74 Part 30

" Ada apa dengan pakaianku? Aku biasa memakai pakaian seperti ini!" jawab Amber santai.

" Tapi saya tidak nyaman melihatnya!" ucap Anil lagi.

" Ckk! Kenapa harus tidak nyaman, semua yang melihat nyaman-nyaman saja!" sahut Amber kekeh.

Anil menghembuskan nafasnya kamudian merapalkan do'a sebelum makan dan menikmati makanan yang disajikan.

Amanda Lois adalah anak pertama dari Joseph Lois dan Elen Lois, sedangkan Amber Lois adalah adik Amanda yang usianya hanya beda setahun saja.Mereka berdua telah ditinggal mati kedua orang tua mereka saat Amanda akan naik ke semester 2 dan Amanda lulus SMA dikarenakan kecelakaan. Mobil yang ditumpangi orang tua mereka dan Amanda terguling beberapa kali setelah ditabrak oleh sebuah truck yang dikemudikan oleh sopir yang sedang mabuk. Amanda menjadi lumpuh akibat mulai pinggang hingga kakinya tergencet badan mobil sedangkan orang tuanya meninggal di tempat karena kepala mereka terbentur kaca mobil yang pecah. Awalnya Amanda seperti gadis gila karena mengetahui jika kedua orang tuanya meninggal dunia dan dia sendiri lumpuh, karena dia sangat mencintai kedua orang tuanya. Tapi dengan penuh kasih sayang, Amber merawat dan mendukung kakaknya itu hingga Amanda menemukan kembali kepercayaan dirinya yang hilang. Amber sendiri harus kuliah sambil bekerja di perusahaan orang tuanya, beruntung ada Julian Moses yang sangat setia pada keluarganya, membantunya dalam menjalankan perusahaan. Amber adalah wanita yang cerdas dan sangat ulet, jadi dengan mudah dia menguasai pelajaran yang diajarkan saat kuliah juga oleh Julian.

" Saya tidak bisa lama, karena harus kembali ke kampus!" kata Anil setelah selesai makan.

" Apa maksudmu? Kamu akan meninggalkan istrimu? Suami macam apa kamu?" tanya Amber marah.

Astaughfirullah! batin Anil dalam hati. Dia menghela nafas dan menahan diri untuk tidak ikutan emosi.

" Saya sudah memenuhi semua isi perjanjian itu, apakah masih kurang?" tanya Anil.

" Kamu..." Amber menahan amarahnya, dia tidak bisa berkata apa-apa, karena memang selama ini Anil tidak pernah menyalahi isi perjanjian antara dirinya dan pemuda itu.

Sial! Seharusnya aku tidak meremehkan dia! Dasar Amber bodoh! Arghhhh! batin Amber.

" Assalamu'alaikum!" pamit Anil pada Amber.

Pemuda itu berjalan dengan santai meninggalkan mansion besar itu dengan sepeda motor Ducati Scramblenya.

" Arghhh!" teriak Amber marah.

Dia masuk ke dalam ruang kerjanya dan membuang barang-barang yang ada di meja kerjanya.

" Brengsekkkkkk! Aku Amber Lois! Pujaan para pria! Hanya dengan melihat wajahku saja semua pria bertekuk lutut dikakiku! Mereka bahkan bersedia memberikan segalanya untukku! Tapi kenapa...Anil... brengsekkkkk! Kamu sudah membuat hidupku berantakan, kamu sudah mengambil hati dan jantungku, tapi sedikitpun kamu nggak pernah memperhatikan bahkan melihatku!" kata Amber meratap.

Airmatanya perlahan membasahi kedua pipinya, hatinya sakit, jantungnya berdetak kencang hanya karena sebuah nama yang tidak pernah bisa dia sematkan di dadanya.

Tok! Tok! Tok!

" Nona muda! Nona muda!" panggil seseorang dari luar ruangan.

Amber menangis tersedu di atas meja kerjanya, mengabaikan ketukan pintu yang terus terdengar.

" Pergiiiii!" teriak Amber.

" Nona muda! Tolong, jangan seperti ini, nanti jantung Nona..."

" Aku bilang pergi, Buuuu...aaaa!" Amber memegang dadanya yang terasa nyeri.

" Nona! Nona, apa nona baik-baik saja?" tanya Berta.

" Ada apa, Berta?" tanya seorang pria.

" Tuan Julian, Sepertinya Jantung Nona Muda kumat!" kata Berta.

" Apa? Cepat ambil kunci cadangan!" kata Julian.

" Sejak Non Amanda menikah, kunci ruangan ada pada Nona Muda semua!" kata Berta.

