webnovel

43. Sowing in the wind. Reap in a storm 1

Sudah 3 minggu waktu berlalu sejak Tn. Tony kena serangan jantung kemudian mamanya masuk ke rumah sakit juga. Otomatis waktu Ben tersita banyak antara kantor dan rumah sakit. Waktu 1 bulan yang ia minta dari May tinggal beberapa hari lagi, tetapi sampai saat ini ia bahkan belum menemukan solusi terbaik untuk persoalan antara ia dan May, papa dan mamanya sudah mengetahui perjanjian waktu 1 bulan diantara ia dan May.

Hingga tak sabar dan bertanya "Ben, apa yang akan kamu lakukan hingga waktu 1 bulan berlalu dan Tn. Tony belum memberi restu sedangkan ada pria muda itu yang siap untuk menikah dengan May!" tanya Tn. Angga

"Entahlah pap mungkin Ben harus menyerah untuk kebahagiaan" bisiknya dengan suara lemah.

"Kamu lupa son, ada papa dan mama!" tekad Tn. Angga

--------

"Magdalena tolong beri waktumu lusa bertemu keluarga Bramantyo. Ya, bawa serta Elisabeth dengan mu, alamat nanti saya share. Oke see you soon!".

Kira - kira demikianlah penutup percakapan antara Magdalena dan Ben.

Magdalena yang sudah menunggu sekian lama merasa bahagia, ia sangat yakin pada saat Tn. dan Ny. Bramantyo bertemu dengan puteri kecilnya, maka posisi Ny. Magdalena Bramantyo seratus persen menjadi miliknya. Iya impian lamanya harus terwujud dengan baik banyak hal yang sudah ia korbankan untuk Elisabeth. Karier yang berimbas pada financial, gaya hidup dan lain sebagainya yang berhubungan dengan keglamouran hidupnya sebagai seorang artis papan atas.

Awalnya ia mengalami kendala mempertemukan Elisabeth dengan Ben karena keluarga Bramantyo pindah tidak berapa lama dari gemparnya pemberitaan media infotainment bahwa pernikahan artis papan atas dengan pengusaha muda pewaris Bram's Company harus berakhir dengan perpisahan.

"Thank you darling!" bisiknya sambil menciumi pipi gembul puteri kecilnya. Baginya berita undangan Bramantyo adalah kebahagian tanpa ia sadari kalau berita tersebut ditanggapi berbeda oleh Ben.

Setelah perbincangan antara ayah dan anak tentang pertanyaan Tn. Angga mengenai "apa yang akan ia lakukan kalau waktu 1 bulan berlalu dan Tn. Tony belum memberi restu sedangkan ada pria muda itu yang siap untuk menikah dengan May!"

Berlalu sejak 2 pekan silam, hari ini Ben jengkel dengan papanya yang meminta supaya ia membawa Magdalena dan Elisabeth ke mansion mereka.

"Pap, please Ben gak punya tenaga untuk sibuk dengan Magdalena sedangkan sampai saat ini saya belum menemukan titik terang antara Ben dengan May!"

"Kamu harus bisa memilah - milah persoalan Ben, bagaimanapun papa dan mama harus bertemu dengan Elisabeth!"

"Tapi tidak harus sekarang kan pap!" tambah Will yang benar - benar ikut menderita melihat kondisi kakaknya.

"Tapi son, tunjukkanlah tanggung jawabmu kepada Elisabeth ia darah dagingmu, papa juga tidak menyuruh kamu menghamili Magdalena. Kenapa sekarang papa harus disalahkan, seharusnya sebagai seorang pria dewasa mengapa kamu tidak bisa mengendalikan libidomu hingga harus make love diluar ikatan pernikahan!" jawab Tn. Angga dengan sinis

"Pap sudah dong jangan memojokkan Ben terus!" sela Ny. Siska

"Mama jangan membela Ben sekarang, ia pria dewasa. Ia harus bertanggung jawab menyelesaikan semua akibat keteledorannya!"

"Dad, please gak harus menyiram bensin ditengah kobaran api kan. Kasihan kak Ben, seandainya dulu Magdalena tidak murahan pasti kak Ben juga dengan sukacita menikah dan memilih bersikap menjadi pria yang dicucuk hidung karena cintanya ke Magdalena!" jawab Will.

Will sangat iba melihat wajah Ben yang tidak memiliki gairah bersoal jawab dengan papanya.

"Baiklah Ben akan undang Magdalena dan Elisabet, but dad jangan minta pertanggung jawaban saya dengan Elisabeth dengan ikatan pernikahan. Lebih baik saya mati!" getir Ben

"Jangan bermain - main dengan kematian jasmani Ben, karena sekarangpun sebenarnya kamu sudah mati dari kebahagiaan" sengit Tn. Angga

"Whatever" jawab Ben dengan ketus lalu memutuskan pergi ke kantornya. Ia berencana sore sepulang kantor ia akan melakukan kunjungan ke Mansion Tn. Tony.

-----------------------------------------

Silahkan masuk Tn. Ben, Tn. Tony menyampaikan agar Anda bergabung dengan beliau di meja makan, Anda sudah ditunggu ucap bu Yo asisten rumah tangga Sharon.

"Silahkan duduk Tn. Ben, saya rasa tidak masalah Anda bergabung makan malam dengan kami" ucap Tn. Tony

"Maaf kalau saya mengganggu jam makan malam Anda sekeluarga" bisik Ben dengan lirih ia merasa terganggu dengan kehadiran Roaman di meja makan keluarga Sharon apalagi ia melihat pria itu hanya mengenakan pakaian rumah membuat Ben bertanya - tanya apakah sudah sedemikian dekat hubungan pria itu dengan Tn. Tony, menambah sesak dalam dadanya.

"Santai saja Ben, jawab Roaman dengan sinis ini hanya makan malam antara anggota keluarga, tidak perlu meminta maaf"

"Oh ya paman nanti setelah makan saya langsung masuk ke kamar yah karena ada pekerjaan penting yang harus Ro' selesaikan. kamu gak apa - apa kan May kalau saya tinggal?" tanya Roaman

"It's oke Ro' kalau perbincangan kami sudah selesai saya menyusul ke kamar kamu" jawab May dengan senyuman.

Dada Ben, semakin sesak dan ia berusaha menahan supaya tidak ada air mata yang menetes di pipinya karena ia merasa tidak akan ada masa depan baginya dengan May, ia merasa kalah hal itu tidak luput dari perhatian Tn. Tony Samuel Sharon.

Tiba - tiba ia berkata "kalau begitu mari kita makan" ucapnya.

Tak berapa lama kemudian tinggallah mereka bertiga di ruang keluarga, lalu Tn. Tony menanyakan tujuan dari Ben.

"Saya hanya meminta waktu tambahan kepada May, terkait persoalan diantara kami berdua tuan" jawabnya dengan lemah

"Tidak saya tidak setuju, pegang janjimu Ben Hanayah Bramantyo. Saya tidak tertarik dengan perpanjangan waktu apapun, harapan saya saat ini adalah segera move on" dan waktu terakhir perjanjian kita lusa bukan? cecar May.

"Kalau May sudah memutuskan maka saya hanya mengikuti kemauan putri saya Tn. Ben, silahkan keluar!"

Next chapter