1 Prolog

Sudah 1 tahun lamanya keluarga kecil ini berimigrasi sementara ke Sydney [Australia]. Jana D'Angelo adalah istri dari Arlo D'Angelo, seorang pengusaha sukses sekaligus CEO terkemuka pemilik pabrik es krim terbesar di Eropa.

Merek es krim D'Angelo sudah sangat terkenal di semua negara-negara Eropa dan benua Amerika. Sekarang perusahaan D'Angelo mengembangkan lagi bisnis mereka dan membuka pabrik ke-25 nya di benua Australia.

Arlo yang menjabat sebagai pemilik dan CEO perusahaan D'Angelo pun mau tidak mau harus turun tangan sendiri untuk melihat kondisi pabriknya. Dia harus memastikan semua prosedur dan semua berkas yang berhubungan dengan pabrik barunya berjalan lancar dan sukses tanpa ada masalah apapun.

Untuk itu Arlo pun diharuskan tinggal di Australia beberapa tahun sampai kondisi pabriknya bisa berjalan dengan sendirinya. Jana yang tidak mau ditinggal suaminya pun akhirnya memutuskan untuk menemani suaminya ke Australia, begitu juga dengan anak semata wayangnya Gemma D'Angelo.

"Mamma, Papà ! ayo kita pergi beli es krim, kalian sudah janji kalau Gem dapat nilai 100, Gem boleh pilih es krim rasa apapun" protes gadis kecil 6 tahun tersebut sambil mengembungkan pipinya dan menarik-narik tangan kedua orang tuanya.

Jana yang melihat tingkah bocah itu pun hanya bisa tersenyum dan membelai rambut anak kesayangannya. "Iya, mia cara figlia (anakku sayang)! Sini Mamma cium dulu" ucap Jana sambil mengangkat anak semata wayangnya kepangkuannya.

Gadis kecil tersebut cuma bisa cekikikan saat Mammanya memeluknya erat dan memberikan kecupan-kecupan bermain pada pipi merahnya kemudian balas memeluk dan mencium pipi mammanya.

"Wah wah wah masa Papà gak diajak." Protes Arlo kepada istri dan anak kesayangannya.

Mereka berdua pun bertatapan sejenak kemudian melirik Arlo dengan senyum jahil khas mereka dan menyerang Arlo dengan serangan kecupan-kecupan di kedua pipi Arlo disertai dengan pelukan erat dari keduanya.

Dengan senyum merekah di pipinya, Arlo mencium puncak kepala anaknya dan mengecup bibir ranum istrinya. Dua perempuan di pelukannya adalah harta paling berharga di hidup Arlo.

"Sekarang giliranmu, Fragolina" ucap Arlo sambil menggelitik perut anaknya. Gadis kecil itu cuma bisa ketawa dan berteriak minta ampun pada papànya.

Fragolina: (Salah satu ucapan sayang ortu Italia pada anaknya yang berarti Stroberi kecil) dan Arlo memanggil Gemma "Fragolina" karena stroberi adalah buah kesukaan putri kecilnya. Jana yang melihat tingkah keduanya pun cuma bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

Setelah beberapa saat kemudian...

"Ayo kita berangkat" ucap Arlo sambil mengedong putri kecilnya dan merangkul mesra bahu istrinya. Ketiganya pun menaiki mobil mereka dan melanjutkan perjalanan ke kedai es krim Sydney terkenal "Cow and the Moon" langganan mereka.

Di tengah perjalanan, Arlo yang mengendarai mobil merasakan ada sesuatu yang salah dengan mobilnya. Saat dia menginjak rem mobilnya, tiba-tiba saja remnya tidak bisa berfungsi/rem blong.

Saat Jana melihat ekspresi suaminya yang panik, seketika itu Jana pun tau ada sesuatu yang tidak beres dengan mobil mereka. Jana yang duduk di sebelah Arlo hanya bisa menggenggam tangan suaminya seolah-olah memberikan sedikit ketenangan walaupun dirinya sendiri juga sudah mulai panik. Dengan ekspresi sebiasa mungkin Jana pun menyuruh Gemma pindah kepangkuannya.

