2 1. Mati Rasa

—🌸🌸🌸––

"Ketika jiwa memutuskan meninggalkan raga

Hanya hampa

yang dapat terasa"

—PUTRI––

Ponsel Hafiz bergetar saat sedang dalam perjalanan. Di layar Handphone tertera nama Bundanya.

"Assalamualaikum, ada apa Bunda telpon Hafiz?" sambil berusaha fokus melajukan mobil. Ya walaupun ini masih pagi tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, kamu sekarang ada dimana?"

"Ini lagi di jalan Bun, bentar lagi sampai di kantor. Emang ada apa Bun?"

"kamu bisa putar balik ngak? Berkas Ayah kamu ketinggalan dirumah. Bunda ngak bisa ngantarin karena Mobil di pinjam Mang Ujang buat bawa Anaknya kerumah sakit."

"Emang berkasnya sangat penting ya Bun?"

"Pentinglah, karena hari ini Ayah kamu ada rapat sama perusahaan luar. Buruan ya kesini, Bunda tungguloh..."

Hafiz langsung memutar balik dan melajukan mobilnya kencang, "Bagaimana ini bisa-bisa sampai kantornya telat," ujar Hafiz dalam hati. Seharusnya dia bisa menjadi contoh yang baik bagi bawahannya.

"Drttttt...drrtt,"

Tuhan siapa lagi yang telpon pagi-pagi gini. "Grrrttt," Geramnya kesal. Hafiz mencari-cari Handphone nya ternyata sudah terjatuh.

Saat sudah dapat Hafiz langsung terkejut. Kurang dari satu meter di depan mobilnya ada Gadis yang berjalan pelan dengan tatapan kosong. Hafiz langsung menekan Rem mobilnya mendadak, tapi Sayang kecelakaan tak dapat ter'elakkan lagi.

Tubuh gadis itu terpental jauh ke pinggiran jalan. Darah mengucur deras dari tubuhnya. Didalam mobil ini Hafiz hanya bisa diam membisu dengan wajah pucat pasinya.

"Apa yang harus aku lakukan?" Hafiz bingung, dia takut menghadapi kemarahan kedua orang tua gadis itu. Tapi kalau dia tidak menolong, sama saja dia telah membunuh nyawa gadis yang tidak berdosa ini.

Setelah beberapa menit merenungkan apa yang harus dilakukannya. Tiba - tiba terlintas ucapan Ayahnya, "Jadilah lelaki yang bertanggung jawab Nak, jangan pernah lari dari masalah. Yakinnlah setiap masalah pasti punya jalannya masing-masing.maka itu Bangunlah tembok dan atap yang kokoh sehingga kamu bisa mengayomi keluargamu kelak."

Hafiz langsung keluar dari mobilnya. Dia langsung melihat kanan kiri ternyata masih tidak ada motor atau pun mobil yang berlalu lalang di jalan ini. Tanpa pikir panjang Hafiz langsung mengangkat tubuh gadis itu yang sudah di penuhi dengan darah ke dalam mobilnya.

Hafiz hanya berharap semoga gadis ini bisa di selamatkan, karena masa depan gadis ini masih panjang.

*****

Rindu berlari di koridor rumah sakit. Baru saja ia mendapatkan telpon dari Hafiz kalau dia sudah menabrak seorang gadis.

"Bagaimana keadaannya?"

"Dia kritis Bun, luka dikepala dan perutnya sangat parah. Kata Dokter tadi, Gadis itu sedang diambang kematian Bunda...hiks..hikss... Ini semua gara-gara Hafis," sambil memeluk tubuh Bundanya.

Hafiz kacau dengan keadaan seperti ini, tak pernah terbayangkan di benaknya kalau dia hampir saja membunuh anak gadis orang. Dengan wajah cemas serta baju sudah kotor oleh darah gadis itu membuat dia tidak bisa berfikir lagi.

"Sudah nak, semuanya kita serahkan saja kepada Allah. Karena jodoh, maut, rezeki, semuanya sudah diatur sama Allah. Stop, menyalahkan diri kamu sendiri karena itu bukan suatu kesengajaan yang kamu inginkan nak" Orang tua mana yang tak tega melihat anaknya terpuruk seperti ini. "Kamu sudah kasih kabar sama keluarganya belum nak?"

"Belum Bun, Hafiz takut nanti keluarganya marah,"

"Sejak kapan Bunda ngajarin kamu jadi penakut seperti ini! Keluarganya berhak tau Hafiz keadaan anaknya."

"Taap....."

"Sekarang kamu telpon keluarganya atau Bunda sendiri yang akan pergi kerumah keluarganya!"

