webnovel

58. Menjelang hari bahagia

"Hai May, sweetheart kamu cantik banget sih!" kedua lengan panjang dan kokoh itu memeluknya dengan erat.

"Thank's Ro"

"Hai Cintya, kamu apa Kabar? gimana persiapan kalian sudah berapa persen?" tanya May

"Au akh May, pria aneh ini biangnya perfectionis... aku dah bilang serahkan sepenuhnya ke EO dia malah ribet, gak tau malu emang emang May. Masa iya dia nunggu perutku membesar dan gaunnya gak cukup baru melenggang di ke pelaminan. Tahu gitu aku cari pria bodoh lainnya sebagai pengganti papa anakku" ucap Cintya sambil mengusap - usap perutnya yang mulai membesar.

"Gila yah kalian berdua, apalagi kamu Cintya bukannya kamu anak perempuan yang trauma dengan sentuhan pria dulunya? malah melendung duluan" balas May sambil menggeleng - gelengkan kepalanya

"Hehhe itu salah satu cara mengikat dia May" bisik Roaman sambil sesekali mengusap bahu May.

"Hehehehm" tegur Ben sambil menatap Roaman dengan tajam

Cintya dan May tahu kalau limit kecemberuuan Ben sangat tipis saat berhadapan dengan Roaman selalu kacau, rasa cemburunya apalagi melihat tangan Roaman yang rajin mampir menyentuh May membuat Ben ingin menebas lengan Roaman.

"Sayang lepaskan tangan kamu, lihat calon suami May cemburu" ejek Cintya

"Hahkh apa salah aku coba, May sepupuku. Gak ada salahnya aku peluk, cium sepupuku" sambil menyosorkan bibirnya mencium kening May

"Ro... man please deh kamu senang lihat sepupumu ditinggal pada saat photo prewed" tegur May dengan amarah yang dibuat - buat

"Kami pulang dulu mau ketemu paman Tony" jawab Roaman sambil menggandeng tangan Cintya

"Love please aku gak rela tangan siapapun menyentuh kamu" bisik Ben dengan wajah memerah

"Please deh babe kamu tahukan Roaman seperti apa, semakin kamu posesif pasti dia akan semakin jahil"

"Sekali lagi ia melakukan itu aku pastikan tangannya akan patah" balas Ben dengan amarah

"Uhhhhh... lucu sekali sih kamu pengen gigit" jawab May sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Ben

"Cup"

"Babe banyak orangloh"

Dibalas dengan ciuman yang penuh hasrat dari Ben, ia berharap 1 bulan segera berlalu, ia tidak sabar memiliki May dengan sepenuhnya. Ia merindukannya hingga disetiap malam - malam tidurnya seluruh tubuh Ben terasa nyeri.

"Hemmm, kenapa senyum - senyum" tanya May

"Aku membayangkan kamu naked di bawah tubuhku" jawabnya sekenanya

"Dasar pria cabul" hehehhh

"Calon suami kamu love" tegasnya

"Iya Tn Bramantyo yang terhormat"

"tercinta"

"terhormat" tegas May

"tercinta" balas Ben

"Iya, iya tercinta, tersayang, terbaik, terganteng asal bukan terbodoh saja" jawabnya sambil terbahak - bahak

"Awas yah, ku cium hingga minta lebih lagi" bisik Ben

Keduanya pun menyelesaikan photo prewed hari ini dengan antusias di sela - sela istirahat mereka tak lupa Ben melabuhkan ciuman penuh hasrat yang dapat diimbangi oleh May.

"Love please dong akh, jangan ciuman melulu" takut gak bisa jaga diri loh ucap May

"ya gak apa - apa toh juga kamu sebentar lagi sudah jadi Ny Bramantyo"

"Iya tapi aku inginnya saat kamu sudah jadi suami aku"

"oke gak masalah" tapi ciuman tetap. Kalau gak cium, meluk kamu barang sebentar saja aku gak bisa tidur, kerja dan lainnya.

"Hehehehheh, kamu berlebihan. Dulu saja 6 bulan tinggalin aku bisa santai" kata May sambil merajuk

"Love kamu ga tau sih, aku sering bolak - balik rumah sakit karena drop, lupa makan, minum, istirahat. Tanya asistenku" tandas Ben

"Oh ya, sampai segitunya. Kok Di, Will om dan tante gak tahu

"Ku suruh tutup mulut si jerry, aku malu orang lain tahu kondisiku"

"Makanya babe, besok - besok kalau ada masalah rundingkan dengan aku jangan disimpan sendiri malah jadi penyakit! janji ya Ben" tanya May

"Iya love maafkan Ben yang dulu yah"peluknya dengan erat.

-------------------

"Gimana hasil photo - photo kita?" tanya Ben ke fotografer prewed.

"Ini hasilnya Tuan sambil mengangsurkan notebooknya, silahkan dipilih photo yang mana yang akan dipakai"

Kemudian antara Ben dan May duduk dalam diam sambil menggerak - gerakkan kursor notebook itu sesekali. Mereka larut dalam suasana menentukan photo - photo yang mereka sukai.

