1 Jangan terlalu sibuk meracik obat untuk orang lain

Ada yang mengatakan dunia ini adalah panggung sandiwara. Bisa jadi sih benar seperti itu. Hidup ini adalah sebuah seni dan mungkin itu adalah seni sandiwara yang menampilkan berbagai macam karakter. Ada yang antagonis dan ada yang protagonis. Sang sutradara hanya memberikan sebuah script yang menjadi pedoman kita dalam melakoni sebuah peran.

Sang Pencipta pun tidak hanya menciptakan kita dalam karakter yang buruk. Ia hanya menciptakan kita dalam bentuk yang paling sempurna dan pas menurutnya. Hanya saja ada yang merasa tidak puas dengan dirinya sendiri sehingga ia terus melakukan improvisasi dalam perannya. Tapi, tak sedikit di antara kita yang lupa bahwa dunia ini hanya senda gurau, kehidupan di dunia ini tak lain hanyalah kesenangan yang menipu. Maka, jangan mau tenggelam dengan kepribadian mereka yang bangga memiliki wajah yang cantik, bangga memiliki postur tubuh yang ideal, bangga tidur di kasur empuk, bangga dengan sederet title dan masih banyak lagi.

Intinya cantik atau tidak, tinggi atau pendek, tidur beralaskan kasur empuk atau beralaskan daun pisang, itu semua hanyalah sebuah casing. Pada hakikatnya tetap saja kita sama-sama berjudul manusia yang lemah tanpa kekuatan dari Sang Pencipta.

"Eh guys, tau nggak...kemarin itu gue ngeliat Syifa jalan berduaan ama cowok" ucap seorang gadis nan cantik. Ia adalah Lila anak orang kaya dan terkenal dikalangan kampusnya.

"Astaghfirullah, itu nggak bener" jawab Syifa.

"Allaaaa.... Ngaku aja lo, lagian gue ngeliat dengan mata kepala gue sendiri" balasnya.

Syifa hanya menahan air matanya sambil mengelus dadanya.

Kita memang tak bisa berdamai dengan semua keadaan di sekitar kita, termasuk pada semua orang. Sekuat apapun kita untuk membuat semua orang menyukai kita, kita tak akan mampu untuk merubah keadaan bahwa pasti ada yang tidak begitu senang dengan kehadiran kita di lingkungannya.

Syifa hanyalah gadis biasa dan lemah lembut namun ia juga memiliki wajah yang tak kalah cantik dengan Lila. Kebanyakan orang-orang menyanjungi Syifa atas sifat dan kebaikan hatinya, dan hal itu membuat Lila merasa cemburu.

Sore itu sepulang dari kampus. Syifa dan sahabatnya yaitu Ulfa sedang menunggu bus di halte. Lila dan kedua sahabatnya yaitu Eren dan Windi yang pada saat itu memantau Syifa berkeinginan untuk mengerjai nya.

"Guys, mumpung kemarin udah hujan.. Saatnya membersihkan mobil" ucap Lila sambil tersenyum dan menatap sinis Syifa.

"Haaaa.... Maksudnya...? " ucap Eren.

"Liat aja" jawab Lila.

Lila pun menyalakan mobil mewahnya dan membawanya dengan kelajuan sangat cepat. Saat itulah Syifa dan sahabatnya Ulfa terkena genangan air.

"Aaaaa..... Ya Allah tuh orang udah bosan hidup.... Bawa mobil ugal-ugalan kayak gitu" ucap Ulfa sambil membersihkan pakaiannya.

"Udahhh... Sabar Fa" jawab Syifa sembari memberikan senyuman manisnya.

"Tapi mereka udah keterlaluan" protes Ulfa sambil manyun.

Syifa hanya tersenyum melihat raut wajah Ulfa yang lucu.

"Kok senyum....? " ucap Ulfa.

"Syifa senyum karena Ulfa sangat lucu".

" ihhhh.... Syifa bisa aja"ucap Ulfa sambil menggandeng tangan Syifa.