" Apa? Sial! Panggil bodyguard Nona Muda!" kata Julian.

" Baik, Tuan!" jawab Berta segera berlalu untuk memanggil para pekerja pria.

" Non Amber! Tolong buka pintunya!" panggil Julian lagi.

Tapi tidak ada balasan dari dalam.

" Sial!" ucap Julian yang kemudian berusaha mendobrak pintu yang terbuat dari kayu jati itu.

" Dimana mereka!" gerutu Julian tidak sabar.

" Tuan!" panggil Berta yang datang bersama beberapa bodyguard.

" Dobrak pintu ini!" kata Julian.

" Siap, Tuan J!" jawab mereka bersamaan.

Brugh! Brugh! Brugh!

" Astaga! Badan kalian gede begitu dobrak pintu kecil aja nggak bisa!" kata Julian kesal.

Itu pintu jati tebal, Tuan! batin para bodyguard saling tatap. Memang pintu ruangan kerja itu terbuat dari kayu jati yang tebal.

" Minggir!" teriak Julian yang sudah menodongkan pistolnya ke arah lubang kunci.

Dengan segera, mereka semua mundur dari pintu ruangan itu. Dorrrr! Dorrrrr! Dorrrr!

" Buka!" perintah Julian.

" Baik, Tuan!" jawab salah satu bodyguard.

Didorongnya pintu tersebut, tapi masih saja tidak bisa terbuka, kemudian mereka semua bersama-sama mendorongnya. Brakkkk! Akhirnya pintu itu terbuka.

" Nona Muda!" panggil Julian saat melihat Amber di atas meja kerja dengan mata terpejam.

" Astaga, Nona Muda!" teriak Berta terkejut sambil menangkup wajahnya.

" Cepat nyalakan mobil!" kata Julian.

" Baik, Tuan!" sahut seorang bodyguard.

Jarak antara rumah sakit dan mension Lois tidak begitu jauh, karena setelah kecelakaan yang menimpa Amanda, mereka membeli rumah yang dekat dengan rumah sakit.

" Jacob! Nona Amber kolaps!" kata Julian yang menghubungi Jacob sebagai dokter spesialis jantung keluarga Lois.

" Apa? Kenapa bisa?" tanya Jacob yang terkejut mendengar perkataan Julian, karena sudah sangat lama Amber tidak pernah mengalami hal ini lagi selama 10 tahun lebih.

" Aku juga tidak tahu, apa kamu sedang di rumah sakit?" tanya Julian.

" Aku sedang seminar di luar! Biar aku hubungi Dr. David!" kata Jacob sedih, karena tidak bisa menangani Amber.

" Apa? Astaga, aku tidak mau tahu, Jack, kamu harus bisa menyelamatkan dia!" kata Julian geram.

" Dr. David adalah dokter yang hebat juga! Kamu jangan khawatir!" kata Jacob menelan salivanya.

Dia tahu bagaimana seorang Julian jika sedang membela habis-habisan anak Bossnya itu. Jacob mematikan panggilan Julian dan menghubungi rekan sejawatnya itu.

" Nadinya semakin lemah! Cepat, Chris!" teriak Julian pada sopir Amber.

" Ini sudah cepat, Tuan!" jawab Chris.

" Lebih cepat lagi! Ato kamu akan saya bunuh kalo sampai terjadi sesuatu pada Nona Muda!" teriak Julian lagi.

Chris yang mendengar bergidik ngeri, karena perkataan Julian tidak pernah main-main. Akhirnya dengan kesetanan Chris menginjak pedal gas mobilnya dengan sangat dalam, sampai-sampai dia menerjang lampu merah dan hampir ditabrak oleh sebuah sepeda motor yang melaju karena lampu sudah berwarna hijau.

" Dasar gilaaaa!" teriak orang orang yang melihat kejadian itu.

Mereka sampai setelah 10 menit perjalanan yang penuh dengan drama. Di depan IGD sudah siap sebuah brankar dan 3 orang berpakaian putih. Julian segera membopong tubuh Amber keluar dari dalam mobil dan meletakkan di atas brankar.

" Tuan Julian? Saya David, rekan Dr. Jacob!" kata David.

" Cepat periksa dia! Nadinya sepertinya menghilang!" kata Julian.

" Cepat dorong masuk ke ruang biasa!" kata David.

Julian duduk di ruang tunggu IGD setelah mengurus administrasi Amber. Sementara itu di rumah sakit yang sama, Ftama dan Harun masih belum juga bangun dari komanya.

avataravatar
Next chapter