webnovel

PENANGKAPAN

"JANGAN BERGERAK, LETAKKAN PISAU DAN KEPALA KORBAN DI LANTAI !" teriak IPTU leo

Dengan wajah datar orang tersebut menuruti perkataan IPTU leo.

"Rachel cepat periksa, apakah masih ada korban yang selamat ?" kata iptu Leo kepada partnernya Rachel

Rachel pun bergegas ke pintu ruangan di belakang tersangka berdiri, sementara Leo mengarahkan pistol kepada tersangka.

Baru saja Rachel membuka pintu ruangan tersebut aroma tidak sedap dan bau anyir darah langsung tercium, Rachel pun menutup hidung & mulutnya dan mencoba menyalakan lampu ruangan tersebut.

Betapa kagetnya rachel begitu melihat, 2 tubuh manusia yang digantung telanjang dan sebuah tubuh yang sudah termutilasi menjadi 12 bagian.

Rachel menyalakan radionya, meminta bantuan ke pusat

"Tolong kirimkan bantuan segera ke jln sudirman, perumahan mutiara indah blok c-3, kami butuh tim identifikasi, ganti"

"Bagaimana situasi terkininya,ganti"

"Tersangka sudah berhasil diamankan , ganti"

"Baiklah bantuan segera tiba, ganti"

Rachel pun berjalan keluar ke tempat Leo,

"Lapor pak, didalam terdapat 3 jenazah, 2 jenazah tergantung dan satunya sudah termutilasi menjadi 12 bagian"

Mendengar hal tersebut, Leo begitu emosi dan langsung memukul tersangka hingga tersangka tersebut tersungkur didekat kepala korbannya, tapi tersangka tersebut tidak menunjukkan ekspresi apapun bahkan tersangka masih bisa tertawa dan kembali menantang Leo.

"Bunuh saja aku, atau kau akan menyesal kelak"

Beberapa menit kemudian polisi dan tim identifikasi tiba di TKP..

Tersangka dibawa ke kantor polisi dan diinterogasi...

"Kamu mau pakai cara halus atau cara kasar?" Tanya penyidik yang bernama Rendy

"....." tersangka hanya diam dan tersenyum

"Anjing seperti dia sudah tidak bisa pakai cara halus !" Teriak iptu Leo sambil mengarahkan kepalan tangannya ke wajah tersangka

"Sudah hentikan Leo, apakah kamu mau bertanggung jawab jika dia mati ?" tanya Rendy

"hei kamu, siapa namamu?" tanya rendy pada tersangka

"@#$..." tersangka hanya bergumam dan suaranya sangat kecil sehingga tidak jelas

"Eh.. bangsat cepat sebutin siapa nama kamu! Atau malam ini juga kupatahkan kakimu!" teriak detektif Leo

"Oscar..." jawab tersangka

"Apa motifmu membunuh para korban? dan siapa saja itu korbanmu?" tanya Rendy

"Bukannkah kau penyidiknya mengapa kau tanyakan itu padaku?" jawab Oscar

"Bangsat ya kamu, ga bisa dibaikin !" kata rendy seraya beranjak dari kursinya mengambil rotan & kayu

Oscar dipukuli penyidik dan IPTU Leo agar mau mengatakan motif pembunuhan, siapa saja korbannya, dan siapa tiga jenazah di TKP. Setelah hampir dua setengah jam dipukuli Oscar pun pingsan tak sadarkan diri dan dimasukkan ke dalam sel tahanan bersama tahanan lain

"Hei kalian cepat angkat orang baru ini !" Kata salah satu polisi kepada tahanan lain sambil mendorongkan badannya ke dalam sel tahanan yang berisi 6 napi lainnya.

"Hei, anak baru kasus apa kamu?" Tanya Andre salah satu tahanan yang disegani didalam sel..

dengah wajah babak belur Oscar hanya diam dan memalingkan wajah dari andre sambil tiduran diatas lantai.

"Palingan kasus pemerkosaan"Ujar salah satu napi

"Heh benar kamu pemerkosa?"Tanya Andre

Oscar hanya diam dan mengacuhkan pertanyaan andre dan napi lain

Karena kesal merasa tidak dihormati Andre pun menyuruh napi lain mengangkat Oscar.

