webnovel

27. Semarak dunia mu

Seperti janji Roaman, ia datang ke My Production, menjemput dan mendayagunakan segala falisitas nomor satu untuk May hingga ia bernilai cukup mewah ke club yang ntah ulang tahun bajingan mana lagi di usia hampir 30 tahun masih harus merayakan ulang tahun dengan gemerlap.

Saat Roaman memasuki kantor sore ini, ku perhatikan banyak karyawan wanita yang terpana dan tidak sanggup menolak pesona pria satu ini.

Cintya merengut saat melihat Roaman, berbincang denganku. Sesekali matanya memancarkan kebencian kepada pria yang duduk di balik meja kerja ini.

Roaman, ada apa antara engkau dan Cintya. Kita satu team tidak bisakah kalian berdua menyelesaikan persoalan dengan cara dewasa desisku. Tiba - tiba Roaman memutar kursinya dan menatap Cintya kemudian berbalik kembali melihat ku. Mata ku menangkap air muka Cintya bahkan bertambah murka. Akhirnya ku biarkan saja mereka berdua. Terlalu rumit jika semua persoalan pekerjaan dan mereka ini harus ku tangani. Berharap saja kalau persoalan mereka tidak memengaruhi segala rencana yang sudah dalam tahap menuju sempurna.

Sunshine, bisakah kita segera keluar dari tempat ini. Ruangan ini membuat nafas jadi sesak katanya dengan nada yang cukup keras sehingga Markus dan Cintya pasti mendengar hal ini. Markus hanya santai saja menanggapi perkataan Roaman berbeda dengan Cintya, seolah - olah dia seperti gambaran Xena titisan dewi pahlawan bagi bangsa Yunani. Ingin mematahkan leher Roaman dan membuang kepalanya ke dalam tempat sampah.

Roaman dan May terbahak - bahak.

Saat Roaman menuntun tanganku turun menuju lobby, ku lihat ada Will di sekitar meja Diana. Tiba - tiba Diana melihatku dan bertanya, seriously May kamu akan melanjutkan ini semua?! dan ku balas dengan cepat tentu saja, Diana!? apa yang harus dipertimbangkan.

Ku lihat butiran air mata menetes di pipinya, perkataan tanpa suara yang di keluarkan dari bibirnya "Go to the Hell, I Hate You".

Tiba - tiba membuat amarahku memuncak, lalu aku mendatangi mejanya seperti banteng yang terluka katakan itu kepada Ben Hanayah Bramantyo, desisku.

Setelah dia mendengar perkataanku, ku lihat tubuhnya bergetar lalu menunduk, mataku yang sudah memerah di pandangi oleh Wilson. Dia mengangguk dan berkata May dengan senang hati aku akan menyampaikan perkataan itu kepada Ben Hanayah Bramantyo. Hanya jangan rusak dirimu, jangan jual jiwamu kepada iblis sambil melirik Roaman yang dengan santainya berdiri di pintu kantorku.

Roaman kemudian mendatangi di mana aku berdiri lalu, memeluk serta membisikkan jangan buang waktumu untuk hal - hal yang tidak membuat engkau mencapai segala rencanamu. Roaman menuntunku ke parkiran, membawa ku kesebuah salon yang terlihat di bagian luar sangat sederhana tetapi bagian dalamnya sangat mewah.

Tolong, pesanan atas nama Roaman Axel Gregory lalu menyodorkan kartu kreditnya yang berwarna Gold.

********

Wow, look at this girl who was ugly now like the princess of a kingdom?!!

Setelah, menghabiskan waktu tiga jam. Aku melihat pantulan penampilanku di cermin, aku yakin malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang oleh karena banyak teman Roaman yang akan menerkam.

Maka aku harus menghindar dari pemangsa buas.

