webnovel

36. Pertemuan di lorong

Setelah berita Erlangga Sentosa viral dan bukti - bukti akurat yang tak terbantahkan ditambah dengan beredarnya rekaman potongan - potongan CCTV yang di blur tetapi audio yang begitu jelas dari semua kejadian kejahatan Erlangga Sentosa masuk di media online dan dengan cara yang unik semua berita dan video tersebut anehnya tidak bisa dihapus dari portal elektronik. Semua orang yang dipekerjakan Erlangga Sentoasa membendung berita dan video tersebut tak dapat menandingi kehebatan orang yang ingin menghancurkannya, oleh karena banyaknya lembaga baik perlindungan anak, massa bergerak dengan cepat, menteri pendidikan, hukum dan HAM, pemberdayaan wanita, lembaga keagamaan mendorong penuntasan, penyelidikan kasus viral tersebut hingga membuat aparat kepolisian, pengadilan tidak ada yang berani bertindak main - main semuanya hati - hati hingga dalam waktu yang tergolong singkat Erlangga Sentosa di ketuk palu 47 tahun menikmati hotel prodeo.

Setelah May, dan Roaman mengantarkan Cintya ke penthousenya dan menyerahkan pengawasan kepada kepala pelayan dari rumah ayah angkatnya dan memastikan sebelumnya ia diperiksa oleh dokter pribadi keluarganya maka dengan tenang May dan Roaman meninggalkannya serta memberi pesan, ia tidak perlu hadir segera ke kantor harus memastikan diri dalam kondisi sehat baru boleh hadir di kantor.

Sepanjang perjalanan dari kantor My Production ke penthouse Cintya lalu menuju apartemen Roaman, tidak ada perbincangan yang terdengar di dalam Lexus LS 500 milik May baik antara sopir, Roaman yang duduk disebelahnya, penumpang belakang May dan Cintya semuanya memiliki pemikiran. saat mobil yang mereka tumpangi memasuki parkiran apartemen Roaman.

Sesaat sebelum turun tiba - tiba telapak tangan May digenggam oleh Roaman dan ia berkata sambil berharap "May! maukah kamu menemani tidurku malam ini!?? aku tak ingin sendiri, jangan biarkan aku sendiri malam ini, pikiranku kemana - mana, aku takut malam ini tak bisa tidur dan bermimpi buruk, ucapnya. Baiklah Ro aku akan tidur disini malam ini katanya tanpa berbantahan karena dia ingat malam ini Tn. Tony papanya juga sedang ke luar kota jadi dia tidak perlu ijin dan menceritakan alasan beberapa alasan pada papanya.

Hufffftsss, sekali lagi dengusan nafas keras terdengar dari bibir Roaman, kemudian mereka melangkah keluar dari mobil tersebut.

***********************//

Grek... grek... grek... bunyi roda stroller terdengar menggaung di lorong - lorong apartemen yang berada di kawasan pusat kota Water. Tidak berapa lama kemudian bunyi ting... tong... ting... tong dan ketukan pintu yang tidak sabar mengganggu pemilik apartemen tersebut.

Begitu, pintu terbuka Ben melihat Magdalena mendorong stroller bayi berwarna hitam dan di dalamnya seorang bayi perempuan yang sibuk menggigit buah apel favoritenya. Sesaat Magdalena menundukkan badannya ia meraih tubuh mungil itu menggendong putrinya dan melambaikan tangan kanan bayi tersebut ke arah pria yang berdiri di depan pintu sambil menirukan gaya berbicara anak - anak, Hallo papa, Elis datang papa, hallo papa Elis kangen papa, hallo papa apa kabar? Sesaat Ben berdiri dengan kaku, seolah - olah tidak bisa bernafas lalu ia kehilangan ide untuk menjawab sapaan Elisabeth lewat Magdalena. Kemudian Ben, tertegun mendengar perkataan Elis, Hallo papa, menirukan perkataan mamanya. Setelah beberapa detik, akhirnya ia tersadar, hanya tersenyum simpul, lalu membuka pintu lebih lebar lagi kemudian Magdalena masuk sambil menggoyang - goyangkan tubuh montok putrinya lalu Ben mendorong stroller tersebut dan memasukkan ke dalam serta mengambil tas perlengkapan bayi dan botol - botol susu tersebut dari bagian bawah stroller.

Lalu menempatkan perlengkapan susu di meja makan, tas bayi di meja keluarga. Semua hal yang dilakukannya tidak luput dari perhatian Magdalena dan dari bibirnya terlihat senyuman, karena di awal - awal pertemuan mereka semua hal itu dilakukan oleh Magdalena ataupun susternya, belakangan hari kemudian Magdalena bahkan sudah biasa datang ke apartemen Ben sendiri tanpa suster karena belakangan hari ini, Ben. otomatis merespon apa yang dibutuhkan oleh Magdalena dan itu datang dari inisiatifnya pribadi.

