1 Pilihan

Kekaisaran Il- 1520 masehi 

    " Salam Calon kaisar, pemilihan kandidat ratu telah ditentukan oleh ibu suri, harap Yang Mulia mau melihat tiga kandidat yang tersisa."

    Seorang pria berjubah hitam, bertubuh jangkung, berwajah tampan dengan rahang yang tegas dan mata tajamnya yang keemasan mengintip dari balik buku ke arah kasim yang sejak tadi berusaha membujuknya.

    " Jawab dulu. Apakah puteri klan Air  juga lolos?"

    " Anda bisa melihatnya langsung  Calon Kaisar, hamba tidak bisa membocorkannya."

    " Baiklah. Aku akan melihatnya, jika Eun Jae Hwa tidak ada, aku akan kembali." Dia bergegas menuju Paviliun pemilihan. Langkahnya begitu cepat seolah tidak sabar melihat orang yang ada dalam pikirannya saat ini.

    " Salam Ibu Suri,"

    " Putera mahkota akhirnya kau datang juga. Kupikir kau tidak tertarik dengan pemilihan calon istrimu."

    " Tentu saja  tidak Nenek, aku berusaha hadir walaupun sibuk."

    " Baguslah."

    Sementara itu dibalik kelambu pembatas, berdirilah tiga orang gadis dengan anggunnya. Mereka adalah, Eun Jae Hwa, puteri penasehat kerajaan Eun Do Yun dari klan Air. Kemudian, Putri Hae Kyung dari klan Angin. Dan yang terakhir putri  menteri militer Seo Jun dari klan Api, Seo Hwa Young. Putri Eun Jae Hwa yang terkenal akan kebijaksanaannya, putri Hae Kyung yang terkenal akan keceriaannya, dan putri Hwa Young yang terkenal akan kecantikannya, tapi sayang dibalik kecantikannya itu tersimpan ambisi besar akan suatu hal.

    " Eun Jae Hwa."

    " Calon Kaisar. Apa yang kau katakan?"

    " Aku telah memilih calon istriku, Putri klan Air, Eun Jae Hwa."

    " Calon Kaisar, apa Anda tidak terlalu terburu-buru?"

    " Tidak Ibu suri, aku telah mengenalnya sejak kecil. Kau tahu juga bagaimana keluarga Eun. Aku hanya menginginkan Eun Jae Hwa menjadi satu-satunya permaaisuriku."

    " Calon Kaisar, kau juga mengenalku sejak kecil. Kenapa hanya Eun Jae Hwa?" ujar Hwa Young.

    " Karena hanya Eun Jae Hwa yang aku cintai."

    " Bukankah ini tidak adil. Kenapa kau mengadakan acara seleksi jika pada akhirnya Eun Jae Hwa-lah yang terpilih." Hwa Young menaikkan nadanya.

    " Calon Kaisar, Hwa Young benar, apakah Hamba pantas dipilih seperti ini?" 

    " Kau tahu Ae-ya, kau lolos semua babak seleksi, dan ini adalah babak terakhir, bukankah di babak ini aku yang berhak menentukan?"

    " Calon kaisar, tapi-"

    " Ibu Suri, inilah keputusanku."

    Hwa young pergi meninggalkan paviliun dengan hati yang marah, dia berlari menuju kediaman Ayahnya. Betapa kesalnya dia pada Kaisar muda yang ternyata mengabaikannya selama ini.

" Tidak. ini semua salah Eun Jae Hwa. Jika dia tidak ada, makan Yong Sun hanya akan menjadi milikku. Aku yang mengenalnya lebih dulu. Tapi-Eun Jae Hwa, dia merebut semuanya dariku ini semua tidak adil Ayah."

    " Tenanglah puteriku, tenanglah. Bagaimanapun juga kau harus tetap bersikap anggun."

    "Tapi Ayah."

    " Puteriku, apa kau pikir Ayah hanyaa akan diam? Apa Ayah tidak menginginkanmu menduduki posisi Ratu? Tidak. Akulah yang mendidikmu menjadi penuh ambisi. Dan Akulah yang akan mewujudkan impiannmu itu."

    " Ayah,"

Satu minggu kemudian    sebelum pernikahan kerajaan.

    " Klan Tanah telah  banyak melakukan korupsi selama ini. Dan aku memegang semua bukti-buktinya di tanganku."

    " Pemimpin Seo apa yang kau bicarakan?"

    ' Bagaimana jika ku bongkar bukti ini di dalam sidang kerajaan?"

    " Kau- beraninya kau menusukku dari belakang! Selama ini klan tanahlah sekutumu. Tapi kau malah-"

    Pemimpin klan Tanah tampak ketakutan dengan bukti-bukti kejahatan yang saat ini berada di tangan sekutunya, pemimpin Klan Api, Seo Jun.

    " Kalau begitu, buatlah kesepakatan."

    " Apa maksudmu?"

