2 sebuah rencana

10 abad kemudian

burung burung bernyanyi di angkasa. membuat melody yang enak untuk di dengar. seorang siswa di akademi senior negri Arania sedang duduk memikirkan rencana ujian akhir untuk akademi junior.

" Ray!" seseorang yang menghampirinya memanggilnya dan duduk di sebelahnya.

" hai Giona". Ray menyapa Giona yang baru saja duduk di sampingnya.

"gimana rencana buat ujian akhir?" tanya Giona pada Ray.

"aku mempunyai rencana untuk memanfaatkan Hutan Berkabut sebagai sarana ujian akhir akademi junior" jawab Ray.

"hey, bukannya Hutan Berkabut itu daerah terlarang. hanya orang yang sudah lulus akademi senior yang diperbolehkan masuk".

"ayolah...kita ini di tahun terakhir akademi senior. kekuatan kita sudah mampu untuk menghadapi apa yang ada di dalam sana." Ray tetap dengan pendiriannya.

" baiklah...tapi bagaimana kita bisa masuk kesana ?" tanya Giona

" tenang saja....apa kau ingat dengan Arvyn ?"

"tentu saja. mana mungkin aku melupakannya. ia adalah putra mahkota di negri ini. dan lagi pula ia sering bermain dengan kita." jawab Giona.

" nah kita bisa minta tolong kepadanya untuk membuat surat izin ke Hutan Berkabut. ia pasti punya jaringan untuk itu."

" baiklah, lebih baik kita pergi kesana sekarang. ujian akan di laksanakan dua hari lagi".Giona mengingatkan sambil berjalan ke arah istana.

"hey tunggu!" Ray langsung menyusulnya.

mereka pergi keluar akademi untuk menemui Arvyn. putra mahkota dari raja Raatia. mereka berjalan melewati damainya negri Arania. burung burung yang terbang menyanyi, air yang mengalir di sungai-sungai kecil, menciptakan symphony yang meneduhkan.

"Hai Mr. Chard! Hari yang bagus untuk berkebun". Siapa Giona pada salah seorang penduduk.

"Kira-kira apa yang sedang dilakukan Arvyn saat ini ya?" Ray mereka-reka.

"Yaa paling dia sedang latihan berkuda saat ini". Giona menebak.

Sesampainya mereka di depan istana, mereka memanggil salah satu penjaga yang ada di sana.

"Hey antarkan kami pada pangeran Arvyn."pinta Rai pada penjaga

"Apa keperluanmu?" Penjaga yang sedang berdiri di depan gerbang itu meminta alasan kedatangan mereka.

"Ayolah.... Kami hanya murid di akademi senior. Apa kau melihat kami ini penjahat?" Jawab Ray.

"Apa keperluanmu?". Penjaga itu mengulangi pertanyaannya.

" Kami hanya ingin menemui pangeran Arvyn. Apa dia ada?" Kali ini Giona yang menjawabnya. Penjaga itu terlihat seperti mengkonfirmasi kedatangan mereka. Dan tak lama membukakan gerbang agar mereka bisa masuk.

"Baik, terima kasih!" Giona mengucapkan pada penjaga.

" Dasar penjaga kaku. Padahal kita sudah sering masuk kedalam sini. Apa dia selalu Lupa dengan wajah kita." Ray hanya menggerutu sambil memasuki gerbang istana.

"Sudahlah. Namanya juga penjaga" jawab Giona.

Mereka berjalan menuju halaman belakang. Tempat biasa pangeran Arvyn berada. Terlihat seorang yang sedang menunggangi kuda disana. Ia memacu kudanya melompati halang rintang yang terdapat disana.

"Sungguh manuver yang luar biasa pangeran Arvyn!". Ray memberinya tepuk tangan. Arvyn menghampiri Ray dan Giona yang dari tadi memperhatikan latihannya.

" Hai apa kabar Ray, Giona. Lama tidak berjumpa ya!" Ia menjabat tangan Ray dan Giona.

" Yaa begitulah...,masih sibuk dengan urusan-urusan di akademi." Ray menjawabnya.

" Pangeran Arvyn kami datang kesini untuk meminta bantuan agar kami bisa mendapatkan surat izin ke Hutan Berkabut." Giona langsung mengutarakan maksud kedatangannya.

"Ayolah jangan panggil aku pangeran Arvyn. Kita ini teman oke!"

"Baiklah Arvyn".

"Untuk apa kalian membutuhkan izin ke Hutan Berkabut. Tidak ada apa apa di sana. Hanya ada makhluk-makhluk yang akan membahayakan kalian." Tanya Arvyn sambil mengajak berjalan berkeliling taman istana yang indah.

"Kami selaku panitia ujian akhir akademi junior, akan mengadakan ujian yang berbeda tahun ini. Kami akan membawa mereka kedalam pertarungan yang sebenarnya melawan makhluk yang ada didalam sana." Jelas Ray.

" Baiklah kalo begitu. Ayo ikut aku kedalam istana. Aku akan membuatkan surat izin untuk kalian." Ajak Arvyn. Mereka berjalan kedalam istana yang megah mengikuti Arvyn dari belakang.

"Waah...besar sekali istana ini." Giona takjub melihat megahnya istana kerajaan Arania. Mereka memang sering masuk kedalam gerbang istana. Tapi tidak pernah sampai masuk kedalam istana.

Didepan terlihat tangga yang melingkar menuju keatas. Di dindingnya terdapat foto foto keluarga kerajaan.

" Ayo di sebelah sini!" Arvyn mengarah ke sebuah Pintu yang berada di sebelah kanan ruangan utama. Mereka memasuki ruangan itu. Ternyata itu adalah ruangan kerja sekretaris kerajaan. Arvyn mengambil tiga kertas dari laci sebuah lemari buku besar yang berisi buku buku tebal.

" Ini. Tulis nama kalian masing masing lalu tanda tangan disana." Arvyn menyerahkan dua lembar kertas kepada Ray dan Giona.

Setelah mereka menanda tangani nya, Arvyn memberikan stempel kerajaan di masing masing kertas.

"Ini surat izin kalian. Berlaku kapanpun kalian membutuhkannya." Arvyn menyerahkan dua lembar surat izin kerajaan.

"Terima kasih banyak Arvyn." Giona menerima surat izin tersebut.

"Ngomong-ngomong kapan kalian akan pergi ke Hutan Berkabut?"

"Mungkin besok pagi." Jawab Ray.

"Baiklah aku akan ikut dengan kalian besok pagi." Arvyn memutuskan untuk ikut.

"Baiklah. Kita akan menjelajah Hutan Berkabut besok. Jangan lupa membawa persenjataan kalian. Kita tidak tau apa yang akan kita hadapi disana." Giona mengingatkan.

"Persiapkanlah diri kalian. Waktu itu aku pernah memasuki Hutan Berkabut dengan para prajurit. Jika tidak awas, maka kita akan tersesat didalam sana." Jelas Arvyn.

Ray dan Giona pun pamit pulang ke rumah mereka masing-masing. Matahari kian menurun ke ufuk senja. Siang berganti malam, malam berganti pagi.

avataravatar
Next chapter