dengan kepribadianya "aku yakin suatu saat kita semua akan bertemu satu sama lain, aku juga yakin kita semua akan berhasil".

Ketika pulang sekolah dia berjalan menyusulku sambil memanggil "Mel...mel, tunggu dong", aku berhenti berjalan dan menolehkan mukaku kearah Tomi, Tomi menghampiriku dan menggandeng tanganku "yok pulang bareng". aku menatapnya dengan senyuman.

Ketika diperjalanan pulang, didalam mobil Tomi memegang tanganku dengan lembut dia berkata "mel, mungkin hari ini adalah hari terakhir kita ketemu dan jalan berdua, aku nggak tau suatu saat kita bisa ketemu lagi atau nggak, yang aku tau aku cuman satu mel...aku bener-bener sayang sama kamu dan aku harap suatu saat kita bisa sama-sama lagi".

Ketika itu aku benar-benar tidak bisa berkata apapun, aku cuma bisa menangis dan tersenyum paksa, padahal didalam hati bener-bener hancur dan sedih.

Tomi menggenggam tanganku sambil menatap dan berkata "maaf mel atas semua kesalahanku, maaf atas semuanya".

Sambil menarik nafas dalam Tomi berkata padaku "udah... jangan sedih, mmm....untuk hari terakhir kita bertemu aku mau ngajakin kamu makan malam, kamu mau kan.?"

Akupun hanya bisa tersenyum dan menjawab dengan suara lirih "iya, aku mau".

"yaudah...jangan nangis lagi, dandan yang cantik ya, nanti malam aku jemput jam 20.00".

Jam 20.00 malam Tomi datang untuk jemput aku, dia menelpon untuk mengabari kalau sudah sampai didepan "hai mel, aku udah didepan nih".

"iya, tunggu sebentar ya.., aku mau izin sama ibu dulu", begitu ucapku sambil bergegas keluar dari kamar.

Aku menemui ibu dan berpamitan untuk jalan sama Tomi.

"Bu, aku pamit mau jalan sebentar sama Tomi".

"pertemuan terakhir ya..?"begitu jawab ibuku dengan maksud bertanya balik

Aku aku mendekat pada ibu dan bersalaman" iya bu, jalan dideket-deket sini aja kok , mungkin juga cuman makan malam".

Ibu memberiku izin "iya, hati-hati ya, jangan pulang malam-malam".

Setelah berpamitan dengan ibu, aku segera keluar dan menemui Tomi. kala itu aku tersipu malu dibutnya, Tomi bersender dimobilnya sambil menatapku dengan tajam. Untuk mengalihkan perhatianya aku menyapa dia

"Kamu kenapa Tom..!, ada yang salah sama pakaianku?

"Mmmm....enggak papa kok, nggak ada yang salah dari kamu, yok masuk ntar keburu malem". Begitu ucap Tomi sambil salah tingkah.

Setelah sampai di cafe, kita masuk dan duduk saling berhadapan, Tomi bertanya "oh iya lin, kamu mau minum sama makan apa.?"

"Aku mau espreso sama pisang keju aja deh"

"Oke...tunggu sebentar, aku pesenin ya"

Tomi memesan minuman dan makanan sebentar, lalu dia kembali kemeja makan dengan membawa pesanan tadi, dia duduk dan memberikan secangkir espreso padaku, kala itu Tomi hanya memesan pisang keju satu porsi itu juga tidak diberikan padaku, aku bertanya pada dia "Loh, kok pisang kejunya cuman pesen satu porsi Tom, untuk aku mana.?"

Tomi memandangku sambil tersenyum, dia menjawab "Mel, malam ini adalah malam terakhir untuk aku bisa duduk berhadapan sama kamu, jadi malam ini kamu nggak perlu repot-repot makan pakai tangan kamu sendiri, sini aku suapin...Aaaak".

Supaya suasana tidak terlalu bersedih aku sedikit melontarkan kata lelucon pada tomi "yah Tom, bilang aja kalau kamu mau nyuapin aku, ribet banget pakai jelasin panjang lebar"

Tomi tersenyum mendengar kataku, dia menyuapiku dengan rasa sayang, dan entah, rasa itu hanya sekedar untuk pertemanan atau lebih.

Selang beberapa saat dia berkata "Boleh aku genggam tangan kamu.?"

"Iya" begitu ucapku sambil menjulurkan kedua tangan.

Tomi menggenggam tanganku, dia juga menatapku dengan tajam "Mel, mungking hari ini adalah hari terakhir untuk kita bisa bertemu, untuk itu aku mau kamu menerima hadiah dariku, aku mau kamu janji buat memakainya dan menjaganya sampai kita ketemu lagi"

Tomi mengambilkan kotak berwarna hitam yang berisi jam tangan "Mel, aku pakaikan di tangan kamu ya", dia memakaikan jam tangan tersebut ditanganku.

Setelah selesai memakaikan jam tangan, Tomi masih menggenggam tanganku seakan memberi isyarat bahwa sangat berat sekali perpisahan ini untuk dirinya.

Aku berkata pada Tomi "terima kasih untuk hadiahnya, aku mau kamu janji, ketika kamu sudah berada disurabaya kamu harus berubah, jangan jadi pendiam lagi, kamu harus sukses Tom. dan jangan lupa, kalau sudah sukses tolong cari aku, apapun keadaanku nanti, tolong temui aku tom"

Dengan membendung air mata tomi menjawab "iya Mel, aku janji".

"Udah jangan sedih, aku yakin kok nanti kita bakalan ketemu lagi", begitu ucapku untuk menenangkan Tomi.

Waktu sudah larut malam...kira-kira sudah pukul 23.15, aku mengajak Tomi untuk mengantarkanku pulang.

"Udah malem nih tom, anterin aku pulang yok".

Tomi menarik nafas dan menjawab "Iya deh, ayok kita pulang"

setelah sampai dirumah aku berpamitan dengan Tomi "Ya udah...aku masuk duluan ya Tom, kamu kalau udah sampai rumah jangan lupa ngabarin".

"Apaan sih Mel...orang rumah aja sandingan kok" begitu ucap Tomi sambil tertawa.

"Hehehehe"

Keesokan harinya Tomi berangkat dari palembang menuju surabaya, dan aku mengantarnya sampai ke bandara. Tomi dengan orang tuanya bergegas masuk kebandara, Tomi menghampiriku sesaat sebelum masuk bandara "Mel, jaga diri kamu baik-baik ya. maaf untuk semuanya".

aku hanya bisa menangis dan memeluknya.

Lambaian tangan menjadi tanda perpisahan antara aku dan tomi dengan iringan kata selamat tinggal didalam hati.

avataravatar
Next chapter