1 Jatuh Cinta ?

Seorang pemuda dengan kulit nya yang bersih tampak menghembuskan nafasnya berkali kali.

Ada perasaan kesal sekaligus sedih yang sebenarnya sedang ia rasakan kali ini.

Berkali kali ia sebenarnya menganggap dirinya sebagai pengecut, karena tak dapat mengungkap kan perasaan nya pada orang yang sebenarnya sudah lama ia kagumi, bahkan ia bertekad menjadi kan gadis yang ia kagumi itu adalah sosok yang akan ia puja seumur hidupnya.

"Apakah tindakan ku ini benar ?" lirih pemuda itu sambil menatap draft yang baru saja ia rembukan dengan seorang editor yang sudah lama ia kenal.

"Apa kau mengenalku atau menyadari nya jika aku menerbitkan buku ini ..... walaupun nanti nya aku tak ada ?"

Lagi lagi lirih pemuda itu yang diakhiri dengan cicitan kecil.

Ya pemuda itu adalah seorang penulis, namun lebih tepatnya seorang penulis online, karena sebelumnya penulis tersebut tak pernah membukukan satu pun tulisannya.

Berkali kali sang editor yang merupakan sahabat nya sendiri mengatakan padanya untuk mencetak tulisannya tersebut, namun selama ini ia selalu menolaknya mentah mentah dengan berbagai alasan, tapi tidak untuk buku yang akhirnya ia akan cetak kali ini.

Bahkan pemuda itu dengan sendiri nya memberikan naskah yang belom pernah ia keluarkan di situs tulisan online miliknya kepada sahabatnya yang merupakan sang editor tersebut.

Awalnya sang sahabat sempat bingung dengan pemuda itu yang tiba tiba memberikan naskah padanya, namun pada saat ia membaca keseluruhan isi naskah, sang sahabat pemuda itu akhirnya tak dapat berkata apa apa, melainkan langsung menyetujui dan membantu sepenuhnya untuk mencetak buku tersebut.

Sang sahabat mengerti apa maksud dari pemuda itu, bahkan pemuda itu pernah berkata pada sahabat nya dengan mengatakan bahwa buku itu mungkin akan menjadi kenangan dan pesan untuk gadis yang ia sangat kagumi itu.

Krieet .....

Pemuda itu tampak menoleh ke arah pintu yang baru saja di buka oleh seseorang.

"Carl ...."

"Hng"

"Bagaimana keadaan mu ? apakah kau merasakan lebih baik ?"

Pemuda yang disapa "Carl" itu hanya mengendikkan bahunya pelan.

"Dad ... apakah mungkin ada keajaiban untukku ?"

Deg

Seorang pria paruh baya yang tadi menyapa Carl yang tak lain adalah anak kandung nya kini menatap sendu anaknya, ia tak menyangka bahwa anaknya akan mengatakan hal itu.

Pria paruh baya itu selalu mengatakan pada putranya bahwa ia baik baik saja, bahkan tak pernah mengatakan bahwa putranya itu mengalami sakit parah.

Lalu bagaimana ia tau kalau dirinya sakit parah ? bukankah selama ini ia telah melakukan yang terbaik untuk putranya itu dan menyembunyikan data penyakitnya itu pada sang anak ?

Itulah yang pertama kali terbesit difikiran ayah dari Carl.

"Kenapa Dad ? Apa aku salah bicara ? Walaupun dad berusaha menutupinya dari ku ..... Aku pasti akan mengetahui nya dad... Kau tak bisa berbohong dariku .... untuk apa dad selama ini mencari tulang sumsum yang cocok untukku .... bukankah pencakokan itu agar dapat memperpanjang umurku ?" ucap Carl tenang dengan tatapannya yang terlihat datar pada sang ayah.

Glek

Seolah tertusuk oleh benda yang tajam yang kini dapat di rasakan oleh ayah Carl.

Ia tak pernah menyangka bahwa putranya yang selama ini seolah tak menyadari penyakit aslinya, namun justru sebaliknya ia sangat menyadari nya.

"Maafkan dad Carl," lirih sang ayah sambil menundukkan kepala nya.

Cairan bening yang sedari ia tahan kini telah membasahi kedua pipi pria paruh baya itu, bahkan kedua bahu pria paruh baya itu tampak mengendur dan lemah dari sebelumnya.

