webnovel

Part 38

" Assalamu'alaikum Wr. Wb! Assalamu'alaikum Wr. Wb!" ucap Zabran mengakhiri shalat subuh mereka di mushalla rumah bersama para penghuni rumah.

Yasmin dan adik-adiknya bersalaman dan begitu juga dengan yang lain, mereka saling bersalaman. Kemudian mereka berlanjut dengan membaca Al Qur'an dan tanya jawab.

" Kak!" panggil Ezzar.

" Apa Ezzar boleh ke rumah sakit?" tanya pemuda itu dengan wajah tertunduk.

" Kakak tanya Aba dulu, ya! Lagian do'akan saja hari ini Ummi sudah boleh pulang!" kata Zabran pada adik laki-lakinya.

" Aamiin!" sahut semua yang ada di situ.

" Baiklah, saya pikir cukup untuk hari ini, saya akhiri wassalamu'alaikum Wr. Wb!" ucap Zabran.

" Wa'alaikumsalam Wr. Wb!" sahut mereka lagi.

Yasmin menyiapkan pakaian kerja dan juga pakaian santai buat Zabran. Digantung dan diletakkannya pakaian-pakaian itu di hanger dan di ranjang. Lalu dia mengambil sebuah gamis dan khimar untuk dipakainya.

" Aku pakai disini saja, Kak Zab pasti masih di ruang kerjanya seperti biasa!" ucap Yasmin ambigu.

Ditutupnya dengan rapat pintu kamarnya dan perlahan Yasmin membuka seluruh pakaiannya dan menyisakan dalaman saja. Saat dia akan memakai gamisnya, sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Tubuhnya bergetar merasakan tangan tersebut mengenai kulit perutnya.

" Apa kamu berniat menggodaku?" bisik Zabran.

" Kak...ak...aku...tidak bermaksud..." ucap Yasmin terbata, dia terkejut mendengan suara suaminya.

" Aku baru menyadari betapa aku sangat beruntung dan disayangi Allah!" ucap Zabran berbisik.

" Ap...apa?"

" Istriku sangat indah dan mempesona, terlebih saat seperti sekarang ini!" rayu Zabran yang telah mengecup bahu polos istrinya.

" Kak..."

Yasmin menahan desahannya dengan menggigit bibir bagian bawah. Dia merasa seluruh tubuhnya bergelenyar aneh akibat sentuhan demi sentuhan yang Zabran lakukan.

" Aku...menginginkanmu lagi!" bisik Zabran lembut dan Yasmin merasa semakin deg-degan karena akan menikmati kembali perasaan-perasaan indah dan penuh debaran itu, meskipun akan berakhir sedikit perih.

Zabran kembali melakukan penyatuan dengan penuh kelembutan dan cinta pada istrinya. Dia merasa heran karena rasanya dia tidak ingin berhenti melakukannya. Lagi dan lagi, Zabran melakukan penyatuan dengan Yasmin hingga jam menunjuk angka 9.

" Kamu lelah?" tanya Zabran.

" Iya!" jawab Yasmin dengan mata mengantuk.

" Apakah sakit?" tanya Zabran lagi.

Wajah Yasmin memerah mendengar pertanyaan tabu suaminya.

" Sedikit!" jawab Yasmin lirih.

" Maaf jika aku membuatmu sakit! Tapi aku adalah pria normal yang pastinya akan selalu bernafsu jika memiliki istri seindah dirimu!" ucap Zabran jujur.

" Aku biasa saja!" sahut Yasmin malu.

" Aku mencintaimu!" bisik Zabran di telinga Yasmin.

Jantung wanita beristri itu berdebar dengan kencang mendengar ucapan sang suami. Dia hanya terdiam karena masih tidak percaya dengan semua yang dikatakan suaminya.

" Apa hanya aku yang mencintai istrinya?" goda Zabran.

" Tidak! Aku...aku juga cinta sama Kakak!" sahut Yasmin cepat.

" Hahaha! Istriku manis sekali!" ucap Zabran tertawa lepas.

Sebenarnya Zabran sudah tahu jika Yasmin sangat mencintainya, tapi dia hanya berniat menggoda saja. Yasmin kesal karena merasa di goda, dia cemberut dan mengerucutkan bibirnya. 

Cup! Sebuah ciuman cepat mendarat di bibir tipisnya.

" Jangan melakukan itu, selain di depanku!" ucap Zabran gemas.

" Jangan memakai pakaian semalam lagi!" bisik Zabran.

" Pak...pakaian?" tanya Yasmin mengerutkan keningnya.

" Iya! Saat kamu tertidur semalam!" jawab Zabran.

" It...itu aku pikir kakak tidak akan ..."

" Masuk kamar?" potong Zabran.

" Iya!" jawab Yasmin pelan.

" Jika kamu tidak ingin selalu kelelahan, jangan lakukan lagi!" ucap Zabran.

" Iya!" balas Yasmin.

" Apa kamu minim kata-kata sekarang?" tanya Zabran lagi.

