webnovel

53. Keresahan Jiwa

~Markus~

Sejak perintah May untuk merelease segala skandal penggelapan pajak, pembukuan palsu, suap, yang dilakukan Mr. Andrew Schider lewat perusahaaannya Drew's Home kepada wartawan maka hancurlah seketika reputasi bos Drew's Home itu.

Ada kepuasan tersendiri yang dirasakan oleh Markus karena tujuan awalnya sudah tercapai hingga tujuan lainnya akan segera tergenapi.

Sejak awal Markus bergabung dengan May adalah menghancurkan pria yang telah mengirimnya bayi kecil yang tidak diharapkan. Ia di serahkan di sebuah panti asuhan dan Andrew bahkan sengaja menutupi keberadaan dirinya dari ibu biologisnya? bahkan karena duka terpisah dari putranya itulah ibunya meninggal dalam kesendirian, merana menunggu kedatangan putera yang direbut dengan pakasa oleh papa biologisnya dan tidak pernah memberi perhatian pada ibunya yang sangat mencintai Andrew.

Tujuannya hanya satu agar Mr. Andrew Schider akan menjadi manusia dan diantara mereka terjalin hubungan papa dan anak, karena secara kasih sayang ia tidak pernah berkekurangan tetapi bagaimanapun darah tidak terpisahkan. Kemegahan, kejayaan Drew's Home menjadi puing - puing debu. Bukti yang akurat menjerat Mr. Andrew Schider masuk penjara karyawan Drew's Home ditampung di perusahaan Kang's Home yang bergerak dibidang makanan organik siap saji, minuman kesehatan, obat herbal, kosmetik alami perusahaan milik pria keturunan Indo - korea Kang Gwang Soo yang tak lain adalah nama adopsi oleh keluarga Kang untuk Markus.

Ia tak pernah tidak menerima kasih sayang sekalipun kemudian keluarganya dianugerahi putera kandung ia tidak pernah dibeda - bedakan ia diperlakukan seperti putera mahkota hingga pendidikan yang terbaik diberikan pada Gwang Soo kecil. Penolakan ia terima sejak peristiwa memilukan bagi keluarganya, dimana mereka mengalami musibah putera kandung keluarga kang ditemukan meninggal di dalam bath up, akibat kelalaian Gwang Soo yang saat itu berusia remaja meninggalkan adiknya sesaat mandi dan akibat penyakit paru - paru akutnya ia tidak mampu menyelamatkan diri saat terpeleset dan tercebur ke dalam bath up, Ia ditampar dan diusir oleh appanya yang dalam kondisi emosi.

Lalu oleh umma ia diserahkan pada samchonnya di didik secara akademis dan praktis diajak bergabung dengan gangster samchonnya yang orang lain tidak pernah tahu gangster itu tidak pernah melakukan pelanggaran hukum mereka hanya menyediakan pengawalan pribadi dan berlisensi dalam kepemilikan senjata tajam.

Selama ia tinggal dengan samchonnya, ummanya tetap melimpahkan kasih sayang yang tidak mereka ketahui appanya juga selalu merindukan puteranya tetapi kekeras kepalaan menghalanginya untuk meminta maaf pada puteranya.

Ia tahu appa yang ia takuti begitu mencintainya dari pembacaan surat warisan bahwa Kang Gwang Soo putera pertama keluarga Kang berhak menerima warisan sepeninggal appa dan ummanya dalam perjalanan bisnis mereka.

Ia menangis tersedu - sedu tidak bisa meminta maaf dan memeluk appa yang sangat ia hormati, yang selalu ia rindukan dari jauh saat ia selesai membaca surat yang dituliskan oleh appanya

Chin-aehaneun adeul

Jal eottae?

i noin-ui dutong-ui gyeongdoleul yongseohasibsio.

jeongmallo

jeongmallo

neoleul goelobhigehaeseo mianhae.

appaneun ne eommado dachyeossdaneun geol algoiss-eo.

dangsin-i igeos-eul bad-a deul-il ttae dangsin-ui abeojineun sesang-e nagan geos-ibnida.

yeojeonhi haengboghada.

gangssileul gyesoghada.

negai jib-e bal-eul deul-yeo noh-ass-euni neoneun nae salanghaneun adeul-iya.

eung-won ai,

gangjog gajog-ui yugol-eul dolbogo josang-eul wihae jedan-eul seomgim

neoleul salanghaneun.

appa.

