webnovel

12. is there an opportunity for me

Tangan besar itu tetap memegang telapak tangannya dengan erat, sebenarnya May sudah sadar dari tengah malam dan dia terharu besarnya perhatian Ben dengan tetap hadir di sisinya, meski dalam keadaan tertidur tangannya tetap memegang dengan erat.

Pemandangan ini mengakibatkan air matanya terjatuh kembali tidak dapat dipungkiri mengingat sengala perbuatan manis pria ini menghadirkan sebuah sensani dalam perasaan yang sunyi.

Sekarang ada keharuan dan kelegaan dengan bunga - bunga yang tumbuh berwarna - warni. Kemudian melanjutkan tidurnya, dengan bibir penuh senyuman.

"Morning, May..." sambut Ben sesaat dia melihat kelopak mata May terbuka perlahan.

"Morning, Ben" balas May, bola matanya mengawasi penampilan Ben yang sudah terlihat segar dan bersih, aroma colognenya tercium oleh May.

Ben, menatap mata May dengan intens.

"May makan yah, setelah itu nanti saya minta tolong suster memandikan kamu!"

"Ben. mandi dulu yah lalu makan!",

badanku, lengket rasanya.

"Oke, fine" Ben lalu bergegas keluar mencari suster tak berapa lama kemudian seorang suster masuk ke dalam ruang perawatan May dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Ben dengan sabar duduk di ruang tunggu. Sesaat setelah dia lihat suster keluar ruangan sesudah menyelesaikan tugasnya, ia segera masuk ke dalam.

Ben memberi pujian setinggi langit kepada May, Ohhh... hellow? a princess came to town!

May, tersenyum merekah dan ada kegugupan saat dia sadar mengingat lima tahun ini senyumnya belum pernah sanggup ia bagikan kepada siapapun apalagi seorang pria.

Untuk senyum dan tawa dia bisa lepas hanya kepada sahabatnya saja.

Ia mengernyitkan kening, apakah Ben pria istimewa? sehingga ia layak mendapat hadiah yang dia simpan selama lima tahun ini?

Sesaat Ben tertegun melihat senyuman May, selama beberapa bulan ia mengenal wanita ini, tak sekalipun ia berhasil melihatnya tersenyum. Tapi pagi ini hanya karena pujian kecil, senyum yang sangat ia dambakan dan sebuah hal yang sangat langka terjadi menimbulkan harapan yang baru dalam hati Ben.

Apakah kesunyian itu sudah terhalau dari hatinya? Apakah kehadirannya mampu menggeser kedudukan Leon dalam hatinya? Hati Ben diliputi gairah baru, harapan itu bergemuruh dalam jiwanya seperti ombak bergelombang dalam dan seakan - akan ia lupa untuk bernafas sesaat.

~Maya Belinda Sharon, wanita istimewa yang aku temukan setelah lima tahun ku hidup dalam kesendirian~

***************

Tiga hari Ben menemani May di rumah sakit, sesekali Wilson dan Diana datang menemani dan menghiburnya.

Akhirnya May mengetahui bahwa Diana sudah menceritakan segala hal tentang hidupnya kepada Ben. Perbincangan itu sebenarnya terjadi disebabkan oleh rasa penasaran sahabatnya dengan perubahan besar dalam dirinya.

Sekarang senyuman bukan hal yang mahal dan sulit untuk dikerjakannya bahkan ia mampu tertawa dengan lepas meski ada orang lain disekitar mereka. Diana sangat bahagia dengan perubahan May, Diana sadar perlahan - lahan perhatian Ben mampu menembus kebekuan hati May.

Mereka berdua bahkan bertangis - tangisan untuk hal tersebut.

Sampai menimbulkan kepanikan di wajah Ben saat dia menemukan May dan Diana menangis sambil berpelukan yang akhirnya dia sadar bahwa wanita memang makhluk aneh menangis untuk hal sedih bahkan bahagia.

*****************

Oke pah!

Iya, papa tenang saja!

May pasti jaga kesehatan kok!

Iya pah, makan tepat waktu, kerja tidak terlalu di porsir.!

Besok sore pah, May sudah tiba di rumah! Siap komandan seru May menutup telepon dari papanya yang bertanya berapa hari lagi puterinya dinas ke luar kota?

May merasa lebih mudah berbohong kepada papanya daripada harus menyampaikan kalau dia dirawat inap di rumah sakit.

Ben yang menyaksikan drama May,

terkikik.. kikik...

Dasar, katanya sambil memencet hidung May yang ntah sejak kapan menjadi kebiasaan barunya jika ia gemas dengan tingkah May.

Awas kualat bohong dengan orang tua!

May, tersenyum! lebih aman begitu Ben dari pada papa tahu saat ini puterinya sedang di rawat di rumah sakit.

Takut sakit jantung papa kambuh. Toh juga besok saya sudah bisa pulang kok.

Ben, Terimakasih banyak untuk pertolongan kamu selama saya di rawat.

Saya rasa hari ini kamu sudah bisa masuk kantor kondisi saya sudah lebih baik.

Kasihan perusahaan kamu terbengkalai.

"Kan ada Wilson, May!"

Wilson kan manager Ben, sedangkan pimpinan pengambil keputusan itu kamu?

Serius, tidak apa - apa kalau saya tinggal May? Hari ini sebenarnya jadwalku terbang ke Citra Land. Mungkin bisa sampai empat belas hari disana!

Apa? empat belas hari, serius Ben?

kenapa, May? kok kaget gitu usil Ben.

Dia tahu bahwa wanita ini sudah membuka diri untuknya oleh karena itu dia bertekad sebelum dia terbang ke Citra Land, Ben harus mengungkapkan isi hatinya dan memastikan May menerima Ben sebagai prianya.

Apakah, May akan memberi kesempatan?

Terkadang karena pertanyaan sederhana ini, Ben sulit untuk tenang dan lebih mudah gelisah!!! Ben, merasakan banyak hal yang berubah dalam dirinya sejak mengenal Maya. Ia tidak sadar senyuman menghiasi bibirnya...

Next chapter