1 Prologue

TOK TOK TOK

"Nak bangun, sudah subuh." Ucap suara seorang Wanita yang terdengar dari luar sebuah kamar yang dimana ada seorang pemuda sedang tertidur.

"Nak bangun, subuhan dulu." Ucap Wanita itu lagi.

Mata pemuda itu tiba-tiba terbuka , berkaca-kaca dengan sisa-sisa mimpi atau lebih tepatnya mimpi buruk.

"Jun, bangun." Ucap suara itu dengan sedikit lebih keras.

Pemuda itu segera sadar dan menjawab secara spontan.

"Iya aku sudah bangun."

Hal yang pertama di sadari pemuda itu yang bernama Nero Juniar adalah dia berada di sebuah kamar yang sangat familiar sekali.

"Yaudah,jangan lupa subuhan, abis itu ke ruang makan. Ibu udah siapkan makanan kesukaanmu." Ucap suara Wanita yang ternyata ia adalah ibu dari pemuda tersebut.

Pemuda itu tiba-tiba membulatkan matanya, ia kaget setelah menyadari suara yang membangunkannya adalah ibunya. Padahal ibunya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Dia juga menyadari sekarang ia berada di kamar tidurnya di rumah orang tuanya dahulu.

'Apa yang terjadi, kenapa aku bisa disini. Dan Ibu, ibu masih hidup.' Batinnya dengan mata berkaca-kaca. Tapi dia belum berani bergerak meninggalkan kamarnya, takut bahwa itu hanya khayalannya saja. Khayalan bahwa dia Kembali ketempat dimana dia tinggal bersama kedua orang tuanya sampai dia berusia 16 tahun sebelum dia memperoleh beberapa prestasi kecil dalam karir sepak bolanya dan kemudian menyia-nyiakan hidupnya.

"Ini bukan khayalan atau mimpi." Ucapnya dengan gemetar saat dia menyadari ini bukan mimpi dengan mencubit tangannya.

Hal terakhir yang diingatnya adalah tenggelam dan berjuang untuk menghirup udara di perairan dalam laut pelabuhan Jakarta. Pengalaman yang sangat traumatis bagi dirinya.

Nero telah gagal membayar hutangnya kepada Penguasa preman local di Jakarta dan dibiarkan tenggelam oleh preman-preman itu dalam laut. Dia seharusnya sudah mati, tapi sekarang dia masih hidup dan sehat. Dan tentu saja tidak lupa dia sepertinya…..

"Bisakah aku Kembali ke masa lalu.? Apakah aku mendapatkan kesempatan kedua.?"

"Ahahaha…"Nero tiba-tiba tertawa dengan dingin yang tinggi, menembus suasana yang sunyi.

"Aku harus berhenti membaca novel-novel itu."gumam Nero sambil menahan tawanya.

Tapi tiba-tiba dari jendela kecil yang terbuka muncul satu titik cahaya melayang satu kaki diatas jendela tersebut. Tiba-tiba titik cahaya itu mendekati Nero dengan perlahan. Tanpa sadar Nero mundur selangkah.Tiba-tiba cahaya itu membentuk sebuah bola dan masuk ke tubuh Nero.

Nero secara tidak sengaja berteriak keras.

"Aghhh" teriaknya merasakan sedikit sakit di dadanya tempat dimana bola cahaya itu memasukinya.

Dari luar kamar, Orang tua Nero yang mendengar teriakan dari kamarnya langsung saja berlari untuk memeriksa anak mereka.

"Nero,Nero, kamu tidak apa-apa." Teriak ibunya sambil mengetuk pintunya dengan panik.

"Nak, ada apa. Cepat jawab nak." Seru ayahnya khawatir.

Nero yang mendengar suara kedua orangtuanya secara tidak sadar matanya basah dan keluar isak kecil dari mulutnya.

Kedua orang tuanya yang mendengar isak tangis anak mereka semakin khawatir. Ayah Nero langsung mencoba mendobrak pintu kamar anaknya.

