2 Part 1

"Selamat malam semuanya" Ujar Line pada teman temannya.

"Selamat malam" Jawab mereka serempak.

Mereka memasuki kamar masing-masing, mereka tinggal di sebuah rusun yang tak terlalu besar namun tak terlalu kecil, harganya juga sangat pas dengan isi dompet anak sekolahan seperti mereka.

Mereka adalah ONYX Team yang dibentuk kepolisian Jakarta dengan anggotanya berasal dari anak anak SMA bertujuan untuk membantu Polisi menangani kasus yang terbilang cukup rumit.

Mereka terdiri dari 18 orang, 5 di antaranya memiliki kemampuan istimewa yang jarang dimiliki orang orang biasa.

Dina menggosok gigi terlebih dahulu sebelum tidur. Dina meregangkan otot otot tangannya yang terasa kaku lalu membaringkan diri di kasur miliknya.

Suasana rusun hening, semua orang sudah tertidur pulas. Waktu berlalu kini jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam.

Dina mengatur posisi nyaman dalam tidurnya namun di alam sana ada yang mengganggunya. Yah, alam mimpi Dina membawa Dina ke suatu tempat.

Sontak Dina membuka mata saat ia melihat sesuatu di alam bawah sadarnya. Ia terduduk, nafasnya terengah-engah, bulir keringat sudah muncul di pelipisnya.

Ia menutup wajahnya, lagi lagi ia mimpi itu. Dina memiliki kemampuan yang tak sembarang orang bisa mengetahuinya, ia bisa melihat masa depan namun kemampuannya itu tak bisa selalu ia andalkan. Kemampuannya hanya akan muncul sendiri bukan dari kemauannya, dan sekarang kemampuan itu muncul.

Ia melihat seorang wanita di perkosa lalu dibunuh di suatu tempat, namun ia tak tahu di mana itu. Mimpi itu sudah beberapa kali muncul membuatnya yakin kejadian itu akan terjadi.

Dina harus segera memberitahukan hal ini pada teman temannya sebelum terlambat. Dina melirik ke arah jam ia mendesah pelan melihat waktu menunjukkan pukul 12.23 malam pasti teman temannya sudah tertidur.

Ia akan mengatakan hal ini besok saja, semoga pilihannya kali ini benar. Ia kembali membaringkan tubuhnya ke kasur lalu memejamkan mata.

Di sisi lain El terbangun, perutnya sedari tadi berbunyi padahal ia sudah makan tadi bersama teman temannya.

El beranjak dari kasurnya kakinya melangkah mendekati kulkas lalu membukanya, namun ia tak menemukan apa apa.

"Hah Kosong? Hadehh... Besok gue suruh Krystal temenin gue beli persediaan deh" El menutup kembali pintu kulkasnya. Ia memilih mencari penjual makanan yang masih buka di luar.

El melangkah keluar namun baru saja ia keluar ia menemukan Vera terlihat sedang berbicara pada seseorang di depan kamarnya. Ah ralat, Vera sedang marah marah.

Namun satu hal yang membuat El bingung, Vera memarahi siapa? Ia hanya melihat Vera sendirian disana.

"Vera marahin siapa tuh? Angin?" Karena penasran akhirnya El melangkah mendekati Vera yang jaraknya tidak terlalu jauh.

"Diem sehari bisa gak sih? Jahil mulu Lo" Kesal Vera sambil berkacak pinggang.

"Ver!" Seru El membuat Atensi Vera beralih padanya. "Lo ngapain belum tidur? Terus tadi Lo marahin siapa?"

Vera berdecak. "Bisa gak sih lo nanya satu satu aja! Gue lagi marahin Jio noh gara gara dia ngusilin gue sampe gue gak bisa tidur"

Jio? Oh El baru ingat. Temannya yang satu itu bisa melihat makhluk tak kasat mata yang artinya Jio adalah seorang hantu. Pantas saja ia tidak melihat siapa siapa.

"Eh lo kenapa gak tidur? udah tengah malem tauk mau kemana Lo?" Tanya Vera.

"Gue laper hehehe... Lo ada makanan gak Ver?"

Vera menggeleng. "Gak ada"

"Yahh..." El mendesah pelan.

"Aku punya makanan" Ujar Jio yang hanya bisa didengar oleh Vera.

"Tuh kata Jio dia punya makanan, Lo mau?" El langsung berbinar. Namun beberapa detik kemudian ia mencebikkan mulutnya kesal.

