1 Bab 2

~Dane POV

"Kau benar tentang sesuatu," ujar Dean setengah mengangguk walau ia yakin lawan bicara via online-nya ini tidak bisa melihat gerakan tipis yang sedang ia lakukan. "Apapun yang terjadi, keputusanku sudah bulat."

Dean memutuskan sambungan telepon begitu pintu ruang kerjanya dibuka. Seorang gadis berdiri di ambang pintu mengenakan kaos biru tua dengan celana training hitam. Gadis yang begitu santai dalam menjalani hidup. Dean sekadar menatap; menjentikkan telunjuk kanannya, meminta gadis itu untuk masuk.

"Permisi."

"Jadi," Dean mulai mengangkat suaranya. Ia melemparkan beberapa berkas dihadapan gadis itu yang tampak tercengang. "Kau bisa tanda tangani dan segera pergi. Sepertinya Rony membutuhkan bantuanku."

"Tanda tangan?"

Dean memajukan kursi agar bisa mendapat kontak mata. Gadis lugu dihadapannya itu lebih terlihat seperti anak yang hilang dari genggaman orang tuanya.

"Ya, kau bisa mulai menandatangani semuanya."

"Bagaimana dengan wawancaranya? Apa aku langsung diterima?"

Suasana yang semula bisa diprediksi oleh Dean tiba-tiba menjadi diluar kendalinya. "Tiffany..."

"Tiffany? Oh, tidak-tidak. Sepertinya Anda salah orang. Aku disini untuk mendapatkan pekerjaan sebagai barista Anda," jelasnya.

"Lalu siapa kau?"

"Danieka. Apa kita bisa mulai wawancaranya?"

"Kau kuterima," ujarku cepat-cepat.

"Um, tapi, Tuan..."

Dean mengangkat ponselnya, menekan beberapa angka lalu membiarkan ponsel itu melekat pada telinganya. Keputusan singkat Danieka adalah meninggalkan ruangan itu dalam tanya yang masih menggebu. Sedangkan Dean, ia terpaksa berurusan dengan Tony yang sibuk menghubungi seseorang, Tiffany.

"Tidak, aku benar. Aku ingin yang itu."

"Kau sudah gila, Dane?" tanya Tony dengan nadanya yang meninggi.

"Apa yang salah?" balas Dean.

"Kepribadiannya..."

"Kau katakan kepadaku, Tony. I'm going to make my own family, right?" tanya Dean berusaha meyakinkan. "Kurasa kau tahu betapa kepribadiannya tidak penting. Kau urus sisanya."

"Dean..."

"Aku sendiri yang akan memperbaiki kepribadiannya selagi kau meyakinkan dirinya untuk menggantikan Tiffany."

avataravatar