11 Bos ganteng dan keanehannya.

"Ayo sayang kita berangkat."

Mayang mengangguk pelan.

Sudah satu minggu sejak Mayang menerima cinta Firman, sang boss tampan yang sangat berkharisma, Sudah seminggu pula mereka selalu bersama, berangkat ke kantor bersama, pulang bersama, meeting dengan klien juga bersama, makan juga bersama-sama. Semakin hari Firman semakin manja terhadap Mayang, mulai dari makan hingga kebutuhan pribadi semua Mayang yang menyiapkan. Firman benar-benar merasa bahagia.

"Jadi, kapan kamu mau mengajakku ke rumah orang tuamu?"

"Emmm, akhir pekan ini bagaimana?"

"Boleh, lebih cepat lebih baik, aku ingin secepatnya kita menikah."

"Kenapa harus buru-buru, aku masih ingin bekerja."

"Kamu masih aku ijinkan bekerja asal tetap bersamaku, dan kamu sedang tidak hamil anak kita."

"Kamu ngomongnya hamil terus."

"Ya karena aku yakin kamu hamil."

Mayang menghembuskan napas panjang, Mayang tak habis pikir kenapa Firman yakin kalau dirinya hamil, bahkan mereka hanya melakukannya satu kali.

"Sudah cepat selesaikan makanmu, sebentar lagi jam makan siang habis, dan kita harus segera kembali ke kantor."

"Kamu lupa kalau aku bos nya?"

"Bukan begitu, kerjaan masih menumpuk, kita harus segera menyelesaikannya, sayang."

"Kenapa suaramu tiba-tiba bertambah merdu, aku senang mendengarnya."

"Kamu tu ya..."

"Ayo kita kembali ke kantor, Sayang."

"Ayok."

Mereka berjalan ke luar restoran setelah Firman membayar makanan mereka, namun baru saja hendak masuk ke dalam mobil, Firman melihat penjual rujak bebek keliling, dan ia langsung mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam mobil, ia berjalan dengan cepat ke penjual rujak bebek tersebut, dan memesan dua porsi rujak bebek. Firman dengan antuas menunggu si penjual rujak meracik buah-buahan ke dalam alat tumbuk, sedangkan Mayang hanya geleng-geleng kepala melihat Firman yang seperti tidak sabar untuk mencicipi rujak bebek yang sedang di tumbuk.

sepuluh menit kemudian penjual rujak menyerahkan dua porsi rujak bebek pada Firman, kemudian ia mengeluarkan uang lima puluh ribuan dan menyerahkan uang itu pada si penjual tanpa meminta kembaliannya, ia langsung menuju mobilnya menghampiri Mayang dan menyerahkan satu bungkus rujak bebek pada Mayang, namun Mayang menolak karena dia tidak suka buah-buahan yang berasa asam.

Firman lalu memakan satu bungkus rujak bebek ditangannya hingga tandas, bahkan air rujak yang masih tersisa dia lahap habis, kemudian ia mulai membuka bungkusan yang kedua, dan rujak itu pun habis ia lahap sendirian. Mayang menatap Firman dengan wajah heran, karena yang ia tahu Firman bukan tipe orang yang bisa jajan sembarangan, dan tak bisa makan makanan yang terlalu asam, namun kali ini sungguh diluar dugaannya, Firman menghabiskan dua bungkus rujak bebek sekaligus bahkan tak menyisakan sedikitpun.

"Perut kamu ga apa-apa, makan rujak bebek sebanyak itu?"

"Ga, ini enak lho, serius enak banget, seger."

"Sejak kapan kamu suka jajan dipinggir jalan? kamu juga ga suka buah yang asamkan? apa seleramu sudah berubah?"

Firman nyenyir, dan menatap wajah Mayang sekilas, kemudian pandangannya kembali lurus ke depan hendak menyalakan mesin mobil setelah tadi ia sempat cuci tangan dan membuang sampah bekas bungkus rujak bebek.

"Aku ga tahu juga, tadi pas lihat tukang rujak bebek, rasanya air liur ku mau netes, makanya tadi aku langsung beli."

"Kayak orang ngidam aja."

"Ha!...He..he.. semoga aja,"

"Emang kamu bisa hamil apa?"

"Ga, tapi kamu bisa." Jawab Firman santai, dan Mayang memutar bola mata malas.

Setengah jam kemudian mereka telah sampai di kantor, ketika hendak memasuki ruangan, Firman melihat Sarah membawa pancake strawberry ditangannya.