"Dad .... kau tak salah ... sungguh"

Mendengar perkataan lembut dari sang anak, seketika kedua tangan pria paruh baya itu menggenggam kedua tangan anaknya itu.

"Kau harus percaya pada dad ... kau tak boleh menyerah Carl ... dad akan mencari semua peluang untukmu," ucap pria paruh baya itu sambil menatap kedua manik Carl.

"Hng ... aku tahu dad ... aku selalu percaya padamu," lirih Carl.

'dan semoga saja keajaiban itu ada padaku ... aku ingin bertemu dengan mu kembali Shar' lanjut Carl dalam benaknya.

***

Kling

Sebuah lonceng kecil berbunyi saat seorang gadis cantik dengan manik nya yang indah memasuki sebuah cafe yang berada di tengah tengah kota.

'Aku suka suara lonceng ini!' gumam gadis itu dalam benak saat mendengar bunyi lonceng yang berada di pintu masuk cafe tersebut.

"Sharon !" panggil seorang gadis lainnya yang kini tengah menatap gadis yang masih berdiri di depan pintu masuk.

"Hng," dengung gadis itu pelan dan melambaikan tangannya pada gadis yang memanggil nama nya tadi.

Gadis itu dengan langkah riang melangkahkan kaki nya ke arah sahabatnya itu.

"Jadi apa kau berhasil mendapat kan informasi mengenai pemuda yang kucari ?" tanya Sharon to the point pada Kyra saat sudah menyamankan duduknya.

Mendengar pertanyaan langsung dari Sharon, yang bahkan tanpa basa basi itu membuat manik Kyra memutar malas.

"Yak Sharon tak bisakah kau basa basi dulu denganku, sebelum menanyakan hal itu ?" tanya Kyra pada Sharon.

Sharon merilekskan tubuhnya sejenak, dan menyandarkan tubuhnya pada kursi.

"Maaf ... aku hanya terlalu antusias saat kau mengatakan bahwa kau ingin bertemu denganku ... bukankah kau ingin bertemu denganku karena sudah mengetahui keberadaan pemuda yang aku cari bukan ?" ucap Sharon sambil menatap Kyra.

Kyra kembali tertegun dengan perkataan yang baru saja Sharon utarakan itu dari mulut mungilnya.

Oh ayolah apakah ini Sharon yang selama ini ia kenal sebelumnya ?

Pasalnya selama Kyra mengenal Sharon dari awal perkuliahannya baru kali ini Sharon sangat antusias pada seorang pemuda, padahal masih banyak pemuda lain yang jauh lebih tampan dari pemuda yang di cari Sharon sudah ia tolak berkali kali, dan bukan hanya satu orang saja jika kalian ingin tahu.

Kalau boleh di bilang Sharon sebenarnya merupakan primadona kampus.

Dengan pemampilannya yang manis, kulit putih, baik hati, ramah pada siapapun, dan jangan lupakan bahwa Sharon merupakan salah satu mahasiswi yang memiliki nilai yang hampir sempurna di setiap semester nya.

Jadi bisa dikatakan sempurna bukan untuk seorang Sharon Felicia ?

"Sharon ... kau serius benar mencari pemuda yang terakhir kau bilang itu ?" tanya Kyra sedikit ragu.

Sharon dengan cepat menganggukan kepalanya.

"Tentu saja Kyra ... sudah seminggu ini aku tak menemukannya lagi di tempat terakhir kali aku melihatnya.... kau tahu ia selalu malu malu bahkan pura pura tak menatap ku ... padahal aku sangat tahu bahwa ia memperhatikan ku ra ... Jadi bantu aku mencarinya ... paling tidak aku butuh nama nya terlebih dahulu," ucap Sharon panjang lebar sambil menampilkan senyuman lebarnya.

Kyra hanya menganggukan kepala nya mendengarkan semua penjelasan Sharon.

"Kurasa kau telah jatuh cinta padanya" celetuk Kyra tiba tiba.

Sharon yang mendengarnya tak terlalu mendengarkan perkataan Kyra melainkan ia hanya tetap tersenyum sambil membayangkan wajah pemuda itu.

.....

Leave comment and vote .....

avataravatar
Next chapter