145 Berpura-pura menangis

Renand sudah membuka pintu kamar Amarilis, Melihat Amarilis yang hanya menundukkan kepalanya, dan Reiko yang berdiri di depan tubuh Adiknya itu.

Reiko menengok ke arah Renand, ketika mendengar suara pintu terbuka. Pandangan Reiko menatap Renand dengan rasa bersalah, Walaupun Reiko tidak tau apa permasalahan antara Renand dan Amarilis. tapi melihat sikap Renand yang ingin bicara seperti ini, pastilah terjadi sesuatu yang besar.

"Amarilis.." Panggil Renand pelan, Renand berdiri sambil memasukan tangannya ke dalam kantung celana.

Amarilis mengangkat kepalanya dengan pandangan takut, Renand menghela nafasnya pelan. Tidak bisa Renand memarahi adik-adiknya sama sekali, Renand hidup bersama mereka sejak kecil dan berbagi kasih sayang.

Satu kesalahan Amarilis tidak mungkin membuat Renand membencinya. "Katakan pada kakak, Apa yang sebenarnya terjadi?." Renand menunggu Amarilis berkata jujur, Setidaknya Renand harus mendengar dari dua sisi yang berbeda.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter