webnovel

39. Kau dan dia tidak akan bersatu

Permintaan atau lebih tepatnya permohonan yang diutarakan oleh Ben kepada May terngiang - ngiang dalam benaknya sejak pertemuan terakhirnya dengan May.

"May tolong kasih saya waktu maksimal 1 bulan menuntaskan setiap permasalahan yang ada diantara kita. Please Love"!

Tetapi hingga dua hari berlalu ia masih ragu mengambil langkah harus memulai dari mana, persoalan mereka ibarat benang kusut kalau ia memaksa melepaskan satu sama lain maka kemungkinan terburuk adalah putusnya kedua benang tersebut dan tentunya ia berharap bukan itu yang terjadi dalam hubungan mereka.

Kemudian ia memutuskan ia harus memulai dari Tn. Tony Samuel Sharon. Ben sadar semua akan sia - sia jika Tn. Tony tidak memihak kepadanya, oleh karena itu melalui asistennya Jeremy ia membuat appointment dengan Tn. Tony untuk lusa.

--------@@-------------

"Selamat siang Tn. Tony, terimakasih atas kesediaan Anda bertemu dengan saya!" ucap Ben dengan nada dan intonasi yang diatur sedemikian rupa. Ia sadar sepenuhnya saat ini hal yang sangat berharga dipertaruhkan jika ia salah bersikap maka tidak ada kemungkinan baik bagi masa depannya selain itu sorot mata dan air muka pria yang ada di hadapannya sangat mengintimidasi, ia merasa terjangan degup jantungnya bertalu - talu sehingga ia yang biasanya tidak memiliki kesulitan memimpin segala jenis rapat dalam situasi santai bahkan genting khususnya pada saat ingin memenangkan tender besar menjadi terlihat lunglai karena kharisma yang dipancarkan oleh pemimpin perusahaan terbaik no. 2 di kota Water.

Hehehehe... dengan nada sinis menyambut Ben lalu mulai membuka suara

"Pertemuan ini terlalu lama Tn. Ben Hanayah Bramantyo. seharusnya pertemuan kita terjadi saat putriku tersayang hidup dalam kesunyian dan kegelapan 6 bulan lalu. Tapi apa daya saya selaku orangtua yang mencintai anaknya jika putrinya yang menderita saja memilih untuk melindungi penyebab kesunyian dalam hidupnya, saya memilih untuk menahan bukan karena saya sabar tapi karena memilih untuk menjaga hatinya!" desisnya disertai dengan tatapan yang mampu memecahkan tempurung kepala musuhnya.

Masih segar di ingatan Tn. Tony, situasi putrinya di waktu itu...

"Honey girl, puteri ku, malaikat kecilku, buah cintaku!".

"Tell me what should I do so you smile?"

Tn. Tonny Samuel Sharon, tidak tahan melihat puterinya yang jelita seolah - olah hidup tak bernyawa.

Tatapan mata puterinya kosong

Tidak ada gairah lagi dalam jiwanya

Dia sampai mengutuki, siapapun yang mengakibatkan puterinya terluka sehebat ini.

Bahkan merencanakan akan membunuh, menghancurkan, membinasakan, bahkan menghapus namanya dari muka bumi ini, siapapun orang yang menghancurkan jiwa malaikat kecilnya.

Bahkan saat itu Tn. Tony Samuel Sharon merasa jiwanya ikut terkoyak, merasa berdosa karena tidak mampu melindungi hati gadis kecilnya dan yang lebih menyakitkan adalah ia merasa gagal menjaga amanat isterinya yang sudah meninggalkan mereka berdua. Saat amarah dan kegilaan ingin menguasai hatinya, tiba - tiba gadis kecilnya kembali dan yang membuat ia putus asa adalah permohonan untuk tidak mengganggu hidup dari si penghancur hati anaknya yaitu: Ben Hanayah Bramantyo, bahkan ia dipaksa untuk berjanji!

May: Papah!

Tn. Tonny: Ya, sayang!

May: " Papah tidak boleh membunuh, menghancurkan, membinasakan, menghapus nama siapapun orang yang menghancurkan jiwaku di muka bumi ini!"

May: Papah!

Tn. Tonny: Ya, sayang!

May: "Daddy must promise to keep your little daughter's request!"

Tn. Tonny:" with all my heart my daughter!"

"Hakhhhh! " helaan nafas Tn. Tony Samuel Sharon terdengar sangat keras dan wajahnya memerah terlihat tulang rahang yang bergemelatuk menahan emosi yang ingin menghancurkan pria yang ada dihadapannya.

Mengingat semua kejadian itu Ben merasa tidak kuasa untuk memulai percakapan yang intens dengan Tn. Tony sehingga dalam beberapa waktu ia hanya menunduk dan tak lupa ia menyampaikan "Maaf Tn. Tony, maafkan saya! " Ia sadar tidak ada lagi permohonan penting selain kata "maaf! "

"Ben Hanayah Bramantyo, saya memaafkanmu asal engkau tidak mendekati puteriku lagi. Cukup sudah selama 1 bulan ini kamu bermain - main dengannya jangan pikir karena saya diam, saya tidak tahu menahu apa yang kamu lakukan di belakang saya!"

Ben terkejut mendengar perkataan Tn. Tony, dan ia ingin menjelaskan banyak hal tetapi yang lebih mengejutkan bak petir di siang hari adalah "Ia akan saya jodohkan dengan anak dari relasi saya, dan saya sudah menyelidiki latar belakangnya, karakternya. Saya yakin ia. lebih mampu 100 kali lipat membahagiakan puteri saya daripada kamu?".