Keesokan harinya Syifa dan Ulfa yang tengah duduk dalam kelas tiba-tiba dikagetkan kembali dengan kedatangan Lila dan teman-temannya.

"Eh Syifa, cowok yang lo temuin kemarin itu siapa....? Pacar lo kan" ucap Lila

"Astaghfirullah... Itu bukan pacar Syifa" jawab Syifa.

"Lo gimana sih Syifa, masa pacar sendiri nggak dianggep" protes Lila

"Sumpah Demi Allah itu bukan pacar Syifa" jawab Syifa dengan lembut.

"Nggak usah disembunyiin deh... Ngaku aja" ucap Lila dengan menaikkan salah satu alisnya.

"Eh Lila,Syifa kan udah bilang kalau itu bukan pacarnya.. Nggak usah ngefitnah Syifa deh" ucap Ulfa sambil melotot.

"Nggak usah sok ngebelain dia deh.... Lo sama diakan sama" ucap Eren sambil menunjuk Syifa dan Ulfa.

"Denger yah... Jangan terlalu sibuk meracik obat untuk orang lain, sementara hatimu sedang sekarat tak ternutrisi oleh iman" ucap Ulfa.

"Wihhh... Keren tuh kata katanya" ucap Windi sambil menaikkan jempolnya.

"Eh Windi, lo kok ngebelain dia sih" ucap Eren.

"Emang Windi lagi ngebelain dia....? " ucap windi.

"Iyaaaa..... Buktinya lo ngasih jempol" jawab Eren.

"Gitu yah.... Heheheh" ucap Windi sambil cengengesan.

"Aduh... Lo itu lemot atau bego sih.... " ucap Eren sambil geleng-geleng kepala.

"Udah.... Cabut aja yuk, males banget gue ngeliat muka mereka berdua" ucap Lila sembari pergi.

"Tuh orang kayaknya nggak waras deh" ucap Ulfa

"Husss.... Nggak boleh ngomong gitu... Itu namanya doa" balas Syifa

"Wah bagus dong" ucap Ulfa dengan tersenyum.

"Ulfa... Saat kita direndahkan dan kita punya kesempatan untuk membalasnya, urungkan saja niat buruk itu. Ingatlah pahala tanpa batas bagi yang bersabar" ucap Syifa dengan senyuman manisnya.

"Wahhh.... Gue salut banget ama sahabat gue" ucap Ulfa sambil memeluk Syifa.

"Makanya nggak usah emosi" balas Syifa.

"Iya iya. Ulfa paham" ucap Ulfa.

Setelah mata kuliah pertama selesai mereka pun kembali beristirahat di kantin kampus.

"Mmmm... Syifa... Gue mau nanya nih...? " tanya Ulfa.

"Iya, kenapa Fa...? " ucap Syifa.

"Gini... Gue cuman penasaran sama apa yang dibilangin Lila ke lo" ucap Ulfa.

"Ohh... Soal jalan berdua sama cowok itukan" ucap Syifa.

"Iya iya itu" ucap Ulfa dengan semangat.

"Sebenarnya itu kakak Syifa" jawab Syifa sambil tertawa kecil.

"Emang lo punya kakak...? " tanya Ulfa.

"Punya" jawab Syifa.

"Kok gue nggak tau sih" ucap Ulfa.

"Karena Ulfa nggak pernah nanyain ke Syifa soal itu" balas Syifa.

"Masa sih....? " Ucap Ulfa.

"Iya" jawab Syifa sambil mengangguk.

"Mmmm.... Kakak lo ganteng nggak...?" tanya Ulfa lagi.

"Ganteng... Kenapa emangnya..? " ucap Syifa sambil terheran.

"Kenalin ke gue dong Syif... " ucap Ulfa sambil mengedipkan matanya kepada Syifa

"Astaghfirullah Fa.... Istighfar" jawab Syifa.

"Iya iya... Hehehhe... Astaghfirullah" ucap Ulfa.

Kemudian mereka berdua saling menatap dan tertawa.