"Gemma, kemarilah mia cara. Dengar Mamma baik-baik...apapun yang terjadi nanti, kamu harus kuat dan selalu ingat bahwa Mamma dan Papà akan selalu mencintaimu mia cara figlia." ucap Jana sambil mencium kening anaknya disusul dengan Arlo yang membelai sayang kepala Gemma.

Gadis kecil itu hanya menatap heran Mamma dan Papànya. Baru saja Gemma mau menanyakan ada apa pada Mammanya, tiba-tiba saja mobil yang mereka tumpangi ditabrak sebuah truk besar dan dalam sekejab hanya ada teriakan dan pecahan-pecahan kaca yang didengarnya saat mobil mereka terguling-guling dan terhempas jauh ke arah jalanan.

Untuk sesaat, telinga Gemma tidak bisa mendengar apa-apa. Dalam keadaan setengah sadar, pemandangan pertama gadis kecil itu adalah tubuh kedua orang tuanya yang sudah tergulai lemas dengan kepala dan hidung yang sudah mengeluarkan banyak darah.

"Deg!!! Mamma, Papà!"

"Bangunlah! Jangan tinggalkan Gemma hiks hiks" ucap gadis kecil itu sambil menggerak-gerakan bahu dan tangan kedua ortunya. Tetapi tidak ada gerakan apapun dari mereka dan hal itu membuat Gemma semakin menangis histeris.

"Hiks...Papà, Mamma!" sambil menagis tersedu-sedu gadis kecil tersebut berusaha keluar dari mobil untuk mencari bantuan.

Tangan Mammanya yang tadinya mendekap dan melindungi gadis kecil itu pun sudah berlumuran darah dan parahnya lagi posisi mobil yang mereka tumpangi berada dalam keadaan terbalik dan rusak parah.

Dengan segala cara Gemma berusaha membuka pintu mobil dari dalam, tetapi entah kenapa pintu yang biasanya bisa dibuka tiba-tiba jadi tidak bisa dibuka. Dengan perasaan takut akhirnya, Gemma memutuskan untuk menghancurkan kaca depan mobil mereka.

Untungnya kaca mobil tersebut memang sudah retak dan hancur tak beraturan (ada yang sudah berkeping-keping, ada yang tajam, bahkan masih ada bongkahan besar yang masih melekat di kerangka mobil) sehingga memudahkan gadis kecil itu untuk menghancurkan beberapa bagian kaca mobil dengan mainan barbienya.

Dengan susah payah gadis kecil itu keluar dari pecahan-pecahan kaca mobil tersebut. Tubuh kecilnya pun terkena goresan sana sini, tadi saja dia hampir terjekik oleh kalung pemberian orang tuanya pasalnya waktu dia mau keluar dari sana, rantai kalung yang dikenakan Gemma tiba-tiba tersangkut di sisa bongkahan tajam kaca mobil.

Alhasil kalung yang bertulisan namanya pun terputus dari lehernya. Walaupun lehernya sangat sakit tetapi demi ortunya dia berhasil keluar dari mobil tersebut dan dengan semua sisa-sisa kekuatannya, sambil menangis dan meringis Gemma pun berjalan terseok-seok, matanya melirik sana sini untuk mencari siapapun yang bisa menolong orang tuanya.

Berhubung hari sudah jam 10 malam, jalanan pun sudah tidak seramai harapan gadis kecil itu tetapi kabar baiknya adalah untungnya lokasi kejadian berada di perempatan jalan dekat kedai es krim langganan mereka jadinya gadis kecil itu memutuskan untuk kesana mencari bantuan.

"Ayo Gemma!!! Sebentar lagi sampai" ucap gadis kecil itu dengan sisa-sisa kesadarannya. Seluruh tubuhnya terasa sangat sakit dan dia juga mulai melihat bayangan-bayangan hitam pada matanya.

"Oh tidak, aku tidak boleh pingsan disini!" ucap Gemma dalam hatinya.

Namun takdir mengatakan hal lain, gadis kecil itu memang sudah mau sampe kedai es krim langganannya tetapi tubuhnyalah yang sudah tidak kuat menopang dirinya akhirnya pun roboh di jalanan. Kata terakhir yang keluar dari mulut Gemma adalah kata "Help" lalu semuanya berubah menjadi gelap.

avataravatar
Next chapter