webnovel

Riko

"Om Riko!!!" Teriak Zee saat melihat sosok pria tampan dengan kaca mata hitam bertengger menutupi sorot mata tajamnya.

"Zee!!!" Pria yang disebut sebagai Riko itupun langsung membuka kedua tangannya lalu berjongkok setelah menutup pintu mobilnya.

Zee lalu menghambur ke pelukan lelaki itu, lelaki yang selalu menjadi sosok ayah pengganti untuk Zee selama ini. Riko sangat menyayangi Zee, disela kesibukannya sebagai seorang foto model dan juga pemilik sebuah agensi permodelan, Riko tentunya sangat sibuk dengan jadwalnya yang menggudang setiap harinya, namun untuk Zee dia selalu menyediakan waktunya secara khusus, walau harus terbang dari Kota J ke Kota M yang bisa menempuh perjalanan selama dua jam di angkasa.

"Zee kangen sama Om." Ucap Zee manja dalam gendongan Riko.

"Riko." Panggil Tuan Harun.

Riko tersenyum saat bersitatap dengan Pak Harun, lalu menghampiri laki-laki paruh baya itu sambil menggendong Zee.

"Apa kabar, Om?" Kata Riko setelah mencium pungung tangan Pak harun.

"Baik, Rik. Ayo masuk." Ajak Pak HArun pada Riko. Keduanya masuk kedalam rumah bergaya klasik tersebut.

Riko duduk di sofa ruang tamu bersama Zee yang sedang bermain robot-robotan yang baru saja Riko bawakan.

"Lama juga kamu ga mampir kesini, apa kabar orang tuamu?" Tanya Harun.

"Alhamdulilah mereka semua baik Om, mereka menitip salam buat Om, mungkin bulan depan saat aja arisan keluarga mama dan papa baru bisa kemari." Jawab Riko dengan tersenyum.

Tak berapa lama Laras datang dengan dua cangkir kopi diatas nampan. "Minum dulu, Rik." Ucap Laras pada Riko.

"Trimakasih tante."

"Kamu sibuk banget ya, Rik? Jarang mampir kesini kasian Zee selalu nanyain kamu terus." Ucap laras pada Riko.

"Iya Tan, kerjaan lagi banyak sampai susah banget mau luangkan waktu sebentar saja buat Zee, Katanya mayang sekarang restorannya bekerja sama dengan perusahaan untuk mengirimkan makan siang karyawan?" Tanya Riko pada Tante dan Omnya.

"Iya Alhamdulilah, berkat bantuan kamu kasih modal ke Mayang, sekarang dia sukses dengan bisnisnya"

"Bener kata tante kamu, trimakasih banyak kamu telah membantu Mayang selama ini." Imbuh sang om, menimpali ucapan istrinya.

"Itu sudah kewajibanku sebagai saudara, Mayang kan sepupuku yang paling baik dan pengertian." Kata Riko.

"Om ayo kita jemput mama, telus kita makan esklim baling ya." Rajuk Zee pada Riko.

Riko mengangguk, menyesap minumannya kemudian berpamitan dengan om dan tantenya untuk menjemput Mayang, Riko memang pernah berjanji jika dia ada waktu, maka dia akan datang menemui Zee dan akan mengajaknya makan eskrim bersama-sama dengan mamanya.

"Ayo Zee kita berangkat." Ucap Riko sambil tersenyum lebar.

Setelah berpamitan dengan Pak Harun dan Bu Laras, Riko langsung menjalankan mobilnya kearah restoran Mayang. Selama perjalanan riko dan Zee saling bercanda yang mengundang gelak tawa keduanya, hingga tanpa terasa mereka telah sampai di depan restoran milik Mayang.

CRING CRING

Bunyi lonceng angin yang selalu menggema setiap kali ada pengunjung yang datang, Mayang langsung mendongak dari meja kasir untuk melihat siapa yang datang. Lalu ia tersenyum ketika yang datang adalah dua orang yang dia sayangi, yang satu adalah putra kandungnya dan yang satu adalah sepupu terbaik yang ia punya.

"Riko!!" Teriak Mayang lalu berlari kearah Riko lalu memeluknya erat.

"Kok ga bilang kalau mau datang sekarang sih, Rik?" Protes Mayang dengan memasang muka sok sebal.

"Maaf, tapi aku sengaja mau bikin kejutan untuk keponakan tersayangku ini." Ucap Riko sambil tersenyum lebar, sambil menatap Zee yang sedang memeluk erat kaki Riko.