"Jun buka pintunya." Teriak ayahnya sambil terus berusaha mendobrak pintu kamar anaknya.

Nero akhirnya tersadar dan dengan susah payah karena masih merasakan sedikit sakit didadanya bangun dan menggapai pintu untuk membuka kuncinya.

KLIK

Segera ayahnya membuka pintunya dan melihat anaknya yang sedang menangis sambil memegangi dadanya. Ibunya yang melihat itu segera memeluknya.

"Jun kamu tidak apa-apa. Mana yang sakit."

"Ini bukan mimpi." Kata Nero pelan sambil melihat kedua orang tuanya.

Seorang Wanita tinggi dengan rambut berwarna hitam dengan mata berwarna cokelat dan seorang pria dengan rambut cokelat dan mata hitam sedang menatapnya dengan khawatir.

Untuk sesaat ,emosi Nero yang telah terpendam selama bertahun-tahun didalam dirinya segera dating membanjirinya, mengancam untuk menenggelamkannya dalam jurang penyesalan dan kebingungan yang tak berujung. Tapi saat dia terus melihat sosok kedua orang tuanya yang nyata, suasana hatinya terangkat.

'Tolong biarkan ini menjadi nyata.' Ucapnya dalam hati. Sambil menahan diri dari menangis dengan keras di depan orangtuanya.

Jika ini hanya mimpi, dia tidak ingin bangun.

Dia sangat curiga bahwa dia Kembali ke masa Ketika dia baru berusia lima belas tahun.

Ada banyak hal yang disesali oleh Nero,banyak hal yang bisa ia ubah dan banyak keputusan yang lebih baik yang dapat ia ambil. Jika ada kemungkinan kecil ia melakukan perjalanan waktu ke masa lalu dia akan menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki semuanya dan mungkin mengubah takdirnya.

Dia mencoba menghampiri pelukan ibunya namun kemudian dia menyadari rasa sakit yang mematikan di pergelangan kaki kanannya.

"Ugh" ringisnya sambil memegang paha kanannya.

"Santai saja nak, kakimu belum sembuh dengan benar." Kata ibunya dengan nada khawatir.

"Apa yang terjadi." Ucap Nero sedikit bingung.

"Apa kau tidak ingat, kau mengalami kecelakaan motor dan merobek Sebagian besar ligament di kaki kananmu." Ucap ayahnya dengan sedih.

Kemudian Nero ingat setelah mendengar kata-kata ayahnya. Pada waktu dia berusia lima belas tahun dia telah terlibat dalam kecelakaan motor yang cukup parah, dimana akhirnya kakinya harus terluka sangat parah sehingga itu menjadi awal dari akhir karir sepak bolanya. Dia gagal dalam ujian masuk academy sepakbola tim Jakarta United akibat cedera yang dideritanya.

"Ah iya.Aku ingat." Kata Nero pelan.

"Kau tidak apa-apa saying, kenapa kau berteriak." Ucap ibunya tenang setelah melihat anaknya tidak apa-apa.

"Ah iya aku hanya sedikit tersandung saja tadi ahaha." Ucapnya sambil tertawa pelan.

"Ah kamu ini, bikin kami khawatir saja. Yaudah cepat subuhan, kita makan bareng nanti." Kata ayahnya.

"Ah baik yah." Ucap Nero.

Kedua orang tuanya pun meninggalkan kamar anak mereka.

"Mengapa aku harus Kembali ke titik dimana aku sudah terluka?" ucapnya sedikit tertekan. Dia merasa suasana hatinya tenggelam saat dia dengan tertatih-tatih berjalan ke kamar mandi untuk bersiap subuhan.

Tetapi pada saat itu, sebuah suara ding terdengar dikepalanya, dan sebuah layar biru tembus pandang muncul dihadapannya.

Pada layar tersebut beberapa kata tertulis dalam kaligrafi yang indah.

.

"DING"

'Inisialisasi Sistem GOAT….'

.

.

.

"Apa ini" ucap Nero kaget.

avataravatar