Markus sesenggukan membaca surat dari appanya ia menyesal tidak melihat dapat memeluk appa dan ummanya di saat terakhir hidupnya.

Tetapi ia berjanji menepati semua harapan appanya, oleh karena iti sudah menjadi jimat pribadi baginya ia selalu meminta "appa temani saya dari surga / appaga haneul-eseo naleul dongbanhaessda" seperti saat - saat ini di hari ke 8 proyek mereka di kota Willow ia tetap mengingat appa dan ummanya. Proyek ini harus sukses supaya ia bisa tenang kembali ke korea karena dalam waktu 7 hari lagi ia harus memperingati hari kematian orang yang ia kasihi dan melakukan pelayanan altar bagi leluhurnya.

Papanya pun sudah tahu jadwal kepulangannya, karena ia juga tidak mau papanya merasa diabaikan seperti ia dulu diabaikan. >>>>>>

~ May~

Seandainya bisa memilih lebih baik ia berada si sekitar Ben, meskipun ia harus menerima penolakan tapi May sadar itu bukan maunya amnesia itulah yang mendorongnya berbuat seperti itu,

8 hari yang dilewatinya di Willow seperti mesin robot, tak kenal lelah tak tahu waktu ia bekerja siang dan malam, di belakang meja maupun lapangan. Bersyukur ia ditemani oleh Roaman yang terlihat lebih ceria dan bahagia, May tahu penyebab sumber kebahagiaannya selama 8 hari ini.

Tiba - tiba ia sering disergap Roaman dengan pelukan sambil berkata "May aku bahagia, aku sedih dengan hidupku di masa lampau untung kamu hadir dan mencerahkan pikiranku yang bodoh" di timpali dengan gelak tawa Cintya yang meyaksikan perubahan total pria di hadapannya.

"Cintya bisakah kamu bawa dia ke kutub utara dan tenggelam dia disana hingga mati membeku" ancam Markus "semakin lama saya semakin muak melihat sisi childish pria borju ini" ejeknya kembali.

"Sudah - sudah berhenti bermain - main anak - anak" segera laporkan hasil investigasi kalian semua, setelah proyek ini saya akan cuti lanjut May.

"Tidak, tidak, kamu harus tetap dekat dengan kita" bentak Roaman

Markus dan Cintya memaklumi keputusan May sedangkan Roaman dengan sifat posesif nya kadang - kadang kurang peka dengan kondisi orang lain. "Ro, stop it" seru cintya

Malam ini mereka merayakan keberhasilan proyek Willow, satu persatu May melihat di wajah teman - temannya ia temukan gairah yang berbeda, ia ingat kurang lebih 10 bulan lalu mata mereka terlihat dingin ada aura kegelisahan dan keinginan untuk melampiaskan amarah yang dalam dari benak mereka masing - masing. Ia bersyukur untuk setiap perubahan yang mereka rasakan. Untunglah kami dipertemukan hingga mengalami perubahan yang lebih baik, pikir May.

Tling... tling... tling... tling

bunyi notifikasi grup The warrior's yang rame bersahut - sahutan terdengar malam ini menjadi penghibur bagi jiwanya yang sepi.

Sejak perjalanan dari Water ke Willow ia bertekad akan mengabaikan kejadian di Water agar ia bisa pergi cepat untuk kembali.

Ia membaca satu persatu, chattingan yang menghiasi berandanya. Sesekali ia tersenyum atas perhatian keluarga Bramantyo kepadanya, apalagi tante Siska kasih sayangnya seperti pengganti bundanya yang sudah tiada. Hingga notifikasi terakhir, ia sudah tidak tenang lagi karena berita Ben masuk rumah sakit dan tidak sadarkan diri sampai 2 hari. Ia meloncat dari tempat tidur, merutuki kebodohannya yang tidak memantau kabar orang - orang yang dikasihinya di kota Water. Ia meminta agar Markus segera memesankan tiket untuknya malam ini ia harus ke kota Water.