"Yang bener aja Ver, gue makan makanan Hantu gitu?" Vera tergelak. Sangat seru mengerjai temannya yang satu ini, karena El gampang dikelabui.

"Tau ah gue mau nyari makanan aja"

"Malam malam gini mana ada warung buka"

"Ya cari aja dulu siapa tau ada" Perutnya sudah meronta ronta sedari tadi.

"Mau gue temenin gak?" Tanya Vera.

"Gak usah" Cetus El yang masih kesal pada Vera.

"Yaudah sono, tapi hati hati temennya Jio gangguin Lo di bawah entar"

"Ihh, bukan temen Jio tauk" Kesal Jio.

"Iye iye bukan temen Lo cil, pokoknya hati hati aja El disini banyak penunggunya lho"

"Jan nakut nakutin deh Ver" El menghentakkan kakinya menjauh dari Vera yang masih tertawa.

El berupaya mengindahkan ucapan Vera tadi. Kata Keyla hantu gak akan mengganggu pada orang yang berani, jadi ia sedang memberanikan diri saat ini.

Tak sadar El sudah berjalan jauh dari area rusun, memang benar tak ada penjual makanan yang buka tapi ia tak boleh menyerah daripada ia tak tidur dengan perut kosong.

Kakinya berhenti saat melihat ada penjual sate yang tak jauh dari tempatnya berdiri, dengan cepat ia melangkah mendekati tukang sate tersebut.

"Mang, Saya pesan satenya 10 ya" Ujar El saat sampai disana.

Penjual Sate itu mengangguk, "Iya neng" Tangannya masih sibuk dengan pesanan orang yang berada di samping El.

El menoleh pada pria di sampingnya ia bertanya tanya mengapa pria itu keluar di malam hari?

"Ini neng satenya, mending neng pulang sekarang udah malam" Ujar penjual sate tadi. El langsung mengambil sate itu lalu kembali menoleh ke pria tadi yang sudah bersiap siap ingin pergi.

"Tunggu mas!" Seru El membuat pria berpakaian serba hitam itu berhenti.

"Kok malam malam gini masih berkeliaran disini?" Tanya El. Entah keberanian mana lagi yang gadis itu dapatkan untuk bertanya pada orang asing.

"Saya sedang mencari kupu kupu malam" El mengangguk mengerti namun sedetik kemudian tubuhnya menegang. Apa maksudnya kupu kupu malam?

Karena merasa pria itu tidak beres akhirnya El memilih kabur secepatnya dari pria itu. Ia berlari menuju Rusun sesekali ia menoleh ke belakang. Untung saja pria itu tidak mengejar.

El berhenti, nafasnya tersengal sengal, keringat sudah membasahi pelipisnya. Ia memegang lututnya sambil mengatur nafas, untung saja ia sudah berada di depan kamarnya sekarang.

"Habis Maraton darimana Lo?"

El tersentak kaget ketika mendengar seseorang tiba tiba berbicara. Ia mengelus dadanya, ternyata salah satu temannya.

"Ngagetin aja sih,De" Tutur El yang masih berusaha mengumpulkan nafasnya.

"Lo tuh yang ngagetin, tiba tiba aja lari kayak orang kesetanan aja" Ujar Dea. Tadi ia habis buang air kecil di toilet bawah karena toilet kamarnya sedang bermasalah.

"Habis dari mana sih?" Tanya Amanda.

Dea tadi tidak sendiri ke bawah, ia menggedor pintu Amanda agar temannya itu menemaninya ke toilet bawah. Mana berani ia sendiri kesana, terlebih Vera pernah bilang penunggu disana itu wanita yang mati bunuh diri karena di tolak sang pujaan hati. Dasar buceenn!

"Ta-tadi gue habis beli sate soalnya laper"

"Malem malem gini lo pergi sendiri? Kalau lo diculik gimana?" Cerocos Amanda.

"Ya ampun,Man. Gue kan anak pemberani jadi gak takut pergi sendirian"

"Terus kalian kenapa belum tidur?" Tanya El.

"Gue mah udah tidur, Noh si Dea maen gedor kamar orang aja bikin gue terpaksa bangun" Ujar Amanda sedangkan Dea hanya cengengesan.

"Kan gue takut, Man"

"Eh yaudah gue mau balik ke kamar dulu yak, kalian tidur cepet! Besok sekolah" Ujar Dea yang membuka pintu kamarnya.

"Good Night gaes"

avataravatar