" Apa?" tanya Yasmin bingung.

" Kamu hanya menjawab iya tidak saja. Mana istriku yang dulu, yang membuatku menjatuhkan hatiku padanya salah satunya karena dia pandai berbicara!" tutur Zabran sambil memeluk Yasmin lebih erat. 

" Hoammmm! Aku harus menyiapkan sarapan buat Kakak!" ucap Yasmin sambil menguap.

" Tidak perlu!" Ada Mbak Embun yang akan menyiapkan sarapan!" sahut Zabran yang tahu jika istrinya pasti kelelahan.

" Apa tidak apa-apa?" tanya Yasmin ragu.

Dia hanya tidak mau melalaikan tugasnya sebagai seorang istri.

" Iya! Tidak apa-apa!" jawab Zabran lagi.

" Trima kasih, Kak! Bisakah kita bicara lagi nanti? Rasanya aku sangat lelah!" ucap Yasmin yang tidak bisa menahan kantuknya.

" Tidurlah! Jangan lupa bangun jam 10, kita akan ke rumah sakit!" ucap Zabran mengecup kembali bahu Yasmin.

Wanita itu hanya menganggukkan kepala dan sejenak kemudian Zabran bisa melihat nafas teratur istrinya yang menandakan jika dia sudah tertidur. Zabran memakai pakaian kerjanya lalu turun ke bawah.

" Kak Zab?" ucap Ezzah.

" Kamu nggak kuliah?" tanya Zabran.

" Nanti jam 10, Kak! Kak Zab darimana? Kok, nggak turun sarapan? Kak Yas juga!" tanya Ezzah.

" Kak Yas agak tidak enak badan, tadi Kakak menemani dia sebentar!" jawab Zabran sedikit berbohong, karena dia tidak mungkin bicara jujur dengan adiknya.

Astaughfirullah! batin Zabran.

" Apa nggak perlu dibawa ke dokter?" tanya Ezzah.

" Nggak perlu! Sudah kakak kasih obat!" jawab Zabran.

" Kakak mau ke kantor?" tanya Ezzah.

" Iya!" jawab Zabran.

Mata Yasmin terbuka saat mendengar suara Nissa Sabyan mengalun lembut di telinganya. Wanita cantik itu meregangkan sejenak otot tubuhnya yang terasa kaku.

Ahhh! pekik Yasmin lirih. Dia merasa tubuhnya pegal dan nyeri di beberapa bagian. Dia berjalan ke arah kamar mandi dan menanggalkan selimutnya, kemudian dia masuk ke dalam shower box untuk mandi dengan air hangat.

Ponsel Yasmin bergetar beberapa kali, sebuah nama tertera di layar ponselnya.

" Assalamu'alaikum, Ben!" sapa Yasmin yang meletakkan ponselnya di meja rias dan merubahnya menyalakan speakernya.

" Wa'alaikumsalam, Yas! Apa lagi sibuk?" tanya Ben dengan hati penuh rindu.

" Tidak! Ada yang penting?" tanya Yasmin sambil menyisir rambutnya yang sudah kering setelah memakai hairdryer.

" Apakah harus ada yang penting jika menghubungimu?" tanya Ben kecewa.

" Ben! Kamu tahu jika sekarang aku adalah seorang wanita yang bersuami!" papar Yasmin tanpa ada nada kasar sekalipun.

" Aku tahu! Dan suami posessifmu itu sangat menyebalkan!" gerutu Ben kesal.

" Ben! Dia suamiku, hormati dia!" kata Yasmin lagi.

" Iya! Iya! Sorry!

' ucap Ben takut jika Yasmin akan marah.

" So, apa ada yang penting?" tanya Yasmin.

" I get it!" jawab Ben.

" Get what?" tanya Yasmin menghentikan kegiatannya mengikat rambutnya.

" Madinah!" kata Ben dengan penuh kebahagiaan.

" Masya Allah! Really? Are you serious?" tanya Yasmin tidak percaya.

Ben merubah panggilannya menjadi VC, dengan cepat Yasmin meraih ponselnya dan menggeser tombol VC.

" See! I am here!" ucap Ben menunjukkan sebuah lahan kosong dengan di kelilingi pohon kurma yang indah.

" Oh, My God! You really got it!" kata Yasmin sedikit keras, karena dia merasa bahagia.

" Ada apa ini?" tiba-tiba sebuah suara berat terdengar ditelinga mereka berdua.

Deg! Jantung Yasmin seakan mencelos mendengar suara suaminya yang sepertinya bernada marah. Sementara Zabran mengepalkan kedua tangannya disamping tubuhnya.

" Ka..Kak Zab!" sapa Yasmin yang memutar tubuhnya menghadap suaminya.

" Yas! Halo! You still there?" panggil Ben.

Dengan cepat Zabran mengambil ponsel Yasmin dan melihat ke arah layar.

" Jangan pernah menghubungi istri saya lagi!" ucap Zabran menatap tajam ke arah Ben lalu mematikan panggilan Ben.

Next chapter