" Love, kamu cantik benar loh di photo ini" seru Ben terpesona pada tatapan mata May

" Oh iya, kamu juga tampan benar babe. Aku bahagia bisa memiliki kamu" jawab May dengan penuh kebanggaan dan diraihnya pipi pria itu dengan kedua belah telapak tangannya.

"Terimakasih love sudah memilih saya dan mempercayai cinta saya" tegas Ben dengan sungguh -sungguh.

"Me too" balas May disertai kecupan

---------

"Wah .. Will, kamu kapan photo prewed" tanya Ny Siska sambil menggoda calon menantunya Diana

"Nanti mam kalau kak Ben dan May sudah pergi honeymoon kami langsung prewed iyakan babe" senggol Will di bahu Di

"Iya nih mam, aku cemburu photo May dan Ben terlihat indah" bisiknya sambil membolak balik album photo yang dibawa oleh Ben sesaat setelah mereka selesai photo prewed

"Makanya cepat - cepat nyusul" goda May sambil menggelitiki pinggang Diana

"Stop it May seharusnya kamu berterimakasih yah. Kalau aku gak handle kerjaan kamu di My Production kamu gak bakal bisa punya waktu photo prewed segala" tegas Di' dengan amarah yang dibuat - buat.

"Iya - iya, kita berdua mau berterimakasih dengan kamu Di', iya kan sayang?" tegas May minta peneguhan pendapat Ben.

"Iya, nanti kalau kalian honeymoon ongkos pesawat dan hotel saya yang tanggung" jawab Ben

"Oke ... kalau begitu kita pilih pesawat dan hotel terbaik babe" bisik Will disertai gelak tawa dari orangtua mereka dan pasangan lainnya yang berbunga - bunga.

------------"Tn Ben ada tamu menunggu di teras depan" ujar salah satu asisten rumah mereka

"siapa mbak, kenapa gak langsung di bawa masuk" tanya Tn Angga

"Tamunya ingin bertemu berdua dengan Tn Ben" jawabnya terbata - bata

"ya sudah gak apa - apa pap, Ben tinggal sebentar" seru Ben sambil bergegas keluar

"May ... mansion sebelah dijual loh. Gimana kalau papa beli aja buat kamu dan Ben" tanya Tn Angga yang sudah mulai membiasakan panggilan papa dan mama untuk calon - calon menantunya supaya tidak kikuk jawabnya saat ditanya oleh isterinya.

"Loh kenapa harus beli pap. Apakah mansion kita kurang luas buat anak - anak?" tanya Ny Siska

"Begini mam, papa keingat dengan besan kita papanya May. Sekarang beliau tinggal sendiri di mansionnya padahal beliau memiliki riwayat jantung. Papa kepikiran kalau beliau tinggal sendiri, kan kasihan jadi biarlah Ben, May dan papanya tinggal disebelah kita juga tidak jauh dari anak - anak jika nanti kita ada cucu gak jauh - jauh bisa lihat juga"

Tiba - tiba air mata membasahi pipi May, betapa ia merasakan kebaikan hati dari orangtua Ben dan kasih sayang yang mereka limpahkan membuat ia tak lelah - lelah bersyukur. "Papa Angga dan Mama Siska thank you so much buat cintanya, menerima May dengan sepenuhnya" bisiknya sambil memeluk papa dan mama mertuanya dengan penuh kasih.

Suasa menjadi penuh haru dengan air mata kebahagiaan.

"Siapa sih tamu kak Ben, kok lama benar selesainya" rasa penasaran Will mendorongnya menyusul ke arah teras depan.

"Call the ambulance" seru Will dengan suara yang keras hingga seluruh penghuni mansion terkejut.

" Semua anggota keluarga berderap berlari ke arah depan menemukan Ben terbaring dengan bersimbah darah sambil meringis menahan sakit"

"Be.. n jerit May, ada apa ini? siapa yang melakukan ini teriaknya tanpa henti! Di'cepat panggil ambulans dan ambil kain kasa dan antiseotik please. Pap ... Ben terluka"

Tangisnya saat ia melihat Tn Angga berdiri di pintu ia menempatkan kepala Ben di pangkuannya, tidak memerdulikan rok yang ia kenakan terkena darah Ben yang sudah menggenang di lantai.

Ia melihat kulit lengan tangan kanan Ben menganga dan mengucurkan banyak darah, meskipun sebenarnya ia phobia darah demi Ben ia menangkupkan tangannya di sekeliling lengan yang terbuka itu dengan kain kasa yang sudah dituangi sejenis cairan antiseptik oleh Di'.

Ia takut sambil menunggu ambulan Ben kehabisan darah, hingga rasa mual menyerang akibat darah yang ia lihat dan menempel di sekujur tubuhnya.

"Nak, jangan takut sebentar lagi kita sampai di rumah sakit" seru Tn Angga

~May maaf berulang - ulang kamu sedih karena aku ~Ben

Next chapter