webnovel

45. Baru aku tahu, sakit itu apa

Si.....al jerit Magdalena setelah ia menghempaskan pintu apartemennya, ia membuat Elisabeth mencicit ketakutan lalu duduk dipojokan ruang tamu sambil mengangkat kaki kanannya berkata "Mama maafin Elis, Elis gak akan nakal lagi" katanya berulang - ulang.

Tutup mulutmu anak sialan, kenapa kamu tidak meninggal saja sewaktu saya meminum obat menggugurkan janin atau saat kamu lahir. Saya pikir kamu berguna bagi masa depannya saya teriaknya. Pergi ke kamarmu dan jangan berani menunjukkan wajahmu di hadapan saya kalau tidak saya tidak akan segan - segan membuangmu ke bawah kolong jembatan, ucap Magdalena disertai amarah yang memuncak karena rencana yang ia susun selama 3 bulan ini berakhir dengan kegagalan total.

Elis segera berlari ke kamarnya karena ia tahu arti perkataan mamanya dan ia sudah sering mengalami segala bentuk penyiksaan fisik kalau mamanya sudah marah. Ia takut dan menangis sambil berusaha memejamkan matanya ia berbisik "papa bawa Elis dari sini, Elis takut pa" ia tidak berhenti memanggil papanya yang sering datang berkunjung ke apartemen jika ia dan susternya saja yang tinggal di rumah, bahkan pria itu selalu penuh kasih kepadanya dan berjanji membawanya pergi ketika suatu hari papanya melihat ada bekas lebam di lengan kecilnya yang diakui Elis akibat pukulan mamanya karena tadi malam mama pulang dengan mulut bau yang diyakini papanya karena minuman alkohol.

Si..... ....al, kenapa saya tidak tahu kalau RS Moon Rao milik Jonan Rao ayah mertua dari Tn. Angga,,,,

Kemudian ia melihat asisten rumah tangganya membuka pintu apartemen karena dentingan bel yang tidak berhenti, takut majikannya tambah berang ia segera membuka pintu tersebut. Tidak menunggu sambutan apapun tamu tersebut masuk dengan langkah tergesa - gesa lalu berbicara dengan suara yang keras "apa yang kamu lakukan Lena, apakah kamu sudah bosan hidup?"

Lena terkejut dengan kehadiran tamu yang ia hindari selama 3 bulan ini, "Le... on, kok kamu bisa tahu apartemen ini!"

Double sial pikirnya, tapi tiba - tiba ia tersenyum karena ia gagal mendapatkan Ben maka ia bisa bebas membuang anak kecil penghalang masa depannya itu.

"Leon, syukur kamu datang. Sekarang bawa pergi anak kamu saya tidak sudi mengurusnya lagi, saya akan kembali ke dunia saya sebagai artis terkenal, hidup glamour, jalan - jalan ke luar negeri" katanya dengan enteng.

Hahahhhhahahhhhaaaa

"Mimpi kamu Lena, mimpi!" siapa yang mau memakai artis seperti kamu lagi, hakh!" bentak Leon.

"Kenapa tidak Leon! body, wajah saya masih oke. Masalah Elis asal kamu tutup mulut siapapun tidak ada yang tahu Leon!" jawabnya dengan ketus.

"Apa kamu belum lihat berita dan siaran langsung malam ini Lena?"

Kemudian Lena teringat perkataan Tn. Angga terakhir sebelum ia keluar dari mansion Bramantyo. Kemudian ia meraih remote tv dan meyalakannnya lalu mulutnya terperangah, matanya melotot, detak jantungnya seakan robek akibat hantaman sajian yang ada di tv tersebut. Perbincangan antara dirinya dengan Tn. Angga berlangsung secara live, di semua stasiun tv nasional kota Water dan kota Moon.

"Astaga ... kenapa bisa seperti ini" teriaknya dengan suara nyaring dan menangisi kehancuran masa depannya di dunia industri entertainment maka ia akan jadi sasaran pembicaraan bagi rekan kerja, wartawan, netijen.

"Habis sudah, habis sudah, saya hancur tangisnya, bagaimana nasib saya kedepannya Leon?" tanya Lena

"Saya sudah mengingatkan kamu berulang kali untuk tidak mengganggu keluarga itu. Tapi kamu memilih kabur ke sini dan menghindari saya. Selain kamu, karier saya juga hancur Lena, semua orang sudah tahu kalau saya pria tidak bermoral berselingkuh dengan wanita yang akan menikah"

"Sekarang bagaimana caranya kamu akan menghidupi puterimu Lena?"

"Oh, bahkan untuk diri sendiri saja saya sudah kesulitan Leon, bagaimana mungkin saya mengurus anak sialan itu" jawab Lena ber api - api.

"Tutup mulutmu Lena, bagaimanapun dia darah dagingmu?"

"I don't care Leon" jeritnya sambil menangis tersedu - sedu. "Karena benihmu, hidupku, masa depanku hancur. Lena mengutuki anaknya dan Leon"

"Pergi Leon bawa anak itu tinggalkan aku"

Baiklah asal kamu tidak menyesal Lena. Kemudian ia masuk ke kamar gadis kecilnya melihat ada bekas tetesan air mata, hatinya tersayat - sayat menyayangkan sikap Lena kepada puterinya. Leon yakin Elis baru mendapat bentakan dari mamanya, ia memeluk puterinya dengan penuh kasih dan memerintahkan suster mengumpulkan barang - barang Elis dan mengantarkan ke mobilnya.

