webnovel

BAB 1 Aku Bukan Anak Kecil Yang lemah

Perkenalkan, namaku Ceisya, biasa dipanggil Cei, tinggal di sebuah desa yang cukup jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, umurku enam tahun, anak ke-tiga dari tiga bersaudara, aku dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana.

Masa kecil?? Apa yang kamu pikirkan??? Bermain, Kebahagiaan, bersenang-senang atau sebaliknya?? Sebagian orang menganggap masa kecil merupakan saat-saat bahagia karena mendapatkan kasih sayang dan perhatian sepenuhnya dari kedua orantua, pun lingkungan sekitar. Tapi, masa kecilku penuh derai air mata dan lika-liku kehidupan, diiringi dengan berbagai halangan dan rintangan.

Perjalanan demi perjalanan, aku lalui dengan rasa syukur dan sabar, lika-liku kehidupan yang menyakitkan sekaligus meyedihkan sudah ngga asing lagi untukku.

Mandiri, Itulah aku. Dari umur enam tahun aku sudah berpisah dari orangtuaku, karena aku harus sekolah, ngaa semudah yang ada dibayangan semua orang, aku harus tinggal berdua bersama nenek yang bekerja sebagai pedagang.

Sejak duduk dibangku taman kanak-kanak, aku terbiasa mengurus diriku sendiri, mulai dari mencuci baju, sampai menyiapkan seragam sekolah. memang terdengar sangat mustahil, tapi, Inilah kenyataan awal dari perjuanganku untuk mencari ilmu.

Orangtuaku sibuk dengan perkebunan, sedangkan nenek sibuk dengan dagangannya, hal ini membuatku mau tidak mau harus mandiri, aku jauh dari kata-kata manja meskipun orang sering mengecapku dengan kata "manja".

Terlahir sebagai anak terakhir, ngga selalu terkesan manja, bisa jadi sebaliknya. Seperti yang terjadi pada diriku. Menurutku, semua orang berhak memberi komentar tentang aku namun yang mengetahui bagaimana kehidupanku yang sebenarnya hanyalah aku.

Jarak sekolahku dengan rumah nenek sekitar 20 menit, terkesan sangat jauh untuk anak kecil yang seumuran denganku, tapi alhamdulillah aku ngga pernah terlambat karena aku seseorang yang sangat disiplin. Gini ya teman-teman, sekolahku masuk jam 07:00 sedangkan jam 06:00 aku sudah berangkan ke sekolah, aku selalu datang lebih awal dari teman-temanku.

Disetiap pulang sekolah, aku langsung pulang ke rumah, ngga seperti teman-teman yang lain. Bisa dikatakan aku anak rumahan, Kegiatanku hanya sekolah, pulang, lalu bantu nenek menyiapkan jualannya untuk esok hari. Terkadang, ketika pulang sekolah aku menjualkan dagangan pecel sang nenek ke rumah-rumah warga, kebetulan nenek seorang penjual pecel yang cukup populer dikampung.

#

jangan lupa kritik dan sarannya teman-teman. berikan saya dukungan, agar selalu memiliki motivasi untuk menulis dan melanjutkan cerita ke chapter selanjutnya. 🙏🙏

Next chapter