1 William

Di sebuah hotel negara Meksiko, Amerika Utara. Mereka berbicara dalam bahasa Inggris.

"Ahh.. ughh.. ohh William.. why you so good.. ahh~ desah seorang wanita sexy asal Mexico yang sedang bercinta dengannya malam itu.

"Ini belum seberapa." ucap William sombong sembari memegang kedua kaki wanita yang ditekuk lututnya agar miliknya masuk dengan sempurna.

"Gaya lain?" tanya William yang mulai bosan dengan posisi yang sama. Wanita itu mengangguk.

William melepaskan miliknya dan segera membalikkan badan wanita itu. Di angkat pinggul wanitanya dan "Slupp" "ahh.." wanita itu kembali mendesah. William kembali memasukkan miliknya dengan posisi doggy style. Ia menyodoknya makin kuat dan makin dalam.

"Oh my.. oh my.." ucap wanita itu meremas rambut diubun-ubunnya tak bisa menahan sensasinya.

Tiba-tiba..

"Drettt.. dretttt.." ponsel William berbunyi. William hanya meliriknya saja tapi getarannya tak mau berhenti membuatnya risih.

"Hah. Menyebalkan." Gerutu William.

Masih tak ingin melepaskan miliknya dari liang wanita itu, dia mengambil earphone wirelles dan menyelipkannya di lubang telinganya. Dia kembali menyodokkan miliknya. "Ahh~ desah wanita itu lagi.

"Hallo." Ucap William.

"William. Segera kembali ke kantor. Urusanmu di Mexico sudah selesai. Kenapa kau belum kembali?" Tanya kepala agen Rika.

"Besok aku akan kembali." Ucapnya menahan desahan dan tetap menyodokkan miliknya.

Terdengar desahan wanita Mexico itu menggema di kamarnya.

"Tidak sopan. Bisa-bisanya kau menjawab teleponku saat bercinta! Selesaikan dan segera kembali!" Bentak kepala Rika kesal dengan sikap mesum agennya.

William tersenyum miring.

"Oke. Sampai jumpa, R." Tut.. tut.. tut.. Rika mematikan ponselnya. William melepaskan earphone dan melemparkannya ke atas meja.

"Ahh William.. siapa yang meneleponmu barusan?" Tanya wanita itu dengan wajah yang sudah memerah.

"Mentorku." Ucapnya singkat.

"Apa kau akan balapan lagi?" tanya wanita Mexico berambut hitam itu.

Wanita itu hanya mengetahui bahwa William seorang pembalap. Dia menyamar sebagai pembeli narkoba dan ganja di daerah Amerika. Dia datang ke Mexico karena ada transaksi bisnis dengan salah seorang pengedar yang memberinya petunjuk tentang siapa bos mafia sebenarnya. William sengaja berbohong pada wanita itu untuk menutupi identitas dirinya.

William sudah tidak tahan. Segera dia menyodokkan miliknya dengan ritme yang makin cepat dan "Crott.. crott.." William mengeluarkannya di punggung wanita itu hingga seluruh punggungnya tertutupi cairannya.

"Ah William. Kenapa kau tak memasukkannya di dalam saja. Kau harus menggosok punggungku!" Ucap wanita itu sebal.

William hanya tersenyum miring dia tak menjawab apapun.

William langsung berdiri dan mengambil tisu. Dia mengelap cairannya dipunggung wanita itu dan langsung membuangnya ke tempat sampah. Dia berjalan dengan gagah ke kamar mandi begitu saja meninggalkan wanita berkulit coklat eksotis yang masih tengkurap di ranjang karena lemas.

"Dasar menyebalkan. Dia dingin sekali." Ucap wanita itu dalam hati.

William mandi di bawah guyuran shower yang lembut. Tetesan airnya begitu menyegarkan mampu meredakan nafsunya yang masih bergejolak untuk bercinta lagi tapi dia sudah bosan. Wanita itu menghampiri William dan memeluknya dari belakang. William diam saja.

"Besok kita mau kemana?" Tanya wanita itu.

"Aku akan kembali ke Amerika." Ucapnya singkat.

Wanita itu bingung dan mematikan kran showernya. Dia menatap William tajam.

"Kau meninggalkanku?" Tanyanya.

"Aku sudah bilang. Kau hanya perlu menemaniku selama 3 hari setelah itu semuanya berakhir. Ini sudah hari ke 3. Jadi, sampai jumpa." Ucapnya datar.

Segera William meninggalkan kamar mandi dan mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhnya. Wanita itu kesal dia dicampakkan William begitu saja. William segera berpakaian dan meninggalkan segepok uang diatas ranjang. Dia pergi begitu saja meninggalkan hotel.

William mengendarai mobil Ford Mustang hitam miliknya membelah jalanan kembali ke Amerika Serikat. Dia tipe lelaki yang suka berpetualang dan menghabiskan waktunya dengan mobil.

William seorang agen rahasia CIA yang ditugaskan ke berbagai negara untuk menyelidiki dan menangkap para penjahat elit. Banyak para mafia kelas atas yang sudah dipenjarakan bahkan dibunuh olehnya.

William memiliki wajah yang rupawan. Dengan jambang dan kumis yang tipis dan mata yang syahdu membuatnya terlihat seperti lelaki baik hati dan ramah, itulah yang membuatnya dengan mudah menggaet para wanita yang menjadi incaran dalam misinya.

Sedang kepribadian aslinya tak seperti itu. Sikapnya yang dingin dan tak suka basa basi membuatnya susah untuk bersosialisasi dengan para agen lainnya. Hanya Rika kepala agen yang sudah berumur 50 tahun di CIA yang paling dekat dengannya karena Rika paling tahu sifat William. Dia yang merekrutnya dan melatihnya dibawah pengawasannya. William menaruh hormat pada Rika.

Namun sampai sekarang ambisinya untuk menangkap gembong mafia dari Rusia masih belum terwujud.

Julius "The Scorpion" merupakan mafia besar di Rusia. Dia memiliki organisasi kumpulan para mafia diseluruh dunia dengan dia sebagai ketuanya. Tak pernah ada yang melihat sosok aslinya karena semua bisnisnya dijalankan oleh anak lelakinya Rio.

CIA sampai saat ini belum bisa menangkapnya karena Julius selalu menggagalkan tuduhan polisi ketika akan dikasuskan. Dia memiliki banyak mitra dan para petugas polisi serta pemerintah yang bekerja untuk mereka secara terselubung bahkan CIA sendiri tidak tahu siapa kawan dan lawan dalam agensinya.

Tapi kali ini keberuntungan sedang memihak pada William. Dia akan terlibat ke dalam bisnis Julius yang sedang diincar CIA dan pemerintah, hanya saja William belum mengetahuinya.

Perjalanan panjang 30 jam lebih dari Mexico ke Virginia membuat William harus beberapa kali mampir ke rest area untuk sekedar makan dan isi bahan bakar. Dia tak suka menginap di tempat kumuh atau hostel yang murah. Gaya hidupnya yang mewah membuatnya menjadi pria yang memiliki ciri khas dan daya pikat tersendiri pada setiap wanita yang bertemu dengannya.

avataravatar
Next chapter