Pagi harinya mereka kembali seperti aktivitas sebelumnya.Namun, Kali ini dosen tak datang ke kampus untuk mengajari Sang murid akibat sibuk. Hari itupun Syifa dan Ulfa memutuskan untuk ke perpustakaan membaca.

"Hari ini Pak Dodo nggak ada yah" ucap Ulfa sambil manyun.

"Pak Dodo kan lagi ditugasin keluar kota sama Pak Rektor" jawab Syifa.

"Hmmmmm.... " ucap Ulfa sambil mengangguk.

Mereka berdua pun berkeliling sambil mencari buku yang mereka minati untuk dibacanya.

Tak lama kemudian Ulfa bertemu dengan Windi.

"Wah... Tumben banget lo ke perpus" Ucap Ulfa.

"Iya nih, gue disuruh nyari buku ama Lila" jawab Windi.

"Buku apa....? " tanya Ulfa.

"Kata Lila sih terserah buku apa" ucap Windi dengan kebingungan.

"Emang si Lila suka ngebaca....? " tanya Ulfa.

"Nggak" jawab Windi.

"Lahh... Kalau dia nggak ngebaca buku, terus ngapain nyuruh lo pinjem buku...? " tanyanya lagi.

"Dia nggak nyuruh Windi pinjem buku, tapi disuruh ambil" ucap Windi dengan polos.

"Haaaa.... Itu artinya nyuri Windi" ucap Ulfa.

"Haaa.... Masa sih" jawab Windi dengan kebingungan.

"Ya ampun lemot banget nih anak" ucap Ulfa sambil berbisik.

"Tapi kata Lila tadi gue itu ambil buku di perpustakaan terus naruh bukunya di tas Syifa" ucap Windi dengan polosnya.

"Apaaaaa..... Lu gila ya" Ucap Ulfa sambil melotot dan menunjuk Windi.

"windi nggak gila.... Kalau nggak percaya tanya aja sama Lila" jawab Windi.

"Gini aja Windi, lo mending balik ke kelas yah biar gue yang nyari bukunya terus nyimpen buku itu ke tas Syifa... Ok" ucap Ulfa dengan meyakinkan.

"Ok.kalau gitu Windi balik ke kelas duluan yah.... Terimakasih udah bantuin Windi" ucap Windi sambil keluar dari perpus.

"Tuh Lila makin hari makin nggak ngotak yahhh" ucap Ulfa dengan kedua tangannya berada di pinggang.

Tak lama pun Syifa datang menghampiri Ulfa.

"Kenapa Fa...? Kok gayanya pengen maju tonjokin orang...? " tanya Syifa.

"Tadi gue baru aja ketemu sama Windi" jawab Ulfa.

"Iya, terus" tanya Syifa lagi.

"Windi bilang kalau dia itu disuruh ama Lila buat ngambil buku terus nanti disimpen tuh buku dalam tas lo" ucap Ulfa.

"Astaghfirullah" ucap Syifa.

"Untungnya si Windi bisa... Mmmmmm" ucap Ulfa.

"Bisa apa...? " tanya Syifa.

"Bisa di kadalin" jawab Ulfa.

"Udahhhh.... Biarin aja mereka kayak gitu...nggak usah diladenin" ucap Syifa.

"Tapikan mereka itu udah keterlaluan Syif... Mereka sering banget ngefitnah lo" ucap Ulfa dengan emosi.

"Husss.... Jangan keras keras Fa... Inget ini perpus" jawab Syifa.

"Gue nggak suka ama tuh orang" ucap Ulfa.

"Iya.... Sabar sabar" ucap Syifa sambil mengelus pundak Ulfa.

Di dunia ini tentu saja masih banyak orang seperti Lila, dimana ia melakukan suatu hal yang buruk dan mungkin saja itu semua terjadi karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang disekitarnya terutama pada keluarganya.

Ingatlah kritikan manusia hanya sepanjang lidahnya, jangan terlalu dipikirkan. Teruslah melangkah hingga mereka sadar bahwa kamu benar.

avataravatar
Next chapter