"Hallo paman! apakah paman lama menunggu?, maafkan saya karena saya terlambat!" suara itu datang dari belakang ia duduk dan tidak berapa lama ia duduk disebelah Ben.

"Hallo anak muda, tidak jadi soal. Paman juga barusan selesai berbincang dengan Tn. Ben. Oh ya apakah kalian saling mengenal?"

"Oh iya paman, ia pria yang sering saya ceritakan. Apartemen kami bersebelahan, hallo Tn. Ben Anda tidak lupa nama saya bukan 'Roaman Axel Gregory'!" sambil mengulurkan tangannya.

"Tn. Ben saya meminta tolong kepada Anda, tolong jagalah pria muda ini karena dia jauh dari keluarganya hanya saya dan May yang dia miliki di kota Water ini, dan dia adalah pria istimewa di hati puteri saya!" ucap Tn. Tony.

Apa - apaan ini, apakah Tn. Tony sengaja memamerkan pria ini dihadapan saya, apakah beliau sengaja memberitahukan bahwa pria ini yang akan dijodohkan dengan May, dan apakah dengan kata "jaga" bermakna agar saya tidak mengganggu hubungan antara May dengan Roaman.

Tidak , tidak, tidak pikirnya pikiran Ben seketika kosong saat ia melihat begitu dekatnya hubungan Tn. Tony dan Roaman diantara kedua pria sukses itu bahkan menertawakan hal - hal yang tidak normal. Sekilas Roaman mengejek Tn. Tony

"Paman! pergilah ke salon dan warnailah rambut paman yang sudah memutih itu, paman masih gagah dan punya kesempatan untuk mendapat wanita sebagai pendamping paman!" sambil terkekeh - kekeh.

"Tutup mulutmu anak muda kalau May mendengarmu berbicara seperti itu jangan harap ia akan menjamu kita akhir pekan ini dengan makanan istimewanya, bahkan bisa - bisa ia akan menuangkan racun didalam makanan kita dengan senyuman!" balas Tn. Tony.

Keduanya terlihat terbahak - bahak, ia merasa diabaikan bahkan dulu pada saat ia dan May memiliki hubungan yang mesra saat ia melakukan kunjungan, sambutan dari Tn. Tony untuknya tidak pernah sehangat ini, Ben merasa kalah sebelum berperang, saya yakin Roaman adalah pria yang dijodohkan dengan May pikir Ben.

Ia semakin gelisah lalu menyela perbincangan antara kedua pria tersebut, sambil memberanikan diri ia berkata "Tn. Tony dan Tn. Roaman, maafkan saya sampai saat ini saya tidak rela kehilangan May meskipun saya harus bertaruh segala hal dalam diri saya maka saya tetap akan berjuang untuk May!"

Keberanian Ben memancing amarah Tn. Tony yang segera menggeser tempat duduknya dengan keras sehingga mata para pengunjung lainnya memperhatikan keberadaan mereka sesaat ia dengan suara amarah menunjuk ke arah wajah Ben lalu dengan suara menggelegar berkata

"Kau dan dia tidak akan pernah bersatu!"

Lalu ia mulai menekan jantungnya yang seakan perih dan menahan sakit pada bagian dadanya, Roaman dengan gugup langsung menghampiri dan mencari di dalam kantung jas obat untuk Tn. Tony sambil berkata "Paman tahan emosi paman, kasihan jika May harus melihat paman kesakitan seperti ini. Silahkan diminum obatnya paman!" ia mengulurkan obat dan air putih ke arah Tn. Tony.

Sesaat kemudian ia berbisik "Roaman obat termanjur saat ini adalah enyahkan pria ini dari hadapan paman!" perintahnya.

Demi apapun Ben tidak siap menerima penolakan dari Tn. Tony hingga ia berkata

"Tuan maafkan saya, saya tidak akan menyerah kali ini!"

Tiba - tiba ia dipaksa berdiri karena kerah bajunya ditarik dengan kuat oleh tangan Roaman.

"Apakah kebahagianmu lebih utama daripada kebahagian May, saat kamu berhasil meraih May dengan mengorbankan papanya adalah yang utama saat ini? apakah kamu pikir ia akan menerima kamu saat ini kalau dia melihat kamu bahkan mencoba membuat detak jantung papanya berhenti? Pergi kamu dari sini, mulai saat ini sampai seterusnya saya tidak akan membiarkan kamu mendekati keluarga Sharon lagi. Tanggung jawab saya memastikan paman dan May Belinda Sharon bahagia!" teriak Roaman.

"Tidakkkkk, balas Ben. Kamu tidak akan pernah bisa memilikinya. Hanya saya, saya, saya dan saya akan memastikan disetiap helaan dan hembusan nafas bahkan detak jantungnya hanya nama saya Ben Hanayah Bramantyo!" balas Ben.

"Tolong, pergilahh!"

Tiba - tiba kedua pria muda tersebut mendengar perkataan Tn. Tony, Roaman melepaskan cengkeram tangannya lalu berkata kepada Ben, untuk saat ini pergilah Tn. Ben, biarkan paman istirahat bisiknya. Ben pun undur diri, sebelumnya meminta maaf kepada Tn. Tony.

Next chapter