"Sarah..."

"Iya bang..."

Firman langsung mengambil bungkusan pancake ditangan Sarah dan memakannya di hadapan Sarah, Seketika Mata Sarah dan Mayang melotot menyaksikan Firman makan pancake strawberry miliknya, makanan yang selama ini tidak pernah sekalipun disentuh oleh Firman. Bahkan selama ini Firman tidak pernah menyukai buah strawberry karena rasanya yang asam.

"May, Abang belum makan siang?"

"Udah, baru aja kita selesai makan."

"Kog aneh sih, abang ga pernah makan pancake sebelumnya, bahkan dia tak pernah menyukai buah strawberry, tapi coba kamu lihat, dia makan pancake kayak orang belum makan tiga hari."

"Aku juga bingung, Sar. Tadi sehabis kami keluar dari restoran dia beli rujak bebek dua porsi dan langsung dihabiskan sekaligus, dia kan ga suka buah yang asam? dan dia juga ga suka jajan dipinggir jalan kan?"

"Iya, kog abang jadi aneh gini ya May?"

Mayang mengendikkan bahu, dan mereka kembali menatap Firman yang masih dengan lahap menyantap pancake ditangannya, sambil berjalan masuk ke dalam ruangannya, meninggalkan Sarah dan Mayang yang masih dalam mode bingung.

Kemudian Mayang dan Sarah mengikuti Firman masuk ke dalam ruang kerja Firman, Mayang duduk di belakang meja kerjanya, sedangkan Sarah duduk di kursi sebrang meja Firman, dan kedua tatapan mata gadis itu masih tertuju pada objek yang sama yaitu Firman, kadang mereka berdua saling tatap satu sama lain karena rasa heran yang tak kunjung menemukan jawabannya.

"Abang baik-baik aja?" Tanya Sarah pada Firman dengan tatapan mata menyelidik.

"Seperti yang kamu lihat, memangnya kenapa?" Jawab Firman dengan santai menyandarkan pungungnya kesandaran kursi kerjanya, dan mulut nya tak henti mengunyah pancake yang masih tersisa satu buah.

"Ga biasanya abang suka pancake, apa lagi rasa strawberry, terus kata Mayang tadi abang habis makan rujak bebek sampai habis dua porsi?"

"Iya, enak banget, kamu harus coba lain kali."

"Abang ga habis menghamili anak orang kan?"

"Uhuk...Uhuk..." Firman tak pernah menduga, kata-kata itu yang akan muncul dari bibir adik kesayangnya.

"Kog, kamu ngomong gitu Sar?"

"Habis kelakuan abang kayak orang ngidam yang istrinya lagi hamil muda tau ga?"

"Tadi Mayang juga bilang gitu, ya semoga ja itu bener."

"What!!! Jadi bener abang menghamili anak orang? apa sebegitu frustasinya abang mencari pacar abang yang pergi terus abang nekat menghamili anak orang."

"Justru karena abang sudah menemukan pacar abang, jadi abang nekat menghamili dia, semoga aja dia benar-benar hamil."

Sarah dan Mayang melongo mendengar Firman mengucap kalimat itu seolah tanpa beban.

"Jadi siapa cewek yang berhasil mengubah status abang kesayangan Sarah, dari jomblo lumutan sekarang jadi calon bapak?"

Firman melirik ke arah Mayang, dan Mayang menunduk tak berani mengangkat wajahnya, dia sungguh malu dengan Sarah, dan Mayang takut akan reaksi adik kesayangan bos sekaligus pacarnya ini.

"Tuh, si sekertaris seksi." Sarah melotot tidak percaya, dia menatap Mayang yang tertunduk dan berganti menatap Firman yang tersenyum manis ke arahnya.

"Jadi, maksud abang? Mayang ini adalah gadis yang selama ini abang cari? yang membuat abang uring-uringan kayak orang gila? Dan dia juga yang abang hamili?"

Mendengar kata hamil, Mayang langsung mendongak dan menyilangkan kedua tangannya dan melambai tepat didepan wajahnya, ingin menyanggah namun Firman telah lebih dulu mengangguk sebagai jawabannya, seketika tubuh Mayang menjadi lemas bak tak bertulang, Dia ga habis pikir kenapa dia begitu mudah mengutarakan hal itu pada adiknya. Lagi-lagi Mayang hanya bisa menunduk, pasrah akan apa yang terjadi dengan reaksi Sarah setelah mengetahui kebenarannya.

avataravatar
Next chapter