6 SLS BAB. 6

Selesai mata pelajaran pertama saatnya untuk istirahat. Ava bangkit dari tempat duduknya dan melenggang pergi menuju taman belakang sekolah yang jarang sekali di kunjungi oleh murid-murid. Perjalanannya cukup jauh karena kelas Ava dan taman belakang sekolah jaraknya sekitar 250 meter. Sepanjang perjalanan semilir angin menerpa rambut Ava yang ia biarkan tergerai.

Sesampainya di sana Ava langsung mendudukan badannya di atas sebuah kursi yang cukup untuk tiga orang. Ava mulai melahap makanannya dan sesekali meminum Air. Saat sedang asik asiknya makan tiba-tiba Ava mendengar suara orang yang sedang berjalan menuju dirinya.

Ava mulai menajamkan pendengarannya sesaat kemudian tangan seorang laki-laki menepuk singkat bahunya, yang membuat sang empunya kaget. "Permisi" Panggil orang tersebut. "Iya?" Ava menjawab seorang laki-laki tampan. "Elu sendirian aja?" Tanya laki-laki tersebut.

"Maaf tapii kamu siapa ya?" Terlihat raut wajah kebingungan terpampang jelas di wajah cantik Ava. "Ohh sorry gua sok asik" Sang laki-laki itupun melanjutkan perkataannya. "Nama gua Arion lu pasti kenal gua kan?" Ucap Arion. "Owhhh yang kemarin jalan bareng sama Felix di kantin" Ava mengangguk.

"Iya itu gua" Sambung Arion. "Aku manggilnya kak Arion aja ya" Ucap Ava. "Iya santai aja" Kata Arion. Mereka bercanda tawa hingga tanpa di sadari jam istirahat telah berakhir. "Kak Ava balik ke kelas dulu ya" Pamit Ava kepada Arion. "Iya" Jawab Arion.

Ava berlari menuju kelas takut jam pelajaran sudah di mulai. Tapi ternyata harapannya tak sesuai ekspektasi, dia tetap saja terlambat karena jarak taman belakang yang cukup jauh. Ava mulai mengetuk pintu kelas dengan sopan.

Tok... Tok... Tok..

Tiga ketukan di pintu mengalihkan mata para siswa dan Kakak-kakak yang sedang membimbing. "Permisi kak, maaf Ava telat" Ava berbicara dengan sopan. "Kamu kok bisa telat!!" Bentak salah satu kakak pembimbing perempuan. "Belum satu minggu aja udah telat gimana kalo udah satu bulan" Timpalnya lagi.

"Maaf kak" Ava meminta maaf dengan sopan dan lembut. "Berdiri di depan papan tulis sampe kakak selesai menjelaskan" Ucapnya lagi dengan nada memerintah. Ava langsung menurutinya dan berdiri di depan kelas.

Tok... Tok..

Lagi-lagi ada suara ketukan pintu yang mebuyarkan lamunan para siswa. Terlihat sosok laki-laki yang terengah-engah. "Sorry gua telat" Ucap Felix dengan santainya dan langsung masuk kedalam kelas. Felix sempat kaget melihat Ava yang sedang dihukum. Hatinya tidak rela melihat sang pujaan hati dihukum.

"Oke Adik-adik jadi kalian kalo ke sekolah jangan menggunakan make-up" Ucap kakak perempuan yang ber name tag Lydia. Kak Lydia mengambil tisu pembersihan muka dan mengelap dengan kasar ke muka Ava. Para murid bersorak senang. Namun tidak dengan Ava dan Felix.

Felix yang melihat pujaan hatinya di perlakukan seperti itu langsung mulai tersulut emosi.Hingga saat hendak memberhentikan perlakuan Lydia terhadap Ava seketika berhenti karena Ava telah menghentikanya terlebih dahulu.

Ava menggenggam tangan Lydia dengan sangat kuat membuat sang empunya meringis kesakitan. Ava mengambil salah satu tisu dan langsung menempelkan nya di muka Lydia mengulang perlakuan yang tadi ia lakukan kepadanya. Felix mengulas senyum tipis.

"Miskin berani banget lu ya?!" Bentak Lydia. "Elu gak pantes nyebut diri elu kakak kelas kalo masih ngebully adik kelas yang gak mampu" Ucap Ava sambil menunjuk muka Lydia dengan jari telunjuknya.

Lydia sudah kehabisan kata-kata. "Elu..." Ucapan Lydia terpotong karena Kata-kata Ava. "Iya!! Gua kenapa?! Elu kakak kelas nunjukin ke adik kelas kalo gak boleh pake make up tapi lu sendiri pake" Ucap Ava sambil melempar tisu tersebut ke depan muka Lydia. "I-itu bukan" Lagi dan lagi ucapan Lydia terpotong dengan ucapan Ava.

"Kalo itu bukan make up terus apa?! Pasir yang diwarnain" Ucap Ava sambil berdecih. Murid-murid sedari tadi memperhatikan keributan antara adik kelas dan kakak kelas. Memang benar Ava adalah murid baru kelas 11 tapi tidak sepatutnya seniornya menginjak-injak dirinya.

Sedari tadi murid laki-laki memperhatikan wajah Ava yang memang cantik apa adanya. Dalam hati para lelaki tersebut 'gila ni cewek udah cantik savage lagi idaman'mungkin kurang lebih seperti itu.

Felix melihat pujaan hatinya dengan bahagia karena tidak takut ditindas. Tapi Felix juga kesal karena para lelaki menatap wanitanya dengan tatapan lapar. Cih... Dasar buaya

avataravatar
Next chapter