Sesaat sebelum pergi ia berkata "Lena saya pikir kamu wanita yang baik sehingga waktu itu saya terpesona dan lebih memilihmu daripada May, saya sangat menikmati percintaan panas dan kasih sayang diantara kita diwaktu lampau. Tetapi sekarang hatiku dipenuhi amarah karena sikap kasar yang kamu hadiahkan pada puteri kita. Saya sering menemukan bekas lebam - lebam di tubuh puteriku akibat sifat gilamu Lena, jika kamu berniat berubah menjadi mama dan pendamping hidup yang baik kamu tahu dimana kamu bisa menemukan kami".

Tinggallah Magdalena seorang diri dengan tangisan penyesalannya.

-----------------------------

"Brakkkkkkkkkk"

Suara benturan yang keras itu membuat orang - orang yang ada disekitar tersebut sangat terkejut. Mobil Maybach itu ringsek, hampir terlipat membuat orang - orang terlihat khawatir apakah pengemudi mobil itu bisa selamat, melihat kondisi mobil yang sudah tidak berbentuk.

sayup - sayup terdengar bunyi celuler di sekitar mobil, lalu seseorang berinisiatif menjawab celuler tersebut yang ia yakin milik dari si pengendara,

"Maaf sir, pengemudi tidak bisa menjawab panggilan Anda untuk saat ini. Hmmm, mobilnya mengalami kecelakaan sir. Maaf sir sampai saat ini saya tidak tahu apakah pengemudi masih hidup atau sudah tewas. Mobilnya hancur sir, kemudian ia memberitahu alamat TKP".

Sir... sir... sir panggilnya tetapi si penelepon sudah tidak terhubung lagi"

Ia pun berinisiatif menghubungi pihak berwajib dan RS agar pengendara mobil tersebut segera di tolong.

----------- "Babe, kak Ben... kak Ben", "ada apa dengan Ben" tanya Diana.

"Kak Ben kecelakaan, yang mengangkat telepon barusan orang yang ada disekitar kejadian, ia bahkan tidak tahu apa kak Ben selamat atau tewas. Kondisi mobilnya mengerikan babe" tangisan Will tersedu - sedu. Ia juga menghubungi mansion Bramantyo lalu segera meluncur ke TKP.

-------------- "Bagaimana kondisi puteraku pap" jerit Ny. Siska. "Tenang mam Will, menuju TKP. Berdoalah Ben tertolong".

Tn dan Ny. Bramantyo menangisi takdir kejam yang menghampiri puteranya. Tn. Angga lebih menyesal, anaknya mengalami kecelakaan sesaat karena kekecewaannya pada usulnya untuk menikahi Magdalena. "Oh God beri kesempatan puteraku untuk bahagia" doanya.

-------------------"Iya Will ... papa dan mama akan segera ke RS. Permata Water. God beri puteraku kesempatan bisiknya dalam doa karena informasi terakhir Will sampaikan Ben dalam kondisi kritis!"

------------------- Sementara itu Tn. Tony, dan May terbelalak dengan siaran langsung di semua stasiun televisi, menyajikan drama nyata dari keluarga Bramantyo. Dalam hati kecil May ada goresan sukacita karena Magdalena dan puterinya sudah terputus dari kehidupan Ben. Tapi disisi lain dia merasa kecewa karena Ben membiarkan racun masa lalunya merusak kebahagiaan masa depan mereka berdua dan ketidak jujuran Ben atas persoalan mereka di masa lalu. Tanpa ia sadari air mata menetes di pipinya. "Sweetheart, air mata ini apakah air mata dukacita ataukah sukacita" tanya Tn. Tony. "Papa!" jawabnya tanpa mampu berkata - kata apapun, ia menangis sesenggukan di pelukan papanya.

-------------------------"May, kita harus segera ke rumah sakit. Ben kecelakaan dan kondisinya sangat buruk" kata Roaman dengan tergesa - gesa. "Ap..... a kamu bilang Ro, siapa? Ben! kritis? kecelakaan!" tanya dan sekaligus jawab May karena ketakutannya. May segera berlari menuju parkir,

"Paman, tolong jaga kondisi paman yah. Saya harus mendampingi May"

"Oke nak jangan lupa kasi kabar ke paman" dijawab dengan anggukan kepala Roaman kemudian ia berlari menyusul May yang meratap di sisi mobilnya. Sepanjang perjalanan mereka diisi dengan suara tangisan menyayat hati dari May.

Sesekali Ro menguatkan May "Dia pasti kuat, tidak mungkin meninggalkan kamu, berdoalah, kita harus berharap yang terbaik" ucap Roaman berulang - ulang.

"Ben, please jangan begini. Tidak apa - apa kamu dimiliki wanita lain asal kamu tidak pergi" bisik May merasakan sakit lebih dari sakit yang ia terima saat telinganya mendengar perkataan Ben "Yoa are not my woman now!"

~~~••••••~~••••••

#Akankah Ben selamat atau May berjalan dengan pria lain di masa depannya.

Next chapter