Ben, udah makan? "sudah" tadi bersama klien. Ben, sebentar lagi Elis ulang tahun loh!, Hmm mau dirayakann dong Ben, kasihan Elis selama 5 tahun ini hanya merayakan berdua saja dengan saya. Ben, menyimak perkataan Magdalena dan melihat ada genangan air mata di kelopak mata Magdalena, tiba - tiba Elis memeluk leher Magdalena dan berkata "mama tenapa nanis"?, lalu berbalik ke arah Ben berkata "Papa, tatian mama nanis - nanis"!! Magdalena, menggelengkan kepalanya kasihan mendengar respon putrinya karena ia tidak sadar menahan kesedihan apa yang ia dan putrinya lewati selama ini. Enggak sayang, mama gak nangis kok cuma mata mama ada debu jadi gak sedih kok yah, katanya sambil menciumi dan menggelitik bagian pinggang Elis, lalu disambut dengan tawa dari anak kecil dan mamanya.

Ben menonton semuanya itu dengan senyuman kecil. Magdalena bahagia melihat respon Ben yang walaupun terlihat dingin tetapi sekarang sudah lebih membuka diri untuk ia dan putrinya. Percakapan pembahasan ulang tahun itu berlanjut ke arah tuntutan kapan Ben akan memperkenalkan Elis ke opa dan oma serta Uncle Will Hazael Bramantyo. Sebenarnya percakapan ini akan begitu dinikmati oleh Ben seandainya putri kecil ini adalah anak yang lahir dari kandungan wanita yang dicintainya, kadang kala pikiran itu membuat dia merasa seperti pria yang jahat seolah - olah mengabaikan darah dagingnya. Tapi untuk saat ini, dia bingung apa yang harus dikerjakannya, bagaimana caranya agar putrinya tidak terabaikan, tetapi ia bisa tetap dengan wanitanya. Ia sadar tantangannya semakin berat.

**/Kalian pulanglah, sudah malam ucap Ben, tak berapa lama ia selesai mandi, kamu dengan supir kan? iya, tadi supir nunggu di bawah jawab Magdalena. Padahal ia berharap malam ini ia diijinkan tidur di apartemen Ben,,

Meskipun dalam kondisi tubuh lelah pemandangan itu tidak luput dari bola matanya di dekat pintu terlihat stroller bayi berwarna hitam, lalu terlihat pemilik apartemen itu keluar menggendong tubuh mungil dan mengusap kepalanya dengan tangan penuh kasih, meletakkan bayi tersebut secara perlahan di atas stroller, menyusun tas dan perlengkapan bayi di bagian bawah stroller, pria itu hanya mengenakan celana pendek casual dan tanpa baju dengan rambut yang masih basah disertai tetesan - tetesan air yang belum kering, tak berapa lama kemudian disusul seorang perempuan yang penampilannya menarik meski sudah memiliki anak dan uniknya ia mengenakan kemeja pria tersebut.

Saat May dan Roaman berpapasan di lorong apartemen dengan pasangan yang terlihat seperti keluarga kecil bahagia itu, genggaman tangan Roaman semakin mengencang di telapak tangan May, kemudian untuk memecah keheningan diantara mereka Magdalena menyapa dan berkata Nn. Maya Belinda Sharonkan? sambil tangannya memeluk pinggang Ben, Ben yang tidak sadar terlihat oleh May, tersenyum kikuk, ditambah lagi tangan Magdalena yang memeluk pinggangnya kemudian ia melihat genggaman tangan May dan pria itu. Dia hanya diam, matanya tajam dan fokus melihat May,

May menjawab, Oh... hello Mrs. Bramantyo, sambil tersenyum tanpa memperlihatkan giginya, kemudian ia memindai ke arah stroller, Ben tanpa baju, rambut yang masih basah, lilitan tangan Magdalena di pinggangnya, kemudian dia memuji Magdalena, dengan maksud tertentu.

Oh, Mrs. Bramantyo kemeja yang Anda kenakan terlihat menarik di tubuh Anda!!!, tanpa menunggu jawaban ia melangkah dengan telapak tangan yang tergenggam ke arah apartemen Roaman.

Ben, merasakan ada kekalahan yang besar akan dia dapatkan mendengar perkataan May, ia merasa hatinya teriris ingin rasanya ia memiliki kekuatan super yang dapat mengubah waktu agar kejadian kecil pertemuan di lorong ini, tidak tersaji dihadapan May.

Next chapter