    Wajah Seo Jun begitu mengerikan, dia tampak seperti orang yang penuh ambisi. " Kalau begitu, jebaklah orang lain."

    2 hari  sebelum pernikahan kerajaan- Yong Sun berdiri menghadap jendela yang saat ini menampakan langit mendung dan percikan air yang membasahi tiang bambu di luar. Dia tersenyum sumringah membayangkan sebentar lagi wanita yang dicintainya akan ada disampingnya, menemaninya, dan tersenyum bersamanya sepanjang hari di sini. Dia tidak sabar menunggu hari itu tiba. Namun benar kata Hwa Young, mereka bertiga telah bersahabat sejak kecil. Yong Sun berteman dengan Hwa Young lebih dulu, karena dia belajar militer melalui Ayah Hwa Young, barulah setelah itu dia bertemu dengan Eun Jae Hwa. Dan pada saat itulah dia benar-benar jatuh cinta pada Eun Jae Hwa, gadis itu sangatlah lugu di matanya, pertama kali melihat Eun Jae Hwa muncul rasa untuk selalu melindunginya, berbeda dengan Hwa Young yang selalu kasar dan sering kali memaksakan kehendaknya. 

    Pernah hari itu, mereka bertiga bermain di sebuah danau. Yong Sun memetik bunga krisan dan memasangkan di rambut Eun Jae Hwa, dan saat itulah Hwa Young mendorongnya hingga gadis mungil itu tercebur. Hanya ada satu kalimat yang muncul di bibir Hwa Young tanpa rasa bersalah sedikit pun " Hanya aku yang boleh memiliki bunga itu." dan sejak saat itu, Yong Sun berusaha menjaga Eun Jae Hwa dari Hwa Young maupun orang lain yang berusaha melukainya.

    " Dan mulai besok, kau benar-benar dalam pengawasanku. Eun Jae Hwa."

***

Hae Won Pov;

Seoul- 2019

Apa kau percaya adanya kehidupan setelah kematian?

Apa kau percaya adanya dunia paralel dalam kehidupan?

Apa kau percaya jika planet bumi bukan satu-satunya tempat untuk tinggal?

Tidak. Aku tidak percaya itu semua.

Hanya ku percaya hanyalah satu hal.

Hidupku. Aku berakhir bulan depan. 

Benar. aku hanya akan hidup sampai 18 tahun genap usiaku. Begitulah yang mereka katakan.

" Hae Won! Ibu bilang jangan ikut kelas taekwondo!"

" Hae Won kan sudah ibu bilang jangan lari berlebihan!"

" Hae Won ibu melarangmu ikut casting idol, kau tidak boleh terlalu lelah.'

" Hae Won! Ibu bilang naikki lift sekolah. jangan naik tangga."

" Hae Won..bla bla..blaaa"

    " ARGHHHHH. AKU BOSAN!!!"

    " Hae Won? Ada apa denganmu?" Seseorang menepuk pundakku, Ya, siapa lagi, jika bukan Bitna sahabatku.

    " Bitna kau ingat wasiatku bukan? setelah aku mati kau harus tetap mengirimkan pesan padaku mengenai semua drama terupdate yang  sedang tayang.'

    " ..."

    " Kenapa diam?"

    " Aku tidak menyangka. Bahkan saat kau tahu mau mati kau masih memikirkan Oppa tampan di dalam drama."

    " Tentu saja. selama aku hidup. Ibu melarangku melakukan ini itu, tapi hanya ada satu hal yang tidak dilarang, yaitu menonton drama. Kau tahu, aku tidak bisa menjadi polisi seperti cita-citaku, tapi di dalam drama aku bisa melihat bagaimana polisi itu bekerja aku merasa seolah-olah aku sudah menjadi polisi. Lalu, aku tidak bisa menjadi mengikuti training idol, tapi didalam drama aku bisa. Aku tidak bisa menjadi atlet, aku tidak bisa apapun. Tapi jika menonton drama aku membayangkan seolah aku bisa." Ujar Hae Won menggebu-gebu

    " Hikss.. Hae Won, seadainya aku punya dua jantung, aku pasti akan memberikan satunya untukmu." Bitna memeluk Hae Won erat, dia-lah teman Bitna sejak kecil, Bitna berusaha untuk menerima jika vonis Hae Won tidak main-main, tapi tetap saja, Bitna belum bisa iklas jika Hae Won akan meinggalkannya.

    " Dasar bodoh. Jika kau punya dua jantung maka aku tidak perlu takut kehilangan satu jantungku."

    " Ayolah jangan sedih. Eh, kau tahu sebelum aku mati aku mau menyelesaikan satu drama dulu."

    " Apa itu?"

    " Ini.  Judulnya Second. Ceritanya berlatar belakang kerajaan, dan kau tahu, penulisnya bilang kalau ini terinspirasi dari kisah nyata jaman dulu. Aaa romantisnya."

    " Sini biar kubaca sinopsisnya."

   

Di Rumah Sakit

    " Dokter? Bulan depan, adalah hari operasiku bukan?"

