1 Intro— Awal.

12:00. Jalanan kota Tangerang. Aku pergi melewati jalanan yang sering ku lewati, dan bergegas menuju sekolah.

Kesiangan, bisa di katakan juga super kesiangan. Jam pelajaran di sekolah pasti sudah menunjukan jam makan siang, tapi sialnya aku baru berangkat ke sekolah.

Padahal aku sudah menyetel jam Alarm ku pada pukul 07:00 pagi, namun saat ku terbangun beberapa saat yang lalu aku mendapati HP ku telah mati.

Betapa sialnya aku di pagi ini.

Terlebih lagi, aku hidup mengontrak seorang diri, jadi tak ada yang membangunkan ku ataupun membuatkan ku makan siang. Oleh karena itu saat ini aku sangat kelaparan.

"Hah~"

Menghela nafas berat aku berlari sekuat tenaga ku sambil memegang perut ku yang keroncongan.

—— Ku harap aku tak kena marah Bu.Susi…

Bu.Susi. guru BP di sekolah ku, beliau adalah guru paling di takuti dikalangan siswa ataupun guru di sekolah ku. Saat ia marah skill «kurungan» miliknya akan aktif.

Kemampuan dari skil ini adalah menyatukan dua gawang menjadi satu dan mengurung siswa di tengahnya, waktu limit skill ini adalah sampai Bu.Susi merasa puas.

Sangat menakutkan. Bagi para siswa skill ini sangat berbahaya. Namun skill yang Bu.Susi miliki tak hanya sampai disitu…

Skill lanjutan akan aktif jika kau protes pada beliau. Skill ini adalah skill random, dimana Bu.Susi akan memberi mu hukuman tambahan: seperti berlari keliling lapangan sekolah, menambahkan waktu limit pada skil «kurungan», ataupun mencukur rambut siswa lelaki yang dirasa "panjang".

Ini sangat menakutkan bagi siswa (terutama lelaki) dan bagi ku jika tertangkap basah oleh beliau.

Merasa bulu kuduk ku berdiri, aku menambah kecepatan berlari ku.

"Ah!"

—— pada saat itu aku mendengar suara jeritan dari depan ku.

"Ma-maaf. Kau tidak apa-apa?"

Saat itu, karena kehilangan fokus untuk sesaat, aku tak sengaja menabrak seorang wanita di depan ku.

"Hei! Kalau jalan lihat-lihat dong!!"

"Ma-maaf!"

Wanita itu membentak ku dengan sangat kesal dan mencoba bangkit dari jatuhnya lalu mengambil barang-barangnya yang berserakan di sekitar.

—— Ah… ada apa dengan ku hari ini?

Merasa hari ini aku telah di kutuk aku mencoba membantu wanita di depan ku merapihkan barang bawaannya yang berserakan di jalanan.

"Sekali lagi maaf, biar ku bantu..."

File lamaran kerja berupa foto, akte, KK. Dompet yang terlihat tebal, beberapa alat kosmetik, masker, beberapa uang receh, dan masih banyak lagi barang milik wanita itu yang tersebar di sana-sini.

Untuk saat ini aku memutuskan untuk memulai memungut masker yang tergeletak jauh di pinggir jalan. Alasan aku memilihnya karena masker bukanlah benda pribadi yang berharga.

Karena mungkin jika aku memungut benda seperti alat kosmetik atau akte atau dompet, aku merasa akan di bentak lagi oleh wanita itu, itu yang kurasakan.

Menggerakan kaki ku menuju tempat masker itu berada, aku berjongkok untuk mengambilnya.

Namun saat itu——

"Permisi!!!"

"Uwah!"

Tanpa di ketahui dari mana asalnya, seorang gadis yang memakai seragam SMA tua yang ditutupi switer berlari dengan cepat dan melaju di tempat masker itu tergeletak.

Jika ia tak mengeluarkan kalimat peringatan itu, mungkin aku sudah tertabrak olehnya.

"Hei! Kalau jalan lihat-lihat dong!... Eh…? Ini terasa dejavu…"

—— Setelah mengingatnya kembali…. Mungkin ini yang dirasakan wanita yang ku tabrak tadi.

Mengambil masker itu aku berdiri, berjalan menuju wanita itu yang sepertinya telah selesai memungut semua barang miliknya.

"Sekali lagi maaf…."

Sekali lagi aku meminta maaf padanya, tapi kali ini dengan suasana hati yang sama dengannya.

"… Aku sangat menyesal."

"..."

Aku menundukkan kepala ku padanya dan sekali lagi pergi berlari menuju jalan yang mengarah pada sekolah ku.

Beberapa jauh dari tempat gadis yang ku tabrak tadi, aku berhenti untuk melihat tempat di mana aku memungut masker miliknya.

—— Gadis itu....

Aku mengingatnya dalam pikiran ku, gadis yang tadi hampir menabrak ku.

—— Dia...

Mungkin ini hanya perasaan ku.... Tapi, ia terasa memiliki aura yang berbeda dari manusia biasa.

"Oh…?"

Di tempat itu tadi, beberapa kelompok orang berpakaian unik berlari dengan cepat dengan tak memikirkan orang-orang di sekitarnya.

"Cosplay…? Ah!"

Merasa heran dengan para cosplayer yang sedang berlari, sampai aku berpikir kalau "apa sedang ada lomba lari yang mengharuskan pesertanya bercosplay?" Di pikiran ku. Aku mencoba mengabaikannya dan melihat jam tangan ku yang membunyikan suara yang ku kenal.

"Sial! Aku terlambat!!!"

12:51. Aku sampai di sekolah ku dengan menerima skill «kurungan» dari Bu.Susi selama satu jam penuh.

avataravatar
Next chapter