Ia melihat wajah Ben yang memucat dan tak berdaya, sesekali ia memeriksa adakah hembusan nafas dari hidungnya bahkan sesekali ia memeriksa denyutan nadinya, bolak - balik ia melakukan konsultasi dengan dr. Rini dan dr. Ara menanyakan apakah kondisi yang dialami ini normal atau justru awal kabar buruk? "bersabarlah nona Maya kita juga sudah melakukan segala daya upaya yang terbaik, situasi seperti ini kita kembalikan kepada keinginan pasien untuk sembuh atau memilih untuk menyerah"

"Apa?" ada ketakutan yang ia rasakan jangan - jangan Ben memang sengaja mengabaikan dirinya karena luka yang ia terima akibat penolakannya berulang - ulang. Terakhir ia berjanji meminta tambahan waktu pada saat itu ia juga melakukan penolakan, ia menyesali kebodohannya di masa lampau.

Sebenarnya ia sangat lelah karena 8 hari kurang istirahat tetapi tekanan psikologis atas kondisi Ben membuat ia lebih lelah hingga ia tak kuasai menahan kesedihan sehingga isak tangisnya meluap - luap dan menyayat hati bagi setiap orang yang mendengarnya. Untung malam ini ia ditinggal berdua oleh keluarga Bramantyo sehingga ia leluasa meluapkan perasaannya yang tertahan lama.

Ben, I'm scared!

Ben, what's wrong with you?

Ben, you're kidding, right?

Ben... Ben... Ben... come back to me

Ben... Ben... Ben ..sweet heart, come back to me please.

Ben... Ben... Ben... you are my mine... look at me please.

Berulang - ulang suara kalimat itu ia sampaikan sesuai isi hatinya seperti dendangan lagu tanpa nada, sesekali ia perlu merasa harus mengelus tangan, menciumi telapak tangan Ben, ia merasa dengan ia tidak berhenti bicara, menyentuhnya secara mesra maka ingatan Ben segera kembali lagi.

Ia lelah, ia tak berdaya, seakan - akan tulang - tulang di tubuhnya seakan remuk, ia berharap rayuannya berhasil. Jiwanya gelisah tak menentu hingga diambang batas kesabarannya ia menggerutu bahkan bersungut - sungut lalu iapun mengancamnya

"Ben.. wake up otherwise I will marry another stupid man and forget you" ujarnya dengan ketus sambil berurai air mata.

Saat ia melihat sorot tajam bola mata pria itu tanpa senyuman, ia terkesima

"Thank'God" ulangnya beberapa kali

"Thank Ben kamu sudah sadar"

"Yah yang penting kamu sudah sadar"

~sekarang aku bisa menyerah, batinnya~

Di susul dengan robohnya ia ke lantai, terhempasnya beberapa barang - barang wadah makan dan minum yang terbuat dari aluminium, menimbulkan suara yang ricuh.

~Tolonggggggg, susterrrrrrr tolonggggggg~

-----------

Isi surat appa Markus kurang lebih:

Putraku tersayang! bertanya bagaiman kabarnya. appanya meminta maaf karena ia bersikap keras kepala, memisahkan ia dengan ummanya yang bersedih atas perpisahan mereka. Appanya berharap Markus tetap bergembira, tetap dianggap sebagai puteranya sejak melangkahkan kaki di keluarga Kang, oleh karena itu sebagai putera keluarga Kang ia diharapkan bertanggung jawab memelihara abu dan membuat perayaan altar bagi leluhurnya yang telah meninggal. Ditutup dengan pernyataan cinta kasih dari appa buat anaknya tersayang.

🤣🤣🤣🤣

kok gantian neng maya malah pingsan kocakkkk

Next chapter