Hafiz langsung mengambil Handphone gadis itu yang sengaja dia tinggalkan di dalam mobil dengan seluruh perlengkapan sekolahnya.

Dengan tangan gemetar dia mencari nomor keluarganya. Setelah satu menit menunggu akhirnya keluarga nya menganggkat telponnya.

"Kamu kemana aja Putri! Kakak kamu kecelakaan sekarang kamu enak- enakkan sekolah dasar anak ngak tau di untung, buruan kesini awas kalau kamu ngak datang!"

"Maaf buk ini bukan Putri, saya hanya ingin memberitahukan kalau Anak ibu sedang di rumah sakit. Pagi tadi dia juga mengalami kecelakaan,"

"Terus siapa kamu! Kenapa telpon Anak saya ada di kamu?"

"Saya Hafiz buk, sebelumnya saya minta maaf karena saya sudah menabrak anak Ibu. Saya pasti akan bertanggung jawab atas kecerobohan saya,"

"Saya tidak peduli yang penting kamu urus anak itu sampai sembuh. Saya tidak punya waktu untuk merawatnya. Nanti saya suruh pembatu saja untuk membantu mengurus semua keperluannya."

"Tapi buk sekarang yang di butuhkan anak ibu adalah keluarganya. bukan malah pembantu ibu. Tak bisahka ibuk menjenguk keadaannya sebentar?" orang tua macam apa yang sedang bicara kepada dirinya ini. Dari cara dan sikapnya tidak mencerminkan bahwa dia itu seorang ibu yang baik.

"Saya tidak mau membuang waktu hanya untuk mengurus anak yang tidak berguna itu! Kalau dia sadar nanti saya akan langsung datang."

Sebegituh tak diinginkan kah gadis itu, di tengah-tengah keluarga mereka? Apa kesalahannya sehingga keluarganya tak menginginkannya? Ada banyak rahasia yang disembunyikan dibalik wajah sendu dan kakunya itu.

****

Sudah 10 hari Gadis itu tak sadarkan diri akibat benturan keras di kepala serta terganggunya sistem kerja Ginjalnya. Selama itupulah Bunda dan Mbok Surti yang menjaga, Aku juga turut menjaga di sela waktu luang saat tidak ada pekerjaan di kantor.

Gadis itu seperti tidak mau membuka matanya lagi, seakan-akan di dalam dunia bawah sadarnya ada sebuah tempat yang sangat indah. Tempat yang menjanjikan sebuah kebahagiaan, mungkin ini lah yang di inginkan gadis itu selama ini.

Tapi aku tetap berharap semoga dia cepat sadar.

*****

Gadis itu berjalan sendirian di tengah taman, semerbak harum bunga mawar menghiasi tempat ini. Dikanan kiri pohon-pohon besar menjulang tinggi mengelilingi taman. Bunyi burung saling bersahut-sahutan. Serta hilir mudik kupu-kupu dan kumbang menambahkan kesan Asri dari taman ini.

Gadis itu, Putri. Duduk di tengah-tengah taman sendirian, sambil menikmati secangkir Teh dengan senyum yang tak henti merekah indah dari wajahnya. Ya itu senyum kebahagian pertama yang di tunjukkannya hanya di tempat ini.

Tiba-tiba dari arah depan ada cahaya putih yang menyilaukan mata, mengajaknya pergi. Pergi ketempat yang selama ini ia benci, tempat yang tak pernah ingin ia injak kembali. "Tidakk, saya tidak mau pergi ketempat Neraka itu. Saya sudah nyaman disini hiks...hiks...Tolong jangan bawa saya pergi,"

Sangat disayangkan cahaya itu tak mendengarkan Gadis itu. Semakin Gadis itu memberontak maka semakin cepat pula cahaya itu mengantarkannya kembali.

Kembali ke lorong Gelap tanpa cahaya sedikitpun. Tuhan dia butuh cahaya untuk membantunya berjalan di tengah-tengah kegelapan yang menghantuinya.

Samar-samar dia melihat sosok cahaya dengan tubuh tinggi tegap berjalan kearahnya. "Tapi tunggu kenapa aku tidak bisa melihat wajahnya! Siapakah pria itu? Ahh, yang pasti aku sangat butuh pertolongannya," ya dia tidak mungkin terjebak di tempat ini terus menerus.

Gadis itu tersentak saat melihat tangannya di pegang erat oleh lelaki itu. Lelaki itu berjalan menuntunnya pulang kedunia yang membuatnya seakan mati rasa.

💦💦💦💦💦

Jadikan Al - Qur'an sebagai bacaan utamanya..

💦💦💦💦💦

avataravatar