"Apa kau tahu, aku sampai capek tiap hari harus menjawab pertanyaan Zee yang itu-itu aja."

"memang dia Tanya apa?"

"Ya apa lagi selain bertanya kapan kamu datang?" Ucap Mayang sambil tersenyum lalu mengarahkan Riko untuk masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Mayang, apa kamu tak ingin bertemu dengan Firman?"Tanya Riko penuh selidik.

"Entahlah, apa dia masih menerimaku atau tidak jika kami bertemu."

"ini semua bukan kesalahanmu, tapi Karena keadaan yang memaksa, itu juga demi keamanan kalian."

"Ya, tapi masalahnya Firman tidak tahu penyebab pastinya aku pergi meninggalkan dia."

"Kamu tak ingin mencoba menghubunginya? Kasian Zee dia butuh papanya."

"Siapa tahu Firman telah menikah dengan perempuan lain, atau dia sudah melupakanku."

"Kamu terlalu berpikir jauh." Ucap Riko.

"Ayo ma, kita beli esklim." Rengek Zee menginterupsi pembicaraan keduanya.

"Oke, ayo kita beli esklim." Ucap Mayang pada Sang anak.

Ketiganya langsung pergi keluar untuk membeli es krim, tak disangka, ketika Riko sedang membukakan pintu mobil untuk Mayang, Firman menatap mereka dengan tatapan terluka, tangannya mengepal dengan erat.

"Cari tahu siapa laki-laki yang bersama Mayang dan anakku." Ucap Firman pada asisten yang merangkap menjadi sopir pribadinya.

"Baik Bos."

"Suruh anak buahmu, mengikuti kemana mereka pergi." Titah Firman selanjutnya.

"Siap Bos." Jawab Asistennya yang langsung menghubungi anak buahnya untuk mengikuti Mayang dan Riko.

"Ayo pergi." Perintah Firman pada sang asistent.

Sopir sekaliguis asisten nya itu langsung melajukan kendaraan mereka dan pergi dari restoran Mayang.

"Siapa dia Mayang?" Gumam Firman dalam hati.

Baru sebentar mereka pergi dari tempat mayang, anak buahnya telah mengirim kan laporan kepada asistent nya.

"Bos, laki-laki yang bersama dengan nyonya Mayang adalah, Riko Hadiwinata, seorang model dan sekaligus pemilik agensi model yang sangat terkenal."

"Model?"

"Benar, Boss."

"Apa hubungan keduanya?"

"Saya akan mencari tahu bos."

"Hm."

"Kemana mereka pergi?"

"mereka pergi ke gerai es krim yang tak jauh dari restoran milik nyonya Mayang."

"Terus awasi mereka."

"Baik bos."

Entah apa yang dipikirkan Firman, namun ia kini merasa sangat cemburu dan marah terhadap laki-laki yang sedang bersama istrinya tersebut.

"Kita ikuti mereka?" Firman tidak bisa tinggal diam melihat kedekatan istrinya dengan laki-laki lain, dia tak sabar hanya dengan menanti kabar dari anak buahnya, dia ingin tahu sendiri siapa laki-laki yang bersama dengan Mayang dan anaknya.

"Zee, jangan lari-lari nanti jatuh." Teriak Mayang saat mereka berada di taman setelah membeli es krim kesukaan Zee.

"Om Riko, kejal, kejal Zee." Teriak Zee dengan bahasa khas anak-anak yang belum fasih.

Zee terus berlari mengitari lapangan kecil di taman dan Riko dibelakangnya berlari kecil mengejar Zee yang tertawa terbahak karena Om nya yang tak juga bisa menangkapnya, Mayang hanya tersenyum dari kejauhan melihat anak dan sepupunya yang saling berkejar-kejaran.

"Yap!" Akhirnya Riko berhasil menangkap Zee yang meronta dalam dekapannya, Zee terus tertawa geli karena Riko mengelitiki tubuhnya.

Pemandangan itu membuat Firman menjadi sedih, harusnya dia yang berada di posisi Riko saat ini, seharusnya dia yang disamping Mayang saat ini. Riko mendesah nafas berat, hatinya tak sanggup melihat kebahagiaan istri dan anaknya dengan laki-laki lain.

"Kita pergi." Ucap Firman pada asistentnya, dan tanpa menjawab sang asisten kemudian melajukan mobilnya menjauh dari taman bermain itu.

Next chapter