11 SLS BAB. 11

Felix keluar dari toilet dan menghampiri Ava yang sedang memainkan ponselnya. "Kau cemburu?" Tanya Felix sembari menggoda Ava. Mungkin kalian kira Ava akan malu atau mukanya memerah. Tapi kalian salah. Ava malah menjawab "tentu saja memang kenapa?" Ava hanya menjawab dengan santai.

"Kau sungguh lucu" Ucap Felix. "Kau ingin mati!" Teriak Ava. 'Padahal pas awal ketemu cute banget, kok jadi galak sih' gumam Felix dalam hati. 'Tapi terlanjur sayang' ucapnya dalam hati. "Kamu kok gitu sih" Felix berbicara dengan nada yang di imut imut kan. "Gausah ngadi-ngadi deh" Teriak Ava.

"Berdosa banget kamu babygirl" Felix mengerucutkan bibirnya. "Felix aku mau masuk 'evil psychopath'" Kata Ava. "Hah?!" Felix yang mendengar hal itupun langsung kaget seketika. "Emang kamu psikopat?" Tanya Felix. "Enggak juga sih" Jawab Ava.

"Tapi aku bisa ngebunuh orang yang gak guna" Sambungnya. "Boleh aja sih" Jawab Felix. "Biasanya orang-orang yang gak guna mati karena psychopath" Ucap Ava. "Image kamu yang jahat ketutupan sama muka polos kamu" Felix mengusap surai rambut Ava.

"Oleh sebab itu aku suka punya muka polos" Bangga Ava. "Aku mau ke panti ya??" Tanya Ava. "Kenapa?" Ucap Felix. "Gak papa sih" Jawab Ava. "Udah ayok" Tarik Ava. Akhirnya mereka berdua pergi menuju panti asuhan. Sesampainya di sana Ava kaget karena ada banyak sekali mobil.

Ava dan Felix akhirnya masuk ke dalam panti asuhan. "Ava" Teriak seorang wanita dan langsung memeluk Ava. "Mohon maaf kenapa ya tante?" Bingung Ava. "Ini mommy nak" Sang wanita tersebut berbicara sambil menangis terharu. "Mommy?" Tak percaya Ava karena saat ia berusia 10 tahun ia sempat di culik dan melarikan diri ke panti asuhan ini.

"Loh kamu bukannya anaknya Elard" Ucap seorang pria. "Loh om Liam dadynya Ava?" Felix kaget. Bukan kesannya pertemuan ini terharu tetapi malah seperti reunian. "Kamu udah gede ya" Biasa Basa-basi para om-om. "Hehe iya om" Ucap Felix.

"Ava kamu ikut sama orang tua kandung kamu ya" Ucap bu Asih sambil menepuk punggung Ava. "Iya bu, Ava juga pengen ketemu sama keluarga Ava lagi" Ava tersenyum kepada bu Asih. Setelah melakukan persiapan untuk Ava. Akhirnya mereka pergi ke rumah Ava.

Sesampainya di sana Ava kagum karena bukannya rumah melainkan sebuah kastil mewah. "Ini rumah kita nak.. " Angelina mengajak anaknya itu masuk ke dalam rumah. Para pelayan sudah bersiap akan kedatangan nona mudanya.

"Selamat datang nona" Ucap para pelayan. "Terimaksih" Jawab Ava sambil tersenyum manis. "Para penjaga pun ikut terpesona ke dalam senyuman yang dimiliki oleh Ava. Untungnya Felix sudah pulang ke rumahnya kalau tidak ia pasti akan mengamuk seperti orang kesurupan karena wanitanya di perhatikan para kaum adam.

Setelah berbincang dengan sang orang tua kandung yang ia cari-cari selama ini. Ava langsung pergi menuju kamarnya dan merebahkan badannya di atas kasur yang sungguh empuk. Ava pun sempat ingin menangis karena cerita mamahnya yang cukup sedih.

Ava pergi membersihkan diri. Selesai membersihkan diri Ava langsung mengambil selimut dan langsung tidur dengan dengan terlelap. Ava memimpikan tetang kisah yang di ceritakan oleh Angelina. Pipinya yang cantik itu seketika terbanjiri oleh air mata dan juga jidatnya sudah di penuhi oleh keringat.

"Aaaaaaa... " Ava seketika berteriak yang membuat para penjaga dan juga pelayan kaget. Kalian tau sendiri lah suara Ava kayak gimana kalo udah teriak. Felix aja ampe tutup kuping. Terlihat dari wajah gadis itu yang ketakutan dan juga tubuhnya yang terlihat gemetar.

Liam dan Angelina yang mendengar suara teriakan anak semata wayang nya itupun langsung kaget dan bergegas pergi menuju kamar anaknya itu. "Ava" Teriak Liam sembari membuka pintu kamar Ava yang kebetulan tidak di kunci.

Terlihat Ava yang sedang menangis sembari memegangi lututunya. "Gausah nangis ya sayang" Angelina mencoba untuk menenangkan anak gadisnya itu. "Wanita itu datang lagi..... " Ucap Ava dengan gemetar. "Gak ada kok sayang" Sergah Liam.

"Udah yuk tidur lagi" Ajak Angelina. Mereka berdua akhirnya menidurkan anak gadisnya itu. Setelah beberapa menit deru nafas Ava sudah mulai normal. "Senang sekali ada yang menemaniku saat aku ketakutan" Ava bergumam di sela-sela tidurnya yang di dengar oleh kedua orang tuannya.

avataravatar
Next chapter