Setelah nyanyian happy birthday to you, selesai dinyanyikan. May, sudah ingin kabur dan duduk dimana saja asal tidak di dalam ruangan ini. Ku lihat betapa semangatnya Roaman memandu lagu untuk menghidupkan suasana. Banyak wanita dan pria - pria muda yang turun ke lantai dance dan ikut menggoyangkan tubuh mereka masing - masing mengikuti alunan musik. Semakin malam, maka semakin seronok goyangan beberapa orang. Bahkan ada beberapa pasang yang ku lihat sengaja mengambil tempat jauh di bawah sorot sinar lampu hanya untuk bercumbu dan saling memuaskan nafsu mereka.

Di sofa dekat tempat aku duduk bahkan ku dengar erang - erangan cabul, seorang pria menaik - turunkan pinggulnya memuaskan dahaga si wanita. Aku semakin muak dengan pemandangan ini. Lalu aku minta minuman ke bartender, berharap saat aku minum alkohol itu aku langsung terlelap dan bertemu bunda.

Minuman keras memang tidak tawar untuk tubuhku, oleh karena itu sejak dulu aku tidak pernah mau menyentuh alkohol.

Aku tidak tahu berapa lama, aku sudah larut dalam tidur. Hingga Roaman, mengangkatku ke mobilnya. Di parkiran apartemennya, aku mulai sadar dan menolak untuk dibopongnya melainkan berjalan dengan sempoyongan.

Saat berjalan, aku sibuk bertanya Roaman pria istimewa, kamu tinggal di apartemen nomor berapa?! sambil cekikikan.

Sunshine, jangan berisik sweet heart kamu akan membangunkan semua penghuni apartemen ini serunya.

Ro, apakah kamu tidak tahu bahwa kehadiranmu dalam hidupku seperti terbitnya matahari di pagi hari.

Roaman, tersenyum manis lalu mengecup tangan, kening, pipi dan memeluk tubuhku dengan erat. Aku mencintai mu sunshine,,, Serunya berulang - ulang.

Saya tidak tahu bagaimana kelanjutannya hingga, saat bangun pagi hari aku merasakan kepalaku sakit. Aku melihat Roaman memasak, saat aku mengeluh Ro... apakah kamu punya obat yang membantu supaya otakku ini dapat berfungsi dengan baik.

Roaman terkekeh - kekeh, Sunshine ijinkan aku yang berpikir kamu cukup hanya menikmati kemewahan yang aku tawarkan di tempat tinggalku ini saja jawabnya. Kemudian aku tertawa terbahak - bahak.

Kamu keturunan iblis pemikat Roaman Axel Gregory, tetapi aku tetap mencintai mu.

Aku tahu

Aku tahu

Cintamu tidak akan berkurang, meski kamu akan melihat siapa wajah Roaman Axel Gregory yang sesungguhnya.

Itulah kesialan besar yang harus ku derita seru ku, lalu masuk ke dalam kamar mandi. Menikmati air dingin menusuk tulang dan tubuhku hingga menggigil. Sejenak ku dengar Ketukan di pintu kamar mandi lalu kumatikan shower, keluar dari kamar mandi menggunakan jubah mandi Roaman.

Ayo, sarapan lalu kamu minum panadol supaya kepalamu tidak berat. Ampun darling, kamu minum berapa gelas tadi malam. Ingin ku cincang bartender itu karena sebelumnya sudah ku peringatkan bahwa jangan sampai memberikan minuman alkohol untukmu meski setetes. Dilarang memberi setetes malah ia memberikan bergelas - gelas. Ckkkkk, betapa mudahnya pria beralih ke pada wanita. Bartender itu pasti terpikat dengan kecantikan May sehingga ia lupa dengan peringatanku.

Sementara itu, May sibuk mengkoordinasikan tugas kantor kepada asistennya Markus dan Cintya.

Roaman sepertinya, saya harus tinggal di apartemen mu ini selama beberapa hari lagi!?seru May.

Oh... very happy to hear that jawabnya.

Dasar pria pemikat turunan iblis desisku

dijawab dengan tawa terbahak - bahak.

Next chapter