"Aku paling benci dengan yang namanya pemerkosa, akan kubuat kau seperti di neraka!" Bisik Andre ditelinga Oscar

Oscar langsung menggigit telinga Andre hingga hampir putus dan membuat para tahanan lain beramai-ramai memukuli Oscar. Terjadilah keributan hingga akhirnya beberapa polisi yang sedang piket bergegas melihat apa yg terjadi di sel tahanan.

"Hentikan bangsat, dasar sampah kalian semua cuma bisa nyusahin!"

Akhirnya Andre dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan, sedangkan Oscar dipindahkan ke sel khusus karena dianggap membahayakan narapidana lain.

Keesokan harinya, Leo berkata pada Rendy bahwa mereka tidak bisa mengorek sedikitpun informasi dengan cara biasa. Karna Oscar berbeda dengan tahanan lain, meski sudah disiksa tapi dia tetap diam.. Kita membutuhkan seorang dokter kejiwaan, Rendy pun menyetujuinya dan meminta kepada dokter kejiwaan di instansi kepolisian untuk membantu penyelidikan.

"Halo.. bu Renata, ini saya Rendy dari reserse kriminal."

"Ohhh pak Rendy, iya pak gimana ada yang bisa saya bantu ?"

"Gini bu, kita sedang mengalami masalah. Semalam kita baru saja menangkap tersangka kasus pembunuhan berantai dan mutilasi"

"Iya lanjut pak..."

"Tapi tersangka ini sangat keras kepala, kami tidak dapat mengorek sedikit pun informasi, sudah kita paksa malah tersangka ini hanya tersenyum dan membuat kami semua emosi, kami curiga tersangka ini alami penyakit kejiwaan"

"Ohh baik pak, tolong bapak kirimkan profil tersangka ke saya, biar saya pelajari dulu latar belakang tersangka"

"Nah itu dia bu, informasi kami sangat terbatas yang kami tau tersangka bernama Oscar Ramon, dia anak yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan kasih ibu, lalu diadopsi oleh pasangan suami istri dari keluarga ramon yang belakangan baru diketahui bahwa korban pembunuhan di TKP merupakan ayah dan ibu angkat tersangka serta adik angkat tersangka"

"Ok baik pak Rendy, saya akan meluncur kesana sekitar 30 menit lagi."

"Ok terimakasih bu Renata"

Sementara itu Leo sedang duduk di ruangannya. Ia merasa emosi sekali. Rasanya ingin ia mematahkan tangan, kaki tersangka pembunuhan yang baru saja mereka tangkap.

"Sakit jiwa!! Aaaaaaaarhhh!!!!!!"Leo berteriak melampiaskan kemarahannya. Ia merasa betul- betul marah.

Tok tok tok

Leo menghentikan teriakannya. Ia membuang nafasnya dengan kasar.

"Masuk!!"

"Maaf saya mengganggu.....Pak Rendy memanggil anda " Rachel dengan takut- takut masuk ke ruang kerja Leo yang sudah mirip kapal pecah karena menjadi sasaran amukannya yang tidak tertuntaskan.

"Manusia sampah itu melakukan hal yang konyol lagi?"

"Bukan, dia masih berada di ruangan isolasi. Pak Rendy memanggil anda untuk mengadakan rapat bersama Ibu Renata juga."

Siapa yang tidak kenal dengan Kompol Renata. Selain cantik, ia juga seorang Polisi Wanita yang tangguh. Satu- satunya wanita dalam tim Reserse Kriminal. Ia juga pintar selain itu, usianya masih sangat muda. Namun, siapapun mengakui kemampuan Renata dalam menangani kasus Kriminalitas.

"Beliau sudah datang? Bu Renata?"

"Sedang dalam perjalanan, dan Pak Rendy meminta Bapak untuk datang ke ruangannya"

"Saya segera kesana, dan kamu, tolong suruh siapa saja untuk membereskan ruangan saya" Leo berkata sambil beranjak pergi.

Rachel hanya mencebikkan bibirnya.

"Dasar temperamen" ujarnya kesal.

Bersambung

Hai guys...ketemu sama aku lagi. Yess aku lagi punya banyak sekali ide untuk menulis. So , sebelum ide itu hilang lebih baik aku jadikan tulisan bukan? Semoga saja kalian suka ya dengan Novelku kali ini yang mungkin sedikit sadis. Di tunggu koment kalian yaaaaaa

Next chapter