1 januari

Dia datang pagi itu, menjemput ku di sebuah gang sempit yang hanya bisa di lewati motor saja,,

dia tak berkata apa pun kepada ku, yang ku ingat saat itu dia hanya memberi ku sebuah senyuman yang aku rasa begitu indah,,

sambil duduk di atas motornya, ku tanya "mau kemana kita hari ini,,?" dia hanya menatap ku sambil berkata, "ke tempat yang akan membuat mu bahagia" ya,, aku lagi lagi terdiam sambil menduga duga kemana dia akan membawa ku pergi,,

sepeda motor terus melaju, ban motor terus berputar, meninggalkan jejak yang ke sebut kenangan. hampir satu jam aku dan dia saling terdiam,, aku tidak berani mananyakan apa pun kepadanya, mungkin dia juga begitu atau mungkin dia sedang menikmati perjalanan dan suasana kota ini,,

katanya, aku wanita pertama yang dia ajak pergi berdua,,

yah,,

di kota ini,, JOGJA, biasa aku menyebutnya,, dia sosok yang sangat pendiam, kalian sudah bisa membayangkan bukan bagai mana 1 jam duduk bersama tanpa ada subuah obrolan,, kebetulan aku orang yang crewet, jadi mau tidak mau aku lah yang harus memulai obrolan. pernah suatu ketika semua pertannyaan ku hanya di jawab dengan kata iya dan tidak,, sungguh, saat itu aku merasa seperti seorang wartawan yang memaksa melakukan wawancara meskipun sudah tidak di ijinkan. yah begitulah dia, kaku dan sangat dingin kata teman teman,,

lamunan ku tiba tiba hilang bersamaan dengan saat dia menarik rem sepeda motornya,, "sudah sampai katanya" mungkin saat itu ekspresi ku seperti orang linglung, pah poh kalau kata orang jawa,, aku segera turun dari sepeda motornya, ku dengar suara ombak, seketika aku menoleh pada sumber suara itu,, hamparan laut yang biru sudah terbentang, tapi ada satu hal yang menurut ku aneh saat itu. ku tanyakan padanya,, "pantai,! kok pasirnya hitam,,?" maklum lah aku baru pertama ini melihat pantai berpasir hitam, sebab pantai di kota ku pasirnya putih bersi, hampir seperti gula,,

mendengar pertanyaan koyol ku, dia tertawa "nak uduk ireng terus opo warnanne,,? "(kalau bukan hitam terus apa warnanya,,?) "putih,,! " jawab ku,,

"kecuali,, kamu mau mewarnainya menjadi abu abu supaya abstrak seperti kamu,, hahaha,, "

dia membalas tawa ku sambil berkata "baik lah,,, kalau kamu mau membantu ku" dengan senyum yang kurasa sedikit nakal,,

kami berjalan menyusuri setiap sudut garis pantai, yang ku tau, dia berhasil membuat ku bahagia saat itu,,

mengaguminya,,,?

mungkin bisa jadi,, yah,,,

mengagumi pria pendiam yang pernah ku bilang patung berjalan.

avataravatar
Next chapter