    " Iya Hae Won, apa kau takut?"

    " Tidak. hanya saja, kenapa kau memvonisku mati, padahal kau kan bisa menyelamatkanku."

    Dokter itu tersenyum, dokter paruh baya bernama Tuan Baram yang sudah merawatnya sejak dia kecil. " Hae Won, apa kau tahu asal-usul kehidupanmu?"

    " Tidak."

    " Lalu bagaimana jika ada orang lain yang tahu daripada dirimu sendiri?"

    " Apa kau tahu dokter? Asal-usul kehidupanku?"

    " Ya, bisa dibilang hidupmu hanya sampai hari itu."

    " Dokter kau jahat sekali. Mana ada dokter yang membuat pasiennya patah semangat."

    " Tapi apa kau patah semangat Hae Won? Bukankah kau jadi lebih menikmati kehidupanmu selama 18 tahun ini? Kau diam-diam memimpikan banyak hal bukan?"

    " Benar, tapi Ibu menghalanginya."

    " Itulah, setidaknya kau sudah memiliki banyak impian. Kau pasti bisa mewujudkan itu, walaupun bukan di dunia ini."

    "  Cih, apa kau menghiburku? Apa kau pikir malaikat maut mau memberiku kehidupan jika aku memiliki banyak mimpi? Bahkan Goblin terlalu sibuk mencari istrinya yang ada di bumi, mana mau dia mewujudkan mimpiku. Memangnya ini drama korea."

    Dokter Baram tersenyum, senyum yang belum pernah Hae Won liihat sebelumnya, senyum paling hangat,, semua yaang seolah meyakinkan jika Hae Won masih memiliki kesempatan. Jika dia, tidak akan benar-benar mati besok.

Hari Operasi

    Apa kau tahu rasanya jatuh cinta Hae Won? Saat ini aku bertanya pada hatiku. Di saat teman-temanku yang lain sedang sibuk berkencan di cafe, mall, atau bioskop. Aku malah sibuk mengendus bau ruma sakit yang sudah seperti parfum dalam kehidupanku. Jatuh cinta? Cih. Aku bahkan di tolak sebelum memulainya, memangnya siapa yang mau dengan gadis  dengan jantung lemah? Dia pasti akan kerepotan setiap kali aku kumat. Ya, setidaknya aku punya husbando-ku sendiri, aku bisa belajar mencintai melalui drama. Ya Ampun, jika aku mati hari ini, aku benar-benar sedih, karena masih ada satu episode drama Second yang belum ke selesaikan. Apakah Ratu jahat itu akhirnya dihukum mati? Lalu, Kaisar dan Permaisurinya yang sebelumnya menghilang bisa hidup bahagia. Sayang sekali, aku belum menyelesaikannya. 

    " Hae Won kau sudah siap dengan operasimu?"

    " Apa setelah operasi ini aku tidak bisa terbangun Dok? Lalu kenapa harus melakukannya?"

    " Inilah jalannya, jika kau ingin hidup Nak." Dokter itu berbisik di telingaku, kenapa? Ibu bilang operasi ini hanya operasi kecil untuk memasang cincin di jantungku, tapi kenapa? kenapa aku merasa takut, kenapa aku yakin jika vonis dokter benar. Aku akan mati.

gelap

semuanya semakin gelap

tiba-tiba

sebuah cahaya mendekatiku

dokter, apa itu kau?

Dia, membawa senter bedahnya

Dokter, apa aku selamat?

Dokter?

Ibu?

Ayah?

Adik?

Aku mellihat semuanya, aku menyentuhnya, tapi, mereka melihat ka arah mana?

Kenapa tidak melihatku? Ibu? Ini aku, kenapa tidak mendengarku.

Ibu? Hikss...kenapa aku diabaikan.

Tiba-tiba seseorang menyentuh pundakku. " Dokter? Kau bisa melihatku?"

" Hae Won.maaf." Dokter Baram kenapa dia terlihat cerah sekali.

" Kenapa? apa aku benar-benar mati?" apa aku benar-benar mati? itu sebabnya mereka tidak bisa melihatku.

" Hae Won, apa kau ingin hidup?"

" Tentu saja. Aku tidak mau mati. Aku belum mewujudkan satupun mimpiku, aku belum mencintai siapapun di dunia ini, selain keluarga dan sahabatku. Aku ingin mewujudkannya.

" Kau akan hidup Hae Won. Kau akan hidup. Tapi bukan di sini."

Dokter? Apa maksudnya?

" Ayo Nak, ikuti aku."

    Aku berjalan, mengikuti takdir yang dokter itu ciptakan. Apa dia benar-benar dokter? Atau dia seorang malaikat maut yang menyamar menjadi dokter dan menuntunku ke akhirat? Meski begitu, kenapa aku masih mengikutinya, kenapa kakiku tidak mau berhenti. Kenapa cahaya itu semakin memudar. Dan semuanya. Kembali gelap